Bagian 35 : Menjauhkan.

2.2K 74 16
                                    

"Secepatnya kamu akan hancur."

***

Suasana rumah keluarga bramantyo sepi. Saat rangga memilih pergi dari rumah itu. Sempat di sertai dengan drama keluarga yang berujung pada valle yang ada di puncak emosinya, membuat semua barang-barang di dalam rumah itu hancur. Valle marah dia benar-benar marah pada rangga yang lebih memilih memihak pada atha ketimbang dirinya sendiri. Hingga timbul sebuah obsesi untuk melenyapkan atha dari dunia ini.

"Siapkan semuanya." Ucap valle di tengah keheningan rumah. Valle sudah mendapatkan segalanya. Dendam yang terbalas pada bayu. Dan harta yang dia dapatkan dengan mengalihkan kepemilikan menjadi miliknya. Tapi dirinya belum puas sampai atha mati menderita.

"Ted?! Singkirkan semua orang yang ada di sekitar putri jalang itu. Termasuk rangga sekalipun." Perintah Valle pada ted yang sedari tadi berdiri pada kegelapan yang ada. Ted hanya mengangguk menjalankan perintah Vale yang merupakan orang yang dicintainya.

Cinta membuat mereka semua buta, cinta juga membuat mereka rela mengorbankan orang lain.

"Baiklah.." jawab ted. Sembari menyeringai.

***

Dave berdiri menghadap ke arah meja besar yang ditempati seorang Ivan Syeilendra. Dirinya menatap sosok di depannya dingin seolah tatapannya dapat membekukan orang yang sedang duduk dengan angkuh di kursi kebesarannya. Dirinya yang dibawa secara paksa oleh orang-orang suruhan sosok di depannya.

Mengalihkan pandangannya. Dave berusaha agar tidak melukai sosok yang ada didepannya seraya menahan amarah yang semakin memuncak. Tersenyum miring dave sadar dengan siapa dirinya berhadapan saat ini. Mustahil dirinya akan menang melawan sosok di depannya ini.

"Untuk apa anda mengutus mereka?!" Tanya dave datar. Senyuman mengejek terukir di bibirnya. "Apakah untuk membunuh saya? Deperti anda membunuh ibu kandung saya?" Tanya dave lagi menusuk. Mengingat ibu kandungnya yang tewas di tangan sosok di depannya.

Ivan memandang hangat dave. Seolah menantikan sosok dave yang dahulu? "Pulanglah nak?! Ibumu meridukanmu. Dia selalu bertanya keberadaanmu." Jawab ivan tak kalah dingin. Tetapi tidak bisa dipungkiri ivan sangat menyayangi putranya ini.

"Ibu?!" Dilanjutkan kata-kata pedas yang sudah jarang dave ucapkan. "Ibu saya sudah menyatu dengan tanah?! Dan itu semua karena anda sendiri."

"Sudah ayah bilang?! Bukan ayah yang membunuh ibu kandung kamu?!" Ujar ivan mulai geram. Selama bertahun-tahun dirinya memang memiliki hubungan yang tidak baik dengan putra satu-satunya ini. Tidak tinggal diam ivan yang selama ini memata-matai kehidupan putranya tidak jarang mendapatkan hal-hal yang tidak terduga dari seorang Dave.

"Lantas siapa yang membunuh ibu saya?! Anda kira saya bodoh dan tidak memiliki pikiran?! Saya melihat sendiri anda mengakhiri hidup ibu kandung saya. Dan dengan seenaknya anda berkata bukan anda yang membunuhnya?!" Ujar dave mulai emosi. Ivan berdiri dari kursi kebesarannya. Menatap nyalang pada putranya. Meskipun begitu dia tetaplah seorang ayah yang memiliki kasih sayang kepada anaknya.

Sudah berbagai macam cara ivan coba untuk menjelaskan semuanya pada dave. Tetapi apa yang dilihat anaknya lebih dipercaya dari pada penjelasan yang dijelaskan oleh dirinya. Memang ivan bersalah membiarkan ibu kandung dave melakukan itu semua. Namun sialnya kejadian itu bertepatan dengan dirinya yang berada di ruangan itu disertai darah yang menciprat mengenai seluruh permukaan tubuh ivan. Pisau yang juga tergenggam di tangannya juga berlumur darah. Ivan yang sewaktu itu tidak dalam kondisi kesadaran penuh terbingung saat melihat istrinya tewas dan pisau berlumuran darah ada pada tangannya. Apakah dirinya membunuhnya?

I'm (not) Strong GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang