11

530 127 15
                                    


"kakek ingin kalian berdua menemani kakek yang tua renta ini untuk tinggal bersama" ucap kakeknya Taehyung menatap cucu dan menantunya.

"Kalian tidak akan membiarkan orangtua ini hidup tua dalam kesepiankan, bagaimana kalau kakek mati sendirian sehingga tidak ada orang yang tahu" ucapnya dengan nada sendu

"Kakek jangan bilang begitu, kakek akan berumur panjang dan melihat anak kami" ucap Taehyung mengenggam tangan kakeknya, Taehyung tidak suka jika kakeknya membicarakan tentang kematian.

"Maka dari itu tinggal bersama dengan kakek ya" ucap kakeknya Taehyung, Joy menatap Taehyung lelaki itu terasa berbeda terasa begitu lembut dihadapan kakeknya.

"nak Joy, tinggal bersama kakeknya dengan Taehyung juga. Kakek mohon"

Joy bingung dirinya menatap Taehyung sedangkan Taehyung yang ditatap mengalihkan pandangannya kearah lain, dirinya juga bingung.

"baiklah kami akan tinggal bersama kakek" ucap Joy merasa kasian pasti rasanya menyedihkan tinggal sendirian tanpa keluarga meski banyak pelayan pasti rasanya berbeda.

"Terimakasih nak, kamu memang perempuan yang baik tidak salah aku menikahkanmu dengan Taehyung, kamu pasti beruntung ya nak" ucap kakeknya Taehyung mengusap bahu cucunya sambil tersenyum.

Kakeknya Taehyung sengaja agar mereka tinggal bersamanya, agar dirinya lebih mudah memantau hubungan mereka berdua dan dirinya juga mendapatkan informasi kalau Taehyung sering pergi dengan mantan kekasihnya.

Sebagai kakeknya dirinya ingin Taehyung menjadi lelaki yang setia dan bertanggungjawab dengan istrinya, Joy sudah cukup menderita dan kini saatnya perempuan yang menjadi istri cucu kesayangannya mendapatkan kebahagiaan.

Ibu Joy dulu adalah sahabat baik ibu Taehyung sejak kecil sering bermain bersama dan dirinya sudah menganggap ibunya Joy adalah anak kandungannya. Meninggalnya ibunya Joy menimbulkan tanda tanya besar, orang setangguh itu tidak mungkin bunuh diri dan dirinya menyelidiki semuanya untuk menepati janjinya dengan anaknya.

Baginya janji adalah sesuatu yang harus ditepati meski orangnya telah tiada tapi janji tetap janji, satu persatu janjinya sudah terpenuhi termasuk menikahkan Taehyung dengan Joy.

Dan pada saatnya dirinya akan menceritakan kepada Joy secepatkanya karena dirinya sadar waktunyapun makin lama makin berkurang.

.

.

Taehyung duduk berdua dengan kakeknya, ekspresi kakeknya sangat serius.

"kakek tahu, kamu belum mencintai Joy dan berpura-pura dihadapan kakek" ucap kakeknya Taehyung, membuat Taehyung kaget.

"tidak kek, aku mencintainya" ucap Taehyung

"lalu ini apa?" ucap kakeknya Taehyung dengan suara lirih tapi menusuk meletakan foto-foto ponselnya yang berisi foto-foto Taehyung dengan Sana.

"ini salah paham, Sana sekretarisku"

"Pecat dia"

"tidak kek, aku tidak bisa memecat dia"

"karena kamu mencintainya, sungguh malang sekali nasip orang tua renta ini, kakek juga tidak sanggup membayangkan jika dialam baka bertemu dengan ibunya Joy. kakek telah terlambat menemukan Joy dan kini kamu" ucap kakeknya Taehyung terhenti menatap cucunya dengan sendu

"kakek jangan bicara begitu, Taehyung akan memecatnya. Kakek jangan berpikir macam-macam, kakek akan berumur panjang" ucap Taehyung merasa sangat bersalah.

"ini permintaan kakek sebelum kakek meninggal, jaga Joy dan bahagiakan dia" ucap kakeknya Taehyung.

"Kenapa kamu diam, kamu berjanjikan untuk orang tua renta yang akan meninggal ini"

"aku janji kek, jadi kakek jangan membicarakan kematian lagi" ucap Taehyung berdiri lalu mendekat kakeknya dan memeluk kakeknya.

"Taehyung sayang kakek, jangan bilang kematian. Taehyung mohon"

"Semua yang hidup akan mati" ucap kakek Taehyung dengan nada lembut.

Kakek Taehyung adalah orang yang keras tapi sangat menyayangi keluarganya.

.

.

"Jimin jangan mengangguku, atau aku bilang Taehyung untuk memecatmu. Aku ini calon nyonya besar" ucap Sana sombong

"Okey calon nyonya besar yang gagal, saya kemari ingin memberikan surat ini dari bapak Taehyung yang terhormat mohon dibaca tapi sebelumnya kontrol emosi dulu, bye" ucap Jimin lalu meninggalkan Sana yang tersenyum.

Saya tersenyum, Taehyung pasti memberi dirinya ATM lagi. lelaki yang polos dan lugu dan bodoh sekaligus tambang uangnya.

"kira-kira berapa jumlahnya yang dirinya berikan padaku" ucap Sana tersenyum membuka amplop putih.

"ah apa isinya jangan-jangan mengajakku berkencan dan berisi tiket berjalan-jalan mengunakan kapal pesial" Monolog Sana bahagia.

"SURAT PEMBERHENTIAN SECARA TERHORMAT SEBAGAI SEKRETARIS a.n Emilia Sana Prisesia"

"ini apa?" ucap sana

"Tidak mungkin Taehyung memecatku" Sana berjalan menuju ruangan Taehyung yang kosong, dirinya mencari jimin tapi Jimin juga tidak ada.

Sana mengambil ponselnya berusaha menelpon Taehyung tapi tidak diangkat.

"ini pasti prank, Taehyung pasti akan memberi kejutan kepadaku" ucap Sana menenangkan diri.

"Atau Taehyung akan menikahiku sehingga berpura-pura memecatkan" monolog Sana tersenyum lalu kembali keruanganya lalu menghias kukunya yang tertunda.

.

.

.

"bagaimana kamu sudah memberikan kepada Sana" tanya Taehyung

"sudah bos" ucap Jimin tersenyum, akhirnya nenek lampir itu akan pergi tidak ada yang mengomel-ngomeli dirinya lagi.

Taehyung merasa bersalah tapi bagaimana lagi dirinya tidak ingin melawan kakeknya sehingga membuat kakeknya serangan jantung. Dirinya tidak belum siap kehilangan kakeknya.

Relationshit / Joy🤚🤚🤚🤚Where stories live. Discover now