Sebuah gedung bertingkat yang memanjang dengan pagar besar berwarna hitam pekat dilengkapi papan besar bertuliskan SMA BIMA RAYA, atau kalau para murid bisa menambahkan tulisan di papan tersebut mereka akan menulis 'sekolah terkutuk'
Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya mempunyai pendidikan yang memumpuni, yang akan membuat mereka menjadi bibit baik di masyarakat. Akan tetapi bagi orang tua yang sudah menyerah dengan pendidikan anak mereka, tentu saja apa pedulinya, para orang tua tersebut hanya akan memasukan anak mereka ke sembarang sekolah dengan dalih 'daripada tidak sekolah'
Di sisi lain terdapat juga orang tua yang termakan iklan busuk sekolah dengan umpan 'pendidikan terbaik untuk anak kalian yang keras kepala bla bla bla' dengan keyakinan sekolah dapat merubah anak mereka, para orang tua naif tersebut pun akhirnya mengirim anak mereka ke surga bagi para perundung dan neraka bagi para korban
Sekolah yang sedang dibicarakan ini tidak lain adalah sekolah SMA BIMA RAYA. Jika bertanya-tanya mengapa sekolah ini diberi julukan sekolah terkutuk; bukan hanya gurunya yang busuk, murid pun ikut membusuk seperti ikan basi yang membuat motto sekolah
"Yang lemah jadi budak, yang kuat jadi raja"
Sudah hal biasa bagi hewan untuk tunduk pada hukum alam yang berlaku, rantai makanan yang tidak bisa dihindari sudah menjadi keseharian bagi para hewan
Tetapi sepertinya tradisi hewan tersebut kini mulai memasuki sekolah-sekolah, salah satunya sekolah terkutuk tersebut. Mereka mempunyai raja, kekuasaan paling tinggi di sekolah sampai para budak yang mungkin, kalau bisa di pakaikan rantai di leher. Ya, serendah itu.
Suara bel terdengar di seluruh penjuru ruangan, kecuali telinga para murid. Mereka asik bermain ponsel, memukuli teman sekelas
Suasana yang ramai tiba-tiba hening melihat kemunculan sosok berbadan besar dengan otot lengannya yang mungkin bisa mematahkan leher dalam sekali senggol, ia ditemani dengan seorang pria berbadan kurus, wajahnya tampan, dan seragam yang dipakai dengan rapih
"Teman-teman, sebentar lagi guru akan datang. Tolong diperhatikan ya pelajarannya," ucap pria kurus tersebut dengan senyuman halusnya
Mereka semua mengangguk serentak, kecuali satu siswa berkacamata yang tampaknya asik melihat ponsel tidak menyadari kedatangan kedua orang tersebut
Pria kurus itu berjalan kearah siswa berkacamata, dan berdiam disamping siswa tersebut. Menyadari keberadaan seseorang, siswa berkacamata itu mengangkat kepalanya dan melihat sosok pria kurus itu
Raut wajahnya seketika berubah seperti ikan pari busuk, tangannya perlahan menaruh ponsel ke atas meja "J-juan gu-"
Sebelum mulutnya selesai berbicara kepala siswa berkacamata itu menghantam meja
"Hey sialan memangnya siapa yang nyuruh lu bicara hah?" Pria kurus bernama juan itu kemudian terus menerus menghantam wajah siswa berkacamata tersebut keatas meja hingga darah segar keluar dari hidungnya
"Mentang-mentang gua bicara santai, lu jadi bisa ikut santai gitu?"
Juan menarik kerah belakang pria berkacamata tersebut kelantai dan menendangnya wajahnya berkali kali
"Woi Bas, cepet selesain dia. Kita cuma punya waktu 6 menit lagi, buruan geraknya!"
Siswa berbadan besar dengan ototnya yang membuat kancing kemeja seragam bertahan sekuat tenaga untuk tetap bergandengan, melangkahkan kakinya dengan cepat kemudian ia mengangkat siswa berkacamata tersebut dan membantingnya kearah lantai
Dengan tangan besarnya ia menonjok siswa yang sudah hampir kehilangan kesadarannya tersebut
"Ada apa ini?!" Terdengar suara wanita menjerit melihat pemandangan mengerikan, yang harusnya mereka saksikan tiap hari tetapi entah mengapa wanita tersebut masih terkejut
"Bu guru! Astaga kelas berarti sudah mulai ya? Maaf bu, tadi teman kami ini melihat hal yang tidak senonoh di ponselnya jadi kami beri pelajaran sedikit, tidak apa kan ya bu?" ujar Juan mendekat kearah sang guru
Guru tersebut hanya menganggukkan kepalanya, tidak peduli apakah yang Juan katakan benar atau kebohongan. Kemudian ia menyuruh murid lain untuk mengantarkan siswa berkacamata itu ke uks
Sedangkan juan dan bas, dipersilahkan duduk pelajaran pkn pun dimulai dengan para murid yang masih terdiam membeku dengan kejadian yang begitu cepat terjadi di depan mata mereka sebelum mereka mengatakan sesuatu, kalaupun bisa melakukan apapun terhadap hal itu mereka akan menghindarinya, karena lebih baik mati daripada harus berurusan dengan para geng gila itu
Jam istirahat yang dinanti pun akhirnya tiba, mereka yang sedari tadi menahan kandung kemih dengan sekuat tenaga kini langsung keluar kelas tanpa menoleh kebelakang
"Bu guru!" panggil Juan, guru tersebut menoleh kearah muridnya, badannya seketika membeku ketika juan tiba tiba melingkarkan tangannya kearah pinggangnya itu
"Bu guru kenapa tidak datang ke pesta yang kemarin saya undang? Apakah saya melakukan kesalahan?"
Guru tersebut berusaha untuk tetap tersenyum "tolong dilepas dulu ya"
"Bu guru masih punya utang pada keluarga saya kan ya? Apa bunganya saya tambahin aja?"
"Juan!" teriak guru tersebut, akhirnya. Merasa kesal juan mencengkram kuat leher guru tersebut dan menatapnya seolah ia akan memakannya hidup-hidup
"Sialan, kalau orang berbuat baik itu diterima, dasar miskin. Udahlah gak seru ke kantin aja yuk bas"
Mereka kini keluar kelas meninggalkan guru yang masih membeku ketakutan, tubuhnya langsung terjatuh ke lantai, kakinya lemas tidak kuat berdiri. Ia mengutuki muridnya, mengutuki keluarga muridnya, mengutuki sekolahnya, mengutuki orang tuanya yang membuatnya berhutang pada keluara muridnya, ia mengutuki semua orang yang bisa dia ingat
"Bu guru gak papa? Bisa berdiri?" terdengar suara laki-laki, ia menatap tangan yang terulur kepadanya, perlahan ia melihat seorang siswa yang tidak ia kenal wajahnya
"Siapa?"
"Oh! Saya anak baru bu, harusnya masuk kemarin tapi saya nyasar malah salah sekolah haha, dan harusnya masuk tadi pagi sih tapi perut saya sakit banget jadi meeting dulu di toilet bareng gayung"
Guru tersebut terlihat seperti ingin tertawa mendengar guyonan murid didepannya ini tetapi ia tidak memiliki tenaga, jangankan tertawa berdiri saja rasanya susah
"Kamu masuk kelas berapa?" tanya bu guru dengan suara pelan
"10-4 bu"
"10-4? Kalau begitu kamu salah kelas ini 10-1"
Lingkaran bulan terukir pada mulut murid laki-laki dihadapannya itu, ia kini tersadar ia ternyata salah arah lagi
Guru tersebut hanya mengeluarkan sedikit tawa dan menyuruh murid tersebut untuk pergi melapor ke ruang guru, dan jika sempat ke kantin
"Bu guru yakin saya tinggal sendiri?"
Guru tersebut hanya tersenyum dan mengangguk. Dengan terpaksa murid baru itu pergi keluar kelas dan berjalan menuju ruang guru yang dia tidak tahu dimana tempatnya
Halo semuanya!! Setelah berpikir panjang dan baca ulang ceritanya aku mutusin untuk ngerombak ceritanya, dari segi penulisan dan mungkin ada beberapa karakter tambahan. Karena setelah di baca ulang (gakuat bacanya karena keburu cringe duluan, jadi aku mutusin buat ganti gaya penulisannya ke gaya yang sekarang, semoga jadi lebih jelas, menarik, dan gak cringe:p)
-RBPs. Tapi mungkin gabisa dirombak semuanya dalam satu waktu, jadi mungkin akan makan waktu lumayan lama karena jujur aku udah agak lupa sama ceritanya hehe :3
![](https://img.wattpad.com/cover/188621736-288-k707885.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
FIGHT! [END]
AçãoYang lemah jadi budak, yang kuat jadi raja! Itulah motto dari SMA Bima Raya, sekolah terkutuk dimana semua isi muridnya tidak patuh aturan (Dibumbui sedikit gore)