Bagian 1 : Gadis yang Kuat.

8.9K 229 1
                                    

'Untuk semua rasa sakit yang mereka berikan dan untuk sahabat ku yang selalu mendukungku dari belakang Terima kasih dan maaf karena aku sudah lelah dan memilih lari dengan kematianku.'

Pikir gadis yang berdiri di ujung gedung.  Berniat untuk melepaskan semua kehidupan dan memeluk kematian. Meninggalkan semua kenangan pahit maupun manis yang sudah dirinya lewati selama ini

"Atha!!" Teriak gadis berambut pendek dengan histeris dan langsung memeluk tubuh gadis yang berdiri di ujung gedung. Mencegah shabat bodohnya ini menyia-nyiakan hidupnya.

"Kalo elo mau mati!!. Ngga seharusnya elo mati kaya gini!. Elo goblok!, idiot!, dan elo jahat!!. Lo mau ninggalin gue yang udah ancur. Cuman gara-gara keluarga bangsat itu hah!!" Maki gadis berambut sebahu. Tidak terima jika sahabatnya menyia-nyiakan hidupnya dan mati dengan tanpa pembalasan kepada keluarga yang selalu menyiksanya baik fisik maupun batin.

"Maaf." Ucap atha lirih. Hembusan nafas pelan terdengar. Suara serak keduanya menandakan jika sebentar lagi akan ada tangis pilu yang terpecah. Mengusap air mata yang mengalir satu sama lain. Dan mencoba untuk menguatkan diri.

Prok..prok..prok

Suara tepuk tangan mengalihkan perhatian kedua gadis yang sedang menenangkan dirinya masing-masing dan mencoba untuk menjadi gadis yang lebih kuat lagi. "Jadi taruhan kali ini gue yang menang kan?" Tanya seorang cowok jangkung tersenyum penuh kemenangan saat menatap kedua gadis yang sudah cowok itu anggap sebagai adiknya.

Tersenyum lebar dan memperlihatkan gigi putih bersih terawatnya. Cowok itu mensejajarkan tubuhnya dengan kedua gadis yang sedang terduduk di lantai rooftop gedung pencakar langit. "Adik abang semuanya lembek." Ucap cowok itu tajam dan menusuk.

"Bangsatt. Fuck!!" Umpat kedua gadis di depan cowok itu. Amarah menguasai kedua gadis itu. Ingin sekali mereka hantam wajah tampan di depannya sampai tidak berbentuk. Namun apalah daya cowok di depan mereka adalah seseorang yang penting di kehidupan kedua gadis itu.

Cowok itu hanya semakin melebarkan senyuman dan merentangkan kedua tangannya. Menawarkan pelukan hangat seorang Abang. Dan denagn senang hati Atha dan gadis bermbut sebahu itu melemparkan tubuhnya. Menghambur ke dalam pelukan cowok itu. Pelukan yang selalu mereka rindukan 'Pelukan seorang kakak laki-laki kepada dua adik manisnya.'

Mereka saling berpelukan hingga sebuah suara memecah keheningan. Cowok itu berkata tulus namun juga terkesan tegas, "Kalo kalian sakit abang juga sakit. Kalian tahu dan buat lo Agatha Gale Bram.."

"Jangan sebut keluarga itu lagi."potong Atha dingin. Jangan pernah anggap mereka keluarga. Karena dirinya sudah muak dengan apa yang di namakan keluarga.

Meskipun dalam hati kecilnya atha menginginkan sebuah keluarga kecil dimana disana dirinya dapat merasakan. Apa yang di namakan kasih dan sayang.

"Baiklah. Buat Agatha Gale. Tunjukin ke mereka kalau lo. Bisa berdiri sendiri tanpa bantuan mereka. Dan buat lo adek gue Amanda Crishtina yang tenaga kaya iron men. Hati Hello kitty, lo kalah taruhan dari gue. Dan sebagai hukumannya gue bakalan minta tiga permintaan dari masing-masing kalian berdua." Ucapan rangga membuat kedua gadis itu bingung. Lebih tepatnya hanya Atha yang tidak tahu apapun tentang hal itu.

"Taruhan apa?" Tanya atha bingung. Gadis berambut sebahu mengeraskan rahanganya. Dirinya mengingat sesuatu.

Atau jangan-jangan. "Kalo sampai gue nangis. Gue bakalan nurutin apa yang lo mau bang. Sekalipun gue harus jadi budak lo selama seminggu.." lirih gadis berambut sebahu. Amanda Christina.

I'm (not) Strong GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang