R.E Part 5

162 8 0
                                    

"hei cantik, tumben diam aja?" tanya Brian kepada Echa yang sejak tadi hanya diam sambil menatap kosong lembaran di depan nya.

"kenapa?" tanya Brian untuk yang kedua kali nya dan kali ini lebih serius.

"gak!" merasa tidak nyaman di pandangi terus, Echa pun membuang muka ke arah samping tepatnya jendela.

"bilang Dep," titah Brian kali ini dengan nada dingin, artinya ia benar-benar penasaran.

"gak papa, Yan. apa banget deh!" ucap Echa yang masih menatap ke arah luar jendela.

"kalau gak papa tatap mata gue," suruh Brian dan Echa pun menurut, gadis itu memutar kepala nya menjadi menghadap Brian sepenuh nya.

"apa hm?" tanya Echa dengan alis sebelah terangkat.

"nanti malam lo sibuk?"

"hm.." gadis bernama Echa itu terlihat sedang berpikir namun tak lama kemudian, "gak. free nih, kenapa?"

Senyuman di bibir Brian pun tercetak dengan jelas, "oke, lo nanti malam siap-siap ya? gue jemput jam delapan," setelah berkata seperti itu Brian pun langsung keluar kelas meninggalkan Echa yang masih kelihatan bingung.

"dia ngajak gue jalan atau.." netra nya melirik sebentar kearah pintu kelas nya, "gak mungkin kan kencan?" ujar nya pada diri sendiri.

Tak lama bel pun berbunyi menandakan bahwa jam istirahat telah habis. Echa memgeluarkan buku paket untuk pelajaran Bahasa Indonesia dan setelah itu Pak Guru yang mengajar sudah berdiri di depan kelas lalu ketua kelas menyiapkan anak-anak nya.

"stand up please!"

Semua anak murid berdiri tegak tanpa terkecuali lalu suara sang ketua kelas kembali terdengar, "greet to our teacher!"

"Assalamu'alaikum warahmatullah hiwabarakatuh,"

Kemudian Pak Dendi yang menjadi Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia itu menjawab, "Wa'alaikumsallam warahmatullah hiwabarakatuh,"

"sit down please!"

Seluruh anak murid di persilahkan untuk duduk kembali. Echa sedari tadi risih karena Brian belum juga kembali ke kelas, membuat teman-teman Echa yang satu kelas dengan nya berbisik-bisik tentang diri nya.

Iyan kemana sih, batin Echa.

Di sisi lain ternyata Brian tengah nongkrong di warung yang menjadi tempat anak-anak bolos, WAGE nama nya. Kenapa Wage? karena Wa untuk Warung dan Ge untuk singkatan nama sekolah mereka. Walau Ag. terkenal karena kepintaran anak murid nya namun bukan hal mustahil apa bila ada satu atau dua orang yang bandel.

"tumben gak masuk lo, mau belajar jadi bandel?" tanya Fathar, senior yang paling di segani karena muka sangar nya.

"gak. lagi males aja," jawab Brian jujur.

"halah! ntar cewek lo nyariin," ucap Algi, teman satu geng nya Fathar.

ohiya Depi, bisa-bisa nya gue tinggalin dia. Batin Brian.

"kabar kalau lo jadian sama dia itu bener?" tanya Fathar namun netra cowok itu tidak menatap manik mata Brian.

Brian mengangguk, "iya,"

Cowok bernama Fathar tersebut melempar tatapan terkejut nya saat beradu pandang dengan Brian, "serius lo?" tanya Fathar untuk yang kedua kali nya.

"ck, kapan gue gak serius?" tanya Brian. Benar memang, Brian selalu serius dengan kata-kata nya.

"gak nyangka aja," ujar Fathar setelah Brian bertanya.

"alasan. lo suka dia?" tembak Brian yang sepertinya tepat sasaran, buktinya Fathar tampak membeku.

RaziEchaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang