Enam

14 3 0
                                    

Instagram: iyepepratiwi

Syahdan sangat risih, karena gadis yang ada dihadapannya ini terus saja secara terang-terangan menatap dirinya. Kalau saja ia tak mendengarkan perkataan kakak nya itu untuk mengganti novel yang telah ia rebut dari gadis ini, pasti sekarang ia tak sedang bersama gadis ini.

"Gue gak suka diliatin kayak gitu Lin" kesal dengan Sellin.

"Maafin mata Ellin ya Adan" ucap Sellin tak ada dosa.

"Nih!" Ucap Syahdan, menyerahkan satu buah buku.

Mata Sellin terpaku melihat sebuah pemberian dari Syahdan. Novel favoritnya. Sellin mengumpat dalam hati, ia tak bisa menahan rasa bahagianya ini.

Tetapi ia ingin sekali mencoba terlihat tak perduli di depan pria itu.

"Apa itu Adan?" Tanya Sellin dengan berusaha menahan degupan jantung yang semakin tak bisa ia kontrol.

"Ini novel favorit lo kan!" Balas Syahdan memastikan. Syahdan merasa bahwa tubuhnya tiba-tiba saja menghangat, ia merasa canggung untuk memberikan ini.

"Iya Ellin tau, tap.. tapi untuk apa?" Tanya Sellin sekali lagi, sok tak mengerti dengan maksud itu semua. Jelas-jelas pria itu mau memberikannya kepadanya.

"Gue mau ganti soal novel yang kemarin!"

Sellin tersenyum kearah Syahdan.

"Adan telat!" Ucap Sellin singkat.

"Kemarin Mamat udah membelikan novel itu buat Ellin" bohong Sellin.

"Ellin juga udah baca setengah dari chapter yang ada di novel itu"

Syahdan menatap novel yang ada di hadapannya, berusaha menyembunyikan rasa kecewanya, karena pengakuan dari Sellin.

"Oh Yaudah!"

"Gak jadi gue beli deh" Syahdan tersenyum kecil kearah Sellin. Ia bingung perasaan apa ini, yang ingin membuat nya terus bersikap manis terhadap gadis gila didepannya. Syahdan tebak pasti gadis itu sudah memikirkan hal-hal yang berlebihan menyangkut dirinya.

Syahdan berdiri lalu pergi meninggalkan Sellin yang masih duduk manis di bangkunya. Ia menuju kasir. Menatap novel itu. Miris dan memalukan.

Melihat itu, ingin sekali Sellin memukul pria itu. Tak ada usaha sama sekali. Padahal jika Syahdan berusaha memaksa Sellin untuk menerima novel darinya. Sudah pasti Sellin dengan sigap menerima itu. Tapi apa! Pria itu malah ingin mengembalikannya. Menyebalkan memang.

Sellin segera menyusul Syahdan.

"Mbak" panggil Sellin kepada mbak-mbak kasir.

"Siniin novel yang barusan dikembalikan sama cowok ini" pinta Sellin.

Syahdan bingung, kenapa tiba-tiba saja Sellin ingin mengambil novel itu kembali.

Sellin sangat senang karena kini novel itu berada di tangannya. Lalu tanpa menunggu, ia mengajak Syahdan untuk duduk kembali.

"Maafin Ellin ya Adan"

"Adan jangan marah ya sama Ellin!"

StubbornTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang