Tujuh

55 19 6
                                    

Instagram: iyepepratiwi

Sellin menatap pantulan dirinya dari cermin yang ada dihadapannya. Kemudian ia memoleskan lipbalm di bibirnya agar tidak terlihat pucat.

"Gue harus terlihat cantik hari ini!" Ucapnya setelah memoles lipbalm itu lalu tangannya mengambil ponsel yang berada diatas meja riasnya. Sellin membuka aplikasi WhatsApp kemudian ia mulai mengetikkan sesuatu disana.

Sellin:

Mamat jdi jmput
ellin kn?

Beberapa detik kemudian pesannya pun dibalas.

Mamattt:

Sorry banget Lin,
motor gue lagi kurang angin.
Lo berangkat naik angkot aja ya.
See you

Melihat balasan dari Mamat, gadis itu mengerucutkan bibirnya. Sirna sudah wajah cerianya kalau pagi ini ia harus menaiki angkot.

"Aishh..." Decak Sellin. Gadis itu pun pergi dengan wajah yang ditekuk dan tas ransel yang bergelantung di pundaknya.

"Sayang sarapan dulu" ucap Ike dari arah meja makan.

"Nggak mah" tolak Sellin.

"Nanti Ellin telat"

"Ellin berangkat ya mah pah" pamit Sellin setelah menyalami kedua orangtuanya.

"Dan lo pangeran kodok, hari ini gak usah kirim bekal ke sekolah gue! Gue mau diet, understand!" Perintah Sellin kepada Andra yang tengah mengunyah sepotong roti ditangannya. Andra yang melihat kakak nya seperti itu pun mengangkat bahunya seolah-olah ia tak perduli dengan itu semua.

"Oke Ellin berangkat dulay! Assalamualaikum semuanya" pamit Sellin keluar dari rumahnya.

⚫⚫⚫

Pengap, sumpek, bau, ingin sekali rasanya Sellin mengeluarkan cairan yang ada di dalam perutnya. Hari ini memang sangat menyedihkan bagi dirinya. Naik angkot yang penumpangnya cukup dibilang banyak. Abang angkotnya laku dapet penumpang banyak.

Bang angkot kayaknya bahagia diatas penderitaan Ellin nih! -batin Sellin.

Kalau aja novel ini bukan dari Adan, pasti udah Ellin jadiin kipas sedari tadi -lanjutnya sambil menatap sendu satu buku yang ada di genggamannya.

Sellin melihat benda yang melingkar dipergelangan tangannya. Masih cukup pagi, dan sepertinya jauh dari kata telat untuk ia datang ke sekolahnya, itupun kalau jalanan ini tidak macet. Tapi nyatanya Realita tak sesuai ekspektasi. Dilihat dari arah depan sana berbagai macam merk mobil tengah menunggu jalanan ini lancar tak macet. Sellin melirik lagi benda ditangannya. Kini ia kuat dengan tekadnya.

"YAALLAH ELLIN GAK KUAT!!!" Frustasi Sellin dengan suara lantangnya membuat semua penumpang pun melihat dirinya.

Sellin menyeringai lebar berusaha menahan rasa malunya.

"Bang Ellin mau turun! Ellin gak kuat sama bermacam macam bau yang ada di dalam angkot Abang!"

Sellin keluar dari dalam angkot dan merogoh saku bajunya untuk mengambil selembar kertas yang akan ia berikan kepada Abang angkotnya.

"Abang besok-besok kasih AC dong angkotnya, supaya penumpang nya betah!" ketus Sellin setelah memberikan selembar kertas kepada Abang angkot itu.

StubbornTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang