Jika beberapa buku novel bertemakan teenlit acap kali menorehkan kalimat persuasif seperti 'Teman-teman, percayalah bahwa Tuhan tak pernah tidur' itu artinya sang penulis sedang mengikrarkan kebenaran. Memang banyak orang tak terikat pada suatu keyakinan, tapi bukan berarti mereka meragukan akan eksistensi sang Pencipta alam semesta, 'kan?
Well, jawabannya bisa 'ya', namun bisa pula merupakan 'tidak'. Lagi, semua tergantung pada kepercayaan serta pengetahuan mereka masing-masing.
Namun, bukan soal mereka-yang-tak-percaya-akan-adanya-teori-penciptaan-alam-semesta yang akan menjadi titik pusat perhatian kita pada saat ini. Tapi tentang janji Tuhan, yang sudah tertulis dalam kitab-Nya, yang tak kenal kata ingkar.
ㅡOoOㅡ
Detik demi detik berlalu seiring hectic-nya aktifitas yang tengah terjadi di dalam sebuah ruang ganti. Suara kicauan burung-burung gereja sudah tak lagi terdengar, kini detak perputaran jarum jam lah yang menjadi pelengkap acara lari sini lari sana yang sudah berlangsung kurang lebih selama tiga jam.
Semua orang seolah sedang dikejar waktu. Padahal, pemberkatan pernikahan baru akan dimulai pada pukul dua siang, yang artinya masih ada sisa waktu sekitar enam jam untuk mempersiapkan semuanya. Well, persiapan yang dimaksud adalah penampilanㅡ make up, bagi semua orang yang berkepentingan dalam acara pernikahan, termasuk kedua mempelai.
Sebenarnya, semua persiapan sudah bisa dibilang matang karena kedua belah pihak keluarga selalu mengusahakan yang terbaik. Bahkan, mereka sengaja mempersiapkan lebih dari 8 MUA yang siap untuk mempercantik dan mempertampan semua umat yang akan menjadi saksi hidup diucapkannya janji sehidup semati dari belah bibir Guanlin.
Lai Guanlin, sang calon mempelai pria, tampak seperti seseorang yang tengah kehilangan nyawanya. Sepasang mata tegasnya terbuka sempurna, deru nafasnya bahkan masih terdengarㅡ karena ia menghembuskannya terlalu keras, namun tatapannya seolah kosong.
Guanlin bahkan tetap terdiam saat salah seorang make up artist memoleskan wajah putihnya dengan taburan bedak, dengan ulasan lipbalm yang berfungsi untuk membuat bibir sintalnya tetap lembab, dengan ukiran arsir yang mulai memperindah sepasang alisnya, Guanlin sama sekali tak bergeming.
Bahkan ketika sang MUA meminta pendapatnya pun, Guanlin sama sekali tak memberikan jawaban.
Ck, Lai Guanlin. Nyawa dan tubuhnya seperti sedang berada pada dua kutub yang berseberangan, alias tidak bersatu.
"...ㅡ Guanlin?"
Sampai ucapan panjang lebar yang keluar dari mulut Bunda-nya pun seolah tak mampu menembus telinga Guanlin. Bunda yang cukup haus setelah menyuarakan nasihatnya yang ternyata membuahkan kesia-siaan pun mulai berdiri dari posisi duduknya, dan melangkah menuju meja rias dimana tim wedding organizer sudah menyiapkan beberapa botol air mineral di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mäuschen; GuanHoon✔
Fanfiction✔ BOOK I : COMPLETED + EPILOGUE + EXTRA + BONUS CHAPTER ✔ BOOK II : ON GOING IN THIS BOOK [slightangst; bxb; GuanHoon/Panwink] [a trio pocaris; au] [bahasa] • Lai Guanlin • Park Jihoon • Bae Jinyoung another casts you can find in each chapters. #...