8

1K 118 8
                                    


Taehyung Alvino Bramasta

Gue kadang gak mengerti sama diri gue sendiri, sering gue merasa jadi manusia yang paling baik dimuka bumi ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gue kadang gak mengerti sama diri gue sendiri, sering gue merasa jadi manusia yang paling baik dimuka bumi ini. Manusia yang memperjuangkan keadilan tapi mendengar cerita dari kekasih gue, perempuan yang paling gue cintai untuk saat ini.

Cerita-ceritanya tentang kejahatan saudara tirinya membuat gue benci banget. Apalagi orang yang suka nyiksa saudara sendiri, sebagai makluk yang dilahirkan secara tunggal dan bersimpati, hati gue merasa sakit melihatnya. Sana itu nama cewek gue, gue pacaran sama dia udah hampir satu tahun setelah dia PDKT sama gue hampir 4 tahunan lebih.

Menikah dengan seseorang yang tidak terduga membuat gue yang selama ini penurut ingin memberontak tapi apa daya hati yang lembut selembut es krim wall.

Gue benci dengan sifatnya yang sombong, rasanya ingin selalu mencaci maki apalagi mengingat Sana yang menceritakannya dengan tersedu-sedu membuat hati ini tidak tega.

Gue pengin bersikap lebih tegas tapi Joy, istri gue sekarang bahkan gue enggan menyebutkan namanya. Sebut saja sayang eh maksud gue "si J", gue akui dia cukup menarik tapi hati ini bukan buat dia.

Rasanya ingin sekali memukul si J tapi apadaya gue yang terlalu baik sehingga tidak tega, niatnya ingin membuat dia kesal tapi diri ini yang merasa kesal dengan ketidak berdayaan.

"Taehyung, kita damai aja deh. Lo bebas pacaran sama Sana tapi jangan mengusik gue. Kita urusin urusan masing –masing dan hidup tanpa bacot dirumah, lo bisa anggap gue gak ada" ucap seorang perempuan yang membuat gue merasa emosi.

"Gak usah mentang-mentang kemarin gue nurut ya, lo bisa atur-atur gue" ucap gue

"Udah pergi, ganggu nonton bola" usir gue

"Gue hantu gak kelihatan" ucapnya

Dasar perempuan tidak tahu diri, dikasih hati minta ginjal. Sebenarnya hari ini gue ada rencana jalan-jalan sama Sana mumpung weekend tapi Sana yang sibuk bersama dengan teman-temannya dan sebagai kekasih yang baik tentu gue gak membatasai pergaulan Sana.

"Lo gak pergi sama Sana?"

"Dia jalan sama teman-temannya"

"Lo gak ikut, selingkuh nangis darah lo"

"Sana cewek baik-baik-baik, gak kaya elo "

"gue? Kenapa? Cantik ya" ucap Joy

"Oh btw, lo gak kenalin gue sama jimin?" lanjut Joy

"Jimin terlalu baik buat lo"

"Kalau diperhatikan Jimin itu cakep juga ya, wajahnya cakep gak kaya elo amit-amit"

"Cih, lo lihat dari mana Jimin cakep. Bantet gitu, lihat baik-baik cakep gue" ucap Gue tanpa sadar memegang kedua wajahnya agar memperhatikan lebih detail.

"Cantikan gue apa Sana" Gue yang sadar mendorong jidat Joy menjauh

"Lo gak bisa dibandingan Sama dia" jelas gue membuat Joy terdiam mungkin sadar diri.

10 menit

20 menit

Krik krik

"Ajak gue ngomong dong" ucap gue yang tidak menyukai keheningan 

"Taehyung gue tahu lo itu bukan orang yang jahat tapi terpaksa menjadi jahat"

"Makanya cepet bilang sama kakek buat cerai sama gue"

"Gue mau tanya pendapat lo"

"lanjutkan"

"Seandainya lo hidup sebatang kara tanpa ada yang memihak ke elo dan orang-orang terdekat lo mengatakan hal-hal yang mencoreng nama baik dan sekuat apapun lo lawan karena lo sendirian jadi merasa sia-sia dan menyerah. Membiarkan semua terjadi seperti air yang mengalir, bahkan saat lo nangis hanya ditemani cicak-cicak didinding dan saat lo membuka lembaran baru sekarang sudah sukses mereka mengatakan bukan hasil usaha sendiri"

Ekspresi yang ditunjukan Joy saat ini berbeda dengan biasanya, seperti ada sebuah luka dimatanya. Sesuatu yang ingin disampaikan tapi tidak bisa.

"Kalau gue, masa bodoh dengan itu" ucap gue seolah tidak peduli, gue merasa jika didekat Joy menjadi orang yang munafik.

"Jawaban yang bagus, lagipula ngapain juga ngurusi urusan orang lain. Urusan sendiri juga banyak" ucapnya yang terlihat senyuman yang dipaksakan dan kenapa gue gak suka.

"Semua orang punya masalah masing-masing, kadang kita mikir masalah kita sangat berat karena orang lain tidak merasakan tapi siapa yang tahu kalau orang lain itu mempunyai masalah sendiri" ucap gue

"gue gak nyangka mulut nyiran kaya lo bisa juga ceramah" ucap Joy

"Joy kenapa lo jahat banget sama Sana? Apa salah dia?" tanya gue

"Kalaupun gue jelasin lo gak akan percaya juga, jadi buang waktu" ucap Joy tersenyum lalu meninggalkan gue bersama televisi yang menyala.

"Apa gue cari tahu sendiri aja ya" monolog gue

Gue penasaran, kalau diperhatikan Joy bukan seorang yang terlihat jahat tapi tidak tahu juga. Mempercayai seseorang yang baru sangatlah sulit dan gue bisa bertahan untuk saat ini juga karena kakek.

Sebenarnya gue kenal Joy dan termasuk akrab saat kecil. Perempuan dengan senyuman yang indah membuat orang-orang disekitarnya ingin tersenyum.

Perbincangan dengan Joy dan cerita Joy yang sedikit ambigu membuat gue berpikir tatapan terluka dan terbelenggu , apa selama ini gue salah menilai Joy. lagipula kalau dipikir kakek tidak mungkin menjodohkan gue sama perempuan yang tidak baik.

Tapi jika semua tidak benar, kenapa Sana berkata begitu tapi tidak mungkinkan Sana berbohong pada dirinya. Sana seperti perempuan yang polos atau jangan-jangan tadi adalah trik Joy untuk mendapatkan simpatinya.

"bodo ah pusing" monolog gue



tbc

Relationshit / Joy🤚🤚🤚🤚Where stories live. Discover now