Tiga hari pun berlalu, dan sang raja pun menepati perkataannya.
Pagi-pagi sekali Basupati dijemput oleh Kresna dari kediamannya. Bahkan Basupati sendiri belum bangun ketika Kresna datang.
"Basupati!" seru Kasurip menepuk Basupati. Tetapi Basupati tetap saja tertidur pulas. Bahkan liurnya masih mengalir dengan derasnya.
Astaga, anak ini! Kasurip berseru dalam hati. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya, dalam hati ia bertanya-tanya siapakah gerangan yang menurunkan tabiat malas bangun pagi kepada Basupati.
"Basupati! Ada orang mencarimu!" seru Kasurip, kali ini ia meninggikan suaranya. Namun Basupati masih belum mau meninggalkan alam mimpinya, bahkan ia malah menyeringai kepada Kasurip, entah apa maksudnya.
"Sepertinya anakmu masih belum ingin bangun," tiba-tiba sebuah suara berujar. Sontak Kasurip terkejut mendengarnya. Bulu romanya berdiri, ia membalikan badannya. Rupanya Kresna sudah berdiri tepat di belakangnya.
"Ah, Tuan," ujar Kasurip terbata. "Beribu ampun, Tuan. Sepertinya anak saya --"
"Jika Tuan mengizinkan, izinkanlah aku membangunkannya," ujar Kresna datar.
"Ah, tentu saja, silakan."
Kresna pun melangkah ke depan, kini ia berdiri benar-benar persis di pinggir kasur tempat Basupati tertidur. Kresna pun memandangnya datar, dalam hati ia sangat menyayangkan sikap anak muda itu.
"Ehem," Kresna berdeham.
"Bangunlah, anak muda!" ujar Kresna dengan suaranya yang menggelegar. Namun Basupati tetap saja tertidur pulas, ia tidak menghiraukan suara Kresna.
Kresna pun hilang kesabarannya. Baru kali ini ia bertemu dengan orang yang sulit bangun tidur seperti Basupati. Lantas ia menarik napasnya dalam-dalam, lalu ia hembuskan sekencang mungkin.
"BASUPATI, BANGUN!" kali ini Kresna tidak mengatur lagi kekencangan suaranya. Ia meninggikan suaranya, sehingga suaranya selantang mungkin. Basupati terjengkang. Ia terbangun dari tidurnya.
"IYA AYAHANDA, AMPUN! AKU AKAN BANGUN!" Sesaat Basupati terkumpul kesadarannya. Lalu ia pun kebingungan. Mengapa tiba-tiba ada Kresna di kamarnya? Ini aneh sekali!
"Tu-Tuan?" Basupati terkejut. "Apa yang Tuan lakukan di kamarku?"
"Tentu membangunkanmu, anak muda," balas Kresna. "Apalagi memangnya?"
"Tapi ini masih pagi buta, Tuan! Matahari saja belum terbit!"
"Kata siapa matahari belum terbit, Basupati? Bukalah jendelamu!"
Basupati pun segera membuka jendelanya. Ia menatap tidak percaya. Rupanya matahari sudah benar-benar terbit, meskipun ia masih sejajar dengan garis cakrawala.
"Tetapi, Tuan," ujar Basupati lagi. "Kiranya memang ini belum waktunya hamba bangun dari tidur hamba, Tuan. Sebab matahari masih tepat berada di cakrawala, biasanya hamba akan bangun jika matahari sudah di atas cakrawala."
"Siang hari pun matahari sudah di atas cakrawala, Basupati," balas Kresna. "Tidaklah baik kau bangun di siang hari, kecuali kau ingin tuahmu dipatok oleh ayam."
Medengarnya Basupati memikirkan perkataan Kresna. Benar juga, pikirnya. Perkataan Kresna memanglah benar dan tidak salah sama sekali.
"Mengapa melamun?" ujar Kresna. "Cepatlah bangun dan ikuti aku! Ah, lebih baik kau bersihkan dirimu dahulu. Kau ingin menghadap raja, bukan?"
Mendengarnya Basupati segera bangun dari tempar tidurnya. Ia pun segera ke belakang, menuju tempat untuk membasuh diri. Tentu ia tidak ingin terlihat seperti orang yang benar-benar bangun tidur, oleh karenanya ia sangat memperhatikan penampilannya kali ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Babad Basupati: Petualangan Pertama
Ficción GeneralJikalau engkau berjalan menuju timur nusa, masuklah kedalam hutan-hutan jati nan rimbun. Jikalau engkau beruntung, dan roh leluhur merestui kalian, mereka akan menuntun engkau, sembari menceritakan sebuah kisah... Kisah legenda yang telah terlupakan...