Bagian 19 : Proses

2.8K 88 0
                                    

"Tuhan menggariskan takdir yang pahit dan manis dalam hidupku dan mungkin sekarang aku merasakan manisnya takdir."

***

Sepulang dari taman hiburan atha yang mendapatkan tumpangan spesial dari dave hanya diam membisu di dalam mobil dave. Sampai di depan mansion atha yang dikatakan atha adalah mansion milik keluarga Bramantyo. Awalnya dave tidak percaya. Bagaimana mungkin keluarga yang membenci atha menyediakan fasilitas berupa mansion. Tapi atha berkelit bahwa mansion itu milik rangga. Rangga yang tadi pulang terlebih dahulu karena ada beberapa masalah di rumah sakit.

Rangga dan Rizka memang sekarang bekerja di salah satu rumah sakit swasta yang menyebabkan setiap hari libur mereka pastinya akan terganggu dengan beberapa macam masalah medis yang berkaitan dengan kesehatan mental para pasiennya.

Dan begitu banyak hal yang mengejutkan yang baru atha tahu. Pertama Fikri yang memiliki hubungan dengan Mia sekarang. Rangga yang terjerat cinta dengan rizka. Dan Dave yang mengenal dekat keluarga nugroho dan tentunya ibu sukma serta kedua orang tua Mia dan anton.

Yang baru di ketahui kalau Mia merupakan kakak tiri dari anton. Entah mengapa atha berfikir kedepannya mungkin akan banyak lagi rahasia ataupun misteri yang terungkap nantinya. Lamunan atha terpecah saat sesuatu yang basah dan lembut menyentuh keningnya.

Dan dilihatnya dave yang dengan posisi yang sangat dekat dengan dirinya, sedang melakukan aktivitas yang selama beberapa jam ini menjadi hobi baru dave.

Dan hal itu membuat atha semakin panas dingin. Bahkan ribuan kupu-kupu mulai berterbangan di dalam sana. Entah mana yang benar tapi atha merasa seakan dia sekarang butuh oksigen untuk bernafas.

"Bernafaslah. Gue tahu lo butuh." Ucap dave sembari tersenyum manis. Saat atha akan protes dengan ucapan dave. Atha hanya mendapatkan hadiah telunjuk dan jari jempol dave terparkir rapi di kedua pipi atha yang tembam. Menciptakan bibir bebek yang membuat wajah atha semakin lucu.

"Ngga usah protes. Besok gue kesini lagi. Jangan pernah berfikir buat lari! Karena gue akan nemuin lo sekalipun lo ada di ujung dunia." Dave menunjukan smirk-nya. Membuat atha begidikngeri. Saat akan protes lagi yang atha dapatkan hanyalah kecupan singkat di pipinya membungkam semua perkataan yang akan atha muntahkan.

"Ngga ada bantahan. Will you be mine?" Atha terdiam mendengar pertanyaan yang selama benerapa hari ini menerornya.

"Kenapa diem? Kalo gitu gue tunggu jawabannya besok. Kalo besok lo tetep diem gue. Berarti lo setuju. Dan mau jadi pacar gue." Ucap dave tersenyum licik.

"Kok..gi..."

Cup...cup..

Saat atha akan protes kecupan bertubi-tubi menghujami pipinya. Membuat bibir mungil atha sontak terbuka. Kaget dengan apa yang di lakukan dave.

"Ngga usahh begini bibirnya. Atau lo mau bibir lo yang jadi sasarannya?" Goda dave. Mendengar itu atha hanya membungkam mulutnya dengan kedua tangan kemudian menggeleng keras. Rambut bergelombang atha sontak bergoyang tertiup oleh angin malam, sadar itu tidak baik untuk kesehatan atha dave akhirnya pamit pulang, meninggalkan atha dengan berjuta keterkejutan.

Atha yang mematung di depan gerbang mansion memutuskan untuk ke dalam mansion berniat untuk mandi. Karena tubuh yang mulai lengket karena keringat. Dan dirinya merasakan sangat panas? Sampai di depan pintu dan membukanya. Banyak pelayan yang membungkuk hormat karena kedatangan atha. Atha yang masih terdiam hanya memberikan seulas senyum.

I'm (not) Strong GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang