Chapter 17

8.9K 629 50
                                    

Chapter 17 : Jawaban

Chapter 17 : Jawaban

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.

Cuaca terlihat bagus hari ini. Sebuah mobil melewati jalanan kota, menembus angin sejuk dan udara tanpa polusi. Ya, seperti yang di janjikan oleh Sasuke, hari ini ia membawa Sakura ke rumah orangtua nya. Mereka berdua sampai di kediaman Haruno dengan waktu sekitar 07:05 pagi.

"Yaampun, Sakura! Kau datang?" Suara Mebuki memekik tak percaya setelah membuka pintu dan mendapati putrinya bersama sang menantu. Ia segera memeluk Sakura erat sambil tersenyum senang.

"Aku merindukan Mama." Sakura membalas pelukan Mebuki sambil memejamkan matanya, ia tersenyum tipis melihat sang Ibu yang terlihat bahagia saat melihatnya.

Kini giliran Sasuke yang di peluk pelan oleh Mebuki. Setelah cukup, wanita paruh baya itu melepaskan pelukannya sambil tersenyum lebar. "Kenapa kalian tidak mengabariku kalau mau datang? Aku bisa membuat kue terlebih dahulu,"

"Haha, tidak perlu, Ma. Lagipula aku dan Sasuke hanya sebentar di sini." Sakura terkekeh ringan.

"Kalian tidak menginap?"

"Tidak, Bibi. Kami kesini ingin menjenguk keadaan Bibi dan Paman, sekalian membawa oleh-oleh." Sasuke menyerahkan tiga paperbag yang entah apa isinya. Pria itu tersenyum tipis, "Sakura sedari kemarin sangat ingin datang kesini."

"Wah, terimakasih, Sasuke. Kau meluangkan waktumu untuk datang kesini bersama Sakura, aku sangat berterima kasih!"

"Ah, ya. Tidak masalah. Hari ini hari libur jadi aku punya banyak waktu,"

Mebuki tersenyum, "kalian terlihat bahagia. Apa hubungan kalian baik-baik saja?"

"Tentu saja. Kenapa Mama menanyakan hal itu?" Sakura mengernyit,

"Ah, karena di pertemuan pertama kalian, kau terlihat tidak menyukai perjodohan ini. Kupikir membutuhkan waktu yang lama untukmu terbiasa hidup bersama Sasuke, ternyata tidak." Mebuki tertawa sambil mempersilahkan Sasuke dan Sakura untuk duduk di sofa ruang tamu, "Mama berani bertaruh, Sasuke memperlakukanmu dengan sangat baik, 'kan?" Goda Mebuki.

Pipi Sakura terasa memanas sekarang. Perkataan Mebuki memang benar adanya. Entah kenapa sekarang ia tak mempermasalahkan lagi soal perjodohan sepihak yang di lakukan Sasuke. Toh semua ini sudah terjadi, apa yang bisa Sakura lakukan selain menerimanya? Jujur saja, Sakura memang belum memiliki perasaan untuk Sasuke, tapi ia sudah merasa terbiasa dan nyaman bersama pria yang sekarang berstatus menjadi suaminya itu.

Yah, walau belakangan ini hubungan mereka memang hampir renggang akibat beberapa masalah, namun sepertinya Sasuke bisa mengatasinya dengan baik. Pria itu bersikap lembut dan mulai bisa mengontrol emosinya.

Dan juga, soal sifat dan sikap Sasuke, Sakura merasa terbiasa dengan semua itu. Sifat Sasuke tak jauh dari kata posesif dan over protektif, sedangkan sikapnya berubah-ubah. Saat marah, Sasuke mudah berteriak dan membentak- satu hal yang tidak Sakura sukai. Wajah pria itu benar-benar menyeramkan. Tatapannya sanggup membuat nyali Sakura menciut, apalagi saat mendengar suaranya- seperti serigala yang mendesis marah. Sedangkan saat mood Sasuke baik, ia memperlakukan Sakura sangat lembut, seolah gadis itu adalah barang antik yang berharga.

My Husband is PossessiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang