Jika beberapa buku novel bertemakan teenlit acap kali menorehkan kalimat persuasif seperti 'Teman-teman, percayalah bahwa Tuhan tak pernah tidur' itu artinya sang penulis sedang mengikrarkan kebenaran. Memang banyak orang tak terikat pada suatu keyakinan, tapi bukan berarti mereka meragukan akan eksistensi sang Pencipta alam semesta, 'kan?
Well, jawabannya bisa 'ya', namun bisa pula merupakan 'tidak'. Lagi, semua tergantung pada kepercayaan serta pengetahuan mereka masing-masing.
Namun, bukan soal mereka-yang-tak-percaya-akan-adanya-teori-penciptaan-alam-semesta yang akan menjadi titik pusat perhatian kita pada saat ini. Tapi tentang janji Tuhan, yang sudah tertulis dalam kitab-Nya, yang tak kenal kata ingkar.
• 𝒎𝒂𝒖𝒔𝒄𝒉𝒆𝒏 •
“You okay?” tanya Jinyoung, lembut.
Jihoon menekan belah bibirnya kuat-kuat, lalu menggeleng. “Aku takut.”
• 𝒎𝒂𝒖𝒔𝒄𝒉𝒆𝒏 •
“Oke fine,”
Jihoon melirik sebentar ke arah kiri saat kedua orang tuanya bersama Jimin dan juga Woojin tengah melangkah berdampingan. Woojin memberi isyarat pada ketiganya untuk membawa pihak keluarga Jihoon ke ruangan khusus yang sudah dipersiapkan untuk acara briefing, Jihoon mengangguk dan mempersilakan. Membuat sang Mama dan sang Papa turut tersenyum melihat putera mereka yang luar biasa tampan hari ini.
Mau tak mau, sepertinya Jihoon memang harus menyuarakan kegelisahannya. Rasanya sesak, jika ditanggung seorang diri seperti ini. Tho Daehwi and Hyungseob can do nothing to solves all the fears he hold, setidaknya Jihoon sudah mengeluarkannya.
“Pas kita berdua kabur itu, kita sama sekali nggak ada masalah apapun. Gue seneng, dia juga seneng. Bener-bener nggak ada sesuatu yang aneh atau bikin gue curiga, sampe akhirnya semalem, diaㅡ”
Jihoon melepas salah satu kancing jasnya, saat hatinya mendadak terasa ngilu kala mengingat ucapan Guanlin di telfon semalam.
“Dia nelfon gue, and i thought the phone call will going well as usual, but guess what... i was wrong.” ucapan Jihoon jelas membuat Daehwi dan Hyungseob sama-sama membulatkan sepasang mata mereka, sambil menebak-nebak apa yang dikatakan oleh sahabat mereka itu sampai Jihoon bisa menjadi gelisah seperti ini.
“Did heㅡ ” Hyungseob pun tak mampu menahan rasa penasarannya, ia keceplosan bertanya namun Jihoon lebih dulu menjawabnya dengan anggukan ribut.
“He asked me to broke up instead.”
.
.
.
.
.Hello guise!!! Akhirnya aku mutusin untuk membuat book 2 dari Mauschen!!! Catatannya adalah :
The plot line might be different from the book I, kayak bisa aja nggak akan ada Qian dan Juan dan juga Jungwoo, tapi malah sebaliknya. Tapi... Bisa juga tetep ada si triple lho.
Kan di bonus chapter kemarin kalian udah dapet momen dimana Guanlin dan Jihoon udah menikah bahkan udah ada si kembar, dan di cerita book I nya itu end-nya adalah saat Guanlin ngelamar Jihoon, kan? Nah, di book II ini akan diawali dengan hari pernikahan mereka, serta gimana sih jalannya kehidupan rumah tangga keduanya...
Friendly reminder, aku adalah angsty person. 80% Mauschen Book II akan tetap di jalan ANGST hehehe.
Ready for chapter 1?
YES???????????
or
NO???????????
KAMU SEDANG MEMBACA
Mäuschen; GuanHoon✔
Fanfiction✔ BOOK I : COMPLETED + EPILOGUE + EXTRA + BONUS CHAPTER ✔ BOOK II : ON GOING IN THIS BOOK [slightangst; bxb; GuanHoon/Panwink] [a trio pocaris; au] [bahasa] • Lai Guanlin • Park Jihoon • Bae Jinyoung another casts you can find in each chapters. #...