Dangerous Outside (2)

1.1K 105 7
                                    

Junmyeon merasakan ponselnya bergetar di sakunya. Dia akan mengabaikannya jika dia tidak melihat ponsel Baekhyun dan Kyungsoo sama sama berdering. Baekhyun memandangi I.D. penelpon di layar ponselnya "Chanyeol". Dia melangkah mundur dari podium dan menunjukkannya pada Kyungsoo. Kyungsoo ikut menunjukkan ponselnya padanya, yang menelponnya adalah Jongin. Yang lain tahu mereka ada di sini untuk press confrence. Mereka tidak akan menelepon jika itu tidak penting.

Hyunkyun menutup teleponnya setelah berbicara dengan Yixing dan naik ke podium, "Maaf semuanya, saya akan menjawab pertanyaan lain yang Anda miliki. Suho dan anak-anak lain sangat diperlukan di dalam sekarang." Junmyeon mengeluarkan ponselnya sendiri dan melihat panggilan tidak terjawab dari Yixing.

"Ayo pergi!" Baekhyun bahkan tidak melirik wartawan. Dia menarik Junmyeon dan bergegas mengejar Kyungsoo, yang langsung melesat begitu manajer naik ke podium.

"Apa yang sedang terjadi?" Junmyeon mengerutkan kening, "Apakah ada sesuatu yang terjadi pada Jongdae?"

"Aku tahu sebanyak yang kamu tahu, hyung!" Baekhyun mulai berlari.
.
.
Kyungsoo menerobos pintu kamar Jongdae. "Apa yang terjadi? Apa Jongdae baik baik saja?"

Jantung Jongdae berdetak kencang ketika Kyungsoo menerobos masuk ke dalam ruangan. Dia tidak bisa menahan rasa takut yang dia rasakan bahkan setelah semua yang dia baca dan dengar. Dia merasa bersalah karena merasa seperti ini. Kyungsoo adalah temannya. Dia tersentak ketika Junmyeon dan Baekhyun datang berlari, terengah-engah.

"Apa yang terjadi?" Mereka bergema.

"Jongdae?" Junmyeon melihat ekspresi takut dan khawatir. Dia menghela nafas panjang, "Apakah kamu tahu betapa sulitnya bagi kami bertiga untuk menjauh?" Air mata mengalir di pipinya saat melihat temannya, terlihat lebih baik tetapi masih bukan dirinya sendiri.

Pengelihatan Jongdae mengabur karna air mata. Napasnya tercekat ketika dia memikirkan tentang apa yang dialami saudara-saudaranya. Dia benci berada jauh dari mereka selama promosi solonya. Dia tidak bisa membayangkan tidak berada di sana ketika mereka sangat membutuhkannya. Pasti itu siksaan bagi mereka selama seminggu terakhir, "Mianhe." Dia menangis.

Junmyeon naik ke tempat tidur dan menarik Jongdae ke pelukannya, menutup matanya dengan lega karena akhirnya bisa memberikan kenyamanan kepada temannya. Baekhyun dan Kyungsoo duduk di tempat tidur, sehati hati mungkin agar tak melukai tubuh jongdae yang memang sudah terluka. "Kenapa kamu begitu jahat? Bagaimana kamu bisa mengusir kami seperti itu?" Suara Baekhyun tertahan.

"Kamu seharusnya berbicara dengan kami, bukan menjauhi kami." Kyungsoo meremas kakinya.
Jantung Jongdae bertambah cepat ketika suara mereka mengembalikan kata-kata yang didengarnya selama penculikannya. Dia pikir dia bisa mengatasinya tetapi dia tidak bisa menghalangi kata-kata kejam itu datang kembali. Tangannya naik ke telinganya, membenci dirinya sendiri karena tidak cukup kuat untuk membungkam suara-suara di kepalanya, "Mianhe ..." Dia terus mengulangi permintaan maafnya.

Junmyeon melepas pelukannya, mengerutkan kening saat merasakan Jongdae gemetar. Dia menoleh ke Minseok, tahu dia bisa memberitahunya apa yang sedang terjadi. Minseok mengabaikannya untuk saat ini karena mata Jongdae kosong lagi. "Yixing, Chanyeol." Dia mengangguk agar mereka menjaga Jongdae dan kemudian memberi isyarat pada ketiga bocah itu untuk berbicara di dekat jendela, jauh dari Jongdae.

Jongin dan Sehun duduk di tempat tidur agar lebih dekat dengan Jongdae.

Junmyeon berada di ujung tali. Dia merasa seperti karet yang ditarik ke titik dimana itu siap untuk putus. "Tolong beritahu kami semuanya. Aku sudah selesai dalam kondisi berada dalam kegelapan." Menghela nafas, butuh seluruh kendalinya untuk tidak berteriak.

"Duduk." Minseok menunjuk ke sofa. Tiga anak laki-laki itu duduk, siap menerima jawaban.

"Jangan menahan diri, hyung." Ucap Baekhyun.

"Kami tidak bermaksud membuat kalian berada dalam kegelapan." Minseok mengatakan kepada mereka, "Kami tidak tahu apa-apa sampai pagi ini."

"Katakan saja. Jangan membuat pikiran kami semakin gila, hyung." Kyungsoo mulai gelisah sekarang.

Minseok menghela nafas dan mengangguk, "Untuk suatu alasan, Jongdae mengira kalian ada di sana. Kalian adalah bagian dari penculikannya."

Dari semua skenario yang melintas di benak mereka, itu bukan salah satunya. Apa yang bisa mereka katakan tentang itu sekarang?

TBC
.
.
Huaaa aku lagi bingung sama pusing liat keadaan Indonesia kayak gini disaat EXO mau ke Indonesia, satu sisi jengkel sama kelakuan mereka yang gapake otak yang malah bikin orang yang ga bersalah kerja extra, menahan diri buat ga buka puasa dan saur bareng keluarga. Sisi yang lain jadi ketakutan karna sabtu harus ke Jakarta juga, takut belum kondusif:(
Maaf jadi curhat ya..

Karna udah mau baca curhatan aku, nih aku kasih pic Jongdae yang cetarr

Lucky #Wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang