Tiga

18 4 0
                                    

Instagram: iyepepratiwi

Sellin berjalan menuju lapangan yang mengarah ke kelasnya dengan rasa yang amat bahagia, sudah seminggu ini ia kembali satu sekolah dengan pangeran paginya. Ia berjalan dengan sesekali nya menggoyangkan tubuh Mamat yang sedari tadi berjalan beriringan dengannya.

Mamat yang diperlakukan seperti itu pun mulai jengkel.

"Lin kalo lo terus kayak gini gue kempit di ketek gue jangan salahin gue loh ya!"

"Wah bodo amat ya Mamat! Yang penting Ellin senang! Makanya Mamat cari cewek dong, supaya bikin hari-hari Mamat tambah menyenangkan"

"Gue udah seneng kok kalo terus-terusan sama lo Lin" ucap Mamat

"Selain Ellin! Titik! Ellin kan udah punya Adan" tolak Sellin.

Melihat Mamat yang sudah berubah menjadi diam seolah-olah bosan mendengar nama Syahdan, Sellin pun mengalihkan nya lewat aksinya yang kembali menggoyangkan tubuh Mamat.

Karena kesal Mamat pun langsung membopong tubuh gadis itu bak sebuah karung beras.

Arghhh

"Mamat! Rok gue!"

Sellin terus memberontak, setelah melewati satu cowok yang sedari tadi mungkin sudah melihatnya bersama Mamat. Sellin terus memukuli pundak Mamat, hingga ia pun berhasil turun dari tubuh Mamat.

Tanpa memikirkan Mamat, Sellin berlari menghampiri orang itu. Syahdan.

"Adan!"

"Adan jangan salah paham dulu ya sama Mamat! Ellin tuh udah anggep Mamat kayak kakak Ellin sendiri, percaya deh!"

"Adan lagi baca apa sih?"

"Boleh Ellin temenin kan?"

"Gak nyangka ya kita bisa satu sekolah lagi"

"Ellin seneng tau bisa liat Adan lagi"

Syahdan menghela berat karena gadis ini terus-terusan mengganggu dirinya yang sedang sibuk membaca. Kemudian menatap tajam Sellin.

"Nyesel gue pindah ke sini!" Balasnya singkat, kemudian pergi meninggalkan Sellin.

Tak mau menyerah, Sellin pun terus mengekori Syahdan, kemanapun pria itu berjalan. Dengan percaya dirinya, Sellin sambil senyum-senyum sendiri karena berjalan beriringan oleh pria itu, ya walaupun Syahdan hanya fokus kepada buku yang di dibacanya.

Kalau bisa dihitung, sudah hampir sepuluh putaran mungkin kalau Sellin memutari lapangan sekolah ini. Ia masih saja Kokoh dengan pendiriannya. Sesekali ia mengusap keringatnya karena capek mengikuti Syahdan yang berjalan tak tau arah.

"Adan? Ellin capek!" Rengek Sellin

"Capek?" Tanya Syahdan sambil berhenti dari perjalanannya. Sellin pun mengangguk manja "gak usah ikutin gue lagi makanya!".

Ia kira pria ini akan mengajak nya ke kantin untuk istirahat, ternyata tidak.

Asti yang melihat Sellin seperti nya sedang kecapean pun segera menghampirinya.

StubbornTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang