R.E Part 3

197 7 0
                                    

"makin lengket aja," ujar Harris yang menatap dua insan yang tengah lari mengelilingi lapangan dengan canda tawa mereka.

"ya nama nya juga sahabatan," sahut Gara.

"terserah!"

Harris itu termasuk orang yang tidak suka dengan kedekatan Brian dan Echa, alasan nya karena selama ini yang Brian fokus kan hanya Echa bukan mereka teman-teman nya. Contoh nya saja kemarin, Brian bahkan tidak duduk satu meja dengan teman-teman nya dan justru malah memilih untuk duduk satu meja berdua dengan Echa, Brian juga seolah tidak peduli dengan keberadaan teman-teman nya.

"jangan jutek gitu. gue yakin Brian punya alasan kenapa gak di kenalin ke kita," ujar Gara dengan nada tenang.

"ya ya ya.." lagi, respon Harris tetap tidak peduli.

Razi menatap dua insan tersebut dengan tatapan yang sulit di artikan. Selama ia hidup dan selama itu pula ia mengenal Brian namun ketika gadis itu datang Brian menjadi tidak se-peduli yang dulu atau lebih tepat nya Brian lebih memilih gadis itu ketimbang diri nya yang notabene-nya adalah sahabat kecil Brian.

"lagi pula Brian juga masih care sama kita walau jarang," suara Gara menyadarkan Razi untuk tidak berfikir buruk atas sahabat nya itu karena mau bagaimana pun juga Brian pernah menjadi salah satu nya orang yang membantu Razi untuk bangkit di kala keterpurukan.

"kantin, mau?" tawar Razi yang mendapat anggukan dari dua sahabat nya.

Setelah sampai di kantin, mereka langsung memesan minuman yang menyegarkan tanpa memperdulikan mereka yang tengah berlatih di lapangan sana. Salah satu keuntungan mereka adalah mereka bisa beristirahat kapan saja karena mereka juga telah banyak membanggakan club basket sekolah mereka jadi mereka bebas mau bagaimana pun, sebenarnya hal ini juga di dapatkan oleh Brian namun sayang nya cowok itu hari ini membuat ulah yang mengharuskan ia harus menjalani hukuman yang sebenarnya bukan untuk dirinya.

Tak lama datang Brian dengan keringat yang mengalir dari wajah hingga ke leher, cowok itu menuju stan Budhe untuk mengambil dua aqua dingin. Entah setan apa yang merasuki dirinya, cowok itu memilih untuk menghampiri ketiga sahabat nya itu.

"hei, enak ya santai disini." sindir Brian yang cuma bercanda kepada mereka yang tengah bersantai.

"eh datang lo? tumben," ucap Gara.

Brian sendiri tau maksud dari yang Gara ucapkan dan kemudian ia menghela napas nya, "iya, harus seneng dong."

"lo gak datang juga gue udah seneng, gak perlu repot." sahut Harris dengan nada ketus nya.

Cowok yang sedari diam itu memilih untuk membuka suara nya, "lagi emosi anak nya, diemin aja."

Gelak tawa dari Brian terdengar, "ya ampun Ris, lo cemburu gue care sama Depi?"

"apaan? gak jelas,"

"oh oke oke.. lo cemburu atau emang gak suka? kalo lo cemburu gue mundur nih tapi kalo gak suka gue lanjut," goda Brian, akhirnya membuat Harris yang awal nya memasang wajah jutek kini sedang menatap datar diri nya.

"haha.." lagi, gelak tawa dari Brian terdengar hingga seantreo kantin.

"udah lah, gue cabut." pamit Brian kepada mereka.

"tunggu!"

Brian berbalik menatap Razi dengan tatapan bertanya, "gue mau jujur, tadi gue liat dia di pinggir jalan tapi gue lagi gak bisa berhenti jadi gue tinggal. ya seharusnya gue berhenti dan kasih nebengan buat dia tapi--"

Lawan bicara Razi menepuk pundak cowok itu, "gue lebih suka lo biarin dia dari pada lo bawa dia,"

"kenapa?" tanya Razi dengan alis sebelah terangkat.

"karena gue cemburu kalau lo sama dia," setelah mengatakan itu, Brian pergi begitu saja dan Razi berusaha mencerna perkataan Brian barusan hingga ia sadar bahwa Brian memiliki rasa lebih dari seorang sahabat terhadap cewek itu dan seharusnya Razi sadar hal itu sejak lama.

~•RaziEcha•~

"lama banget Yan?" protes Echa.

"iya iya sori tadi gue duduk dulu kali, capek." ujar Brian jujur walau tidak bilang bahwa tadi ia duduk dengan teman-teman nya.

"yaudah mana? haus nihh,"

"ini," ucap Brian sambil memberikan sebotol aqua untuk Echa.

Glek.

Glek.

Glek.

"hahh... gila capek banget anjas!"

"lagian, di suruh balik ke rumah gue gak mau." ucap Brian sambil menyingkirkan beberapa helaian rambut yang menutupi wajah Echa yang penuh dengan keringat.

"ya kan gue niat nya gak mau ngerepotin lo, dugong!"

"lebih ganteng gue dari dugong,"

"terserah!"

kenapa lo lucu banget sih Dep? gue jadi gak pengen kehilangan lo kan, batin Brian.

"eh Yan, lo gak ikutan balap gitu-gitu lagi kan?" tanya Echa yang mulai serius menatap mata Brian.

"balap gitu-gitu gimana?"

"ihh itu lohh yang itu tuh trek trek kan di jalanan itu loh, balap liar apa sih nama nya?" ujar Echa yang kesal karena lupa dengan apa sebutan dari balap-balap itu.

"iya balap liar, kenapa?" tanya Brian dengan nada tenang dan lembut nya.

"gak ikutan lagi kan lo?"

Sempat diam sebentar membuat Echa yakin bahwa cowok di depan nya ini tengah menyusun kalimat bohong, "heh jawab!"

"gak. kayak nya.." jawab Brian, nada suara nya memelan saat di akhir.

"kok kayak nya sih?! lo tuh udah gue bilang ya Yan, jangan gitu lagi. untung nya buat lo apa hm? gak ada kan? yang ada bahaya buat keselamatan lo,"

Kalau sudah seperti ini Brian hanya bisa diam sampai Echa mulai tenang kembali.

"gue gak mau loh ya nanti lo kenapa-kenapa. pokonya gak, gue gak mau Yan! ingat itu, ya awas aja kalau lo muncul didepan gue dengan luka-luka terus darah-darah, gue benci lo saat itu juga!"

"iya gue janji gak bakal muncul di depan lo dengan keadaan yang kayak gitu," jawab Brian.

"janji loh ya?!"

"iya sayang,"

"ih apa sih kok sayang? gaje banget deh,"

"gak boleh emang?"

"gak lah! kan kita gak pacaran,"

"oh jadi harus pacaran ya?"

"iya!"

"yaudah. ayo pacaran,"

"eh?"

"eh nya gue anggap iya. yaudah ayo, tuh si Andra udah gak enak gitu liat nya." lalu Brian pun menarik lengan Echa dan membawa gadis itu berkumpul dengan tim basket putri nya.

setidak nya gue udah jadiin lo milik gue, Dep. Batin Brian.

tbc.

brian bnyk membatin ya guys😂 jd ngakak gw wktu buat crita nya. eh btw jgn lupa vote dan comment yaa:') semoga lu semua suka sm crita gw ehehe.

salam si penyebar typo:*

kjexeonjk

RaziEchaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang