What happend (Again)?

1K 96 9
                                    

Baekhyun berpikir hubungannya dengan Jongdae sudah baik baik saja sampai pada saat Jongdae bangun dari mimpi buruk ketika member lainnya, kecuali ia dan Kyungsoo, sedang keluar makan malam. Jongdae bergegas turun dari sofa dan meringkuk disamping pintu kaca, yang mengarah ke balkon. Kyungsoo merasa sedikit lega karna kaki Jongdae terluka, Jika dia bisa berjalan, dia akan berada di luar di balkon daripada di ruangan yang sama dengan ia dan Baekhyun. Dia tidak mendekati Jongdae, tetapi membiarkan Baekhyun menanganinya. Jongdae tidak perlu dua orang yang sangat ia takuti mengerubunginya disaat bersamaan.

"Jongdae." Baekhyun memanggil dengan lembut. Hatinya sakit melihat mata Jongdae kehilangan fokus seperti itu, seperti mati-matian berusaha menemukan jalan keluar untuk pergi ke tempat yang aman. "Jongdae, ini aku. Baekhyun."

Alih-alih merasa terhibur dengan nama itu, Jongdae makin menjauh darinya, "Ka-kau mengirimnya." Dia berbisik, "Kamu mengirimnya untuk memberiku pelajaran." Mata Jongdae menerawang jauh ketika dia mengulangi kata-kata wanita gila itu.

Baekhyun membeku seketika karena terkejut. Setiap hari, mereka akan belajar sesuatu yang baru tentang tragedi penculikan Jongdae. Air mata mengalir dari mata Baekhyun ketika dia memikirkan Jongdae kehilangan harapan selama tiga hari itu karena wanita itu membuatnya berpikir bahwa saudara saudaranya adalah dalang di balik itu semua.

Kyungsoo menatap Baekhyun dan melihat rasa sakit di sana. Dia menggelengkan kepala untuk menetralkan pikirannya. Mengapa ini terjadi pada mereka? "Jongdae, lihat Baekhyun dan katakan padaku bahwa kamu percaya dia pelakunua." Dia menuntut saudaranya. Ketika Jongdae tidak menjawab, dia berbicara lebih keras dan lebih keras, "Lihatlah dia!"

Jongdae tersentak mendengar teriakan itu, tangannya naik ke telinganya tetapi melakukan apa yang diperintahkan kepadanya. Dia menatap langsung ke mata Baekhyun dan melihat apa yang dimaksud Kyungsoo; rasa sakit, kesedihan, keputusasaan ... Jongdae keluar dari mimpi buruknya dan perlahan merangkak mendekati Baekhyun, "Mianhae, hyung." Dia berbisik ketika dia menyelipkan dirinya ke lengan Baekhyun, melingkarkan lengannya di pinggang Baekhyun, "Mianhae. Aku tahu itu tidak benar."

Napas Baekhyun tertahan, memeluk saudara beagle nya erat-erat. Dia mencoba untuk tetap bernafas tenang bahkan ketika dia sedang berusaha keras mengendalikan amarahnya. Dia tahu Jongdae sedang dalam kondisi yang baik untuk melihat kemarahannya karena dia tidak cukup baik untuk membedakan antara kemarahan yang diarahkan padanya dan kemarahan pada situasi. "Kamu tidak perlu meminta maaf padaku."

Kyungsoo berlutut di depan Jongdae. Dia bisa melihat kedua ekspresi hyungnya. Satu marah, yang lain merasa bersalah. Kedua ekspresi itu asing di wajah mereka dan Kyungsoo benci melihatnya. Dia meletakkan tangannya ke pipi Jongdae dan tangannya yang lain menekan bahu Baekhyun, "Jangan khawatir tentang kita, Jongdae. Kami bisa menangani ini. Kau melakukan yang terbaik untuk mengendalikan rasa takutmu yang tidak rasional terhadap kami berdua. Kami akan bersabar dan menunggu sampai rasa takutmu hilang. Kamu harus ingat bahwa itu bukan kesalahanmu."

Jongdae menutup matanya dan mendengarkan detak jantung Baekhyun yang tenang. Dia merasa aman. Saudara-saudaranya melindunginya, merawatnya ...

..mencintainya.

Wanita itu berbohong. Jongdae tahu itu.

Baekhyun tersenyum ketika merasakan Jongdae menjadi lebih berat di dadanya. Dia tertidur. "Terima kasih, Kyungsoo."

Kyungsoo mengangguk, "Kita bisa melewati ini bersama."

.
.

Malam itu, Baekhyun dan Kyungsoo tinggal bersama Jongdae di kamarnya. Mereka tidur di lantai karena Minseok menolak untuk tidur di kamar siapa pun. Di tengah malam, gemerisik dari tempat tidur Jongdae membangunkan Baekhyun. Dia dengan hati-hati bangkit, tidak ingin membangunkan yang lain. Dia menyalakan lampu samping dan duduk di tempat tidur Jongdae. Jongdae terlihat gelisah dalam tidurnya, alisnya berkerut. Baekhyun mengerutkan kening saat dia menekankan punggung tangannya ke dahi Jongdae. "Ah ... Jongdae, apa kau mencoba membuat kita khawatir lagi." Dia bermonolog mengatakan demam dengan kata lain.

Jongdae membuka matanya saat merasakan jari-jari dingin menyentuh kulitnya. Mata lelahnya terfokus pada orang di tempat tidur, "Baekhyun?" Kemudian mendesis pada dengungan kuat di telinganya. Tangannya yang tidak cedera naik ke telinganya. Bukan hanya gatal sekarang; itu sakit. Teramat sakit.

"Jongdae, ada apa?" Baekhyun membantu Jongdae duduk, "Kamu kenapa ..." Dia berhenti ketika dia melihat Jongdae mengerutkan kening padanya, "Ada apa?"

Jongdae bingung, "Bisakah kamu berbicara lebih keras? Aku tidak bisa ..." Dia membeku. Ada yang salah.

"Jongdae!" Baekhyun memanggil lebih keras, membangunkan Minseok dan Kyungsoo.

Jongdae menggosok telinganya lebih keras. Dia tidak bisa mendengar apa pun karna dengungan itu. Itu membuatnya frustrasi dan takut. Dia tidak bisa mendengar teman-temannya. Jongdae memukul telinganya dengan keras.

Baekhyun meraih pergelangan tangannya, "Jangan lakukan itu. Kau masih mengalami gegar otak."

Jongdae mulai gemetaran. Dia bisa melihat bahwa Baekhyun sedang berbicara tetapi dia tidak bisa mendengar sepatah kata pun. "Baekhyun, apa yang terjadi?" Minseok duduk di sebelah Jongdae. Dia mengerutkan kening ketika Jongdae memeluk Minseok, satu tangan mencengkeram bajunya. "Dia gemetaran."

Baekhyun mengangguk, "Dan dia demam."

"Aku akan memanggil dokter." Kyungsoo meninggalkan ruangan untuk menelepon dan membawa Junmyeon ke kamar mereka.

Baekhyun meraih dan meletakkan tangan di bahu Jongdae, "Katakan apa yang salah Jongdae?" Getaran badan temannya tidak berkurang.

Jongdae mengencangkan lengannya di sekitar Minseok, "Aku tidak bisa mendengar apa pun." Dia berbisik. Dia tidak tahu apakah dia berbicara atau tidak karena dia tidak bisa mendengar suaranya sendiri.

Minseok mengerutkan kening dan menatap Baekhyun, terkejut, "Dia tidak bisa mendengar?"

Baekhyun menghela nafas, "Apa yang terjadi?"

Dering di telinga Jongdae semakin keras dan rasa sakit yang sangat tajam makin membuat kepala Jongdae bagai terbelah, "Ah!" Dia merasakan ruangan mulai berputar.

"Jongdae!" Minseok mengguncangkan Jongdae kembali. Kepala Jongdae terkulai ketika dia mulai kehilangan kesadarannya.

"Jongdae." Baekhyun memegang kepala Jongdae dengan tangannya, menepuk nepuk pipinya, "Jongdae!" Mata Jongdae berputar kembali saat tubuhnya lemas.

Minseok menariknya kembali jongdae ke arahnya, "Kapan mimpi buruk ini akan berakhir ?!" Dia menggeram sambil memegang Jongdae dengan protektif.

Baekhyun menggosok matanya, kelelahan karena stres yang ia alami minggu ini, "Aku tidak tahu berapa banyak lagi hal yang akan terjadi." Dia berbisik, lalu meletakkan tangan di pipi Jongdae. Apa pun yang dia lalui, dia tahu Jongdae mengalami hal yang lebih buruk, "Tapi aku akan menanggung semuanya, sampai kamu pulih."

.
.
TBC
Apalagi yang menimpa jongdae? Kapankah penderitaanya akan berakhir?
.
.
Hai hai.... akhirnya aku up lagi walau singkat hehe😊
BTW apa kabar nih Baekhyun stan? Udah siap menyambut albumnya yang udah ketauan bakal ada 2 versi?

Jangan lupa voment ya guys💕

Lucky #Wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang