TWO

35 15 13
                                    

"Bertahun-tahunku bukanlah waktu yang singkat, selama itulah aku merahasiakan rasa ini."

--keynara--

***

Sinar mentari menembus, kaca jendela kamar seorang gadis yang masih tertidur pulas dengan air liur yang menetes dari mulutnya, Ia mengeliat mencari posisi nyaman dalam tidurnya.

Krriieeeeng krrieeeng

Seakan tidak puas dengan usikan sinar mentari, Jam weker gadis itu pun berbunyi nyaring mengusik sepenuhnya tidur nyamannya pagi ini.

Ia meraba nakas dengan mata yang masih tertutup rapat, ia mencari jam weker doraemon yang berbunyi nyaring, ia menemukan dan mengengam jam weker itu di tanganya.

Praaaaaang

Ia melempar jam weker itu naas ke hantaman lantai yang keras, Hancur sudah jam itu berkeping-keping namun tidak ada tanda-tanda gadis itu akan bangun ia semakin mengeratkan selimut yang membelit seluruh tubuhnya.

Ceklek

"Astaga, key. Bangun woy!" Teriakan seseorang kembali mengusik tidurnya, membuat ia naik pitam sanget kesal baru saja ia bermimpi di jemput pangeran dengan kuda putih baru setengah jalan sudah hilang karena guncangan di seluruh tubuhnya.

"Eeuh-berisik" key melenguh, Melempar bantal ke arah orang yang mengusik tidur cantiknya.

"bangun kebo, lu kagak sekolah. Ini hari pertama lu mos." orang itu mengambil batal yang tergeletak di lantai, kemudia membekap wajah key dengan bantal tersebut, key meronta-ronta sesak napas.

"Aaarg, ngeselin banget sih lu bang!" ketus ayra, kemudian terduduk dengan mata yang masih terpejam dengan rambut yang tidak karuan serta baju yang kusut tiada tara.

"mandi sana, iler udah ke aliran sungai." tama terkekeh melihat adiknya yang uring-uringan, Ia senang mengusik adiknya remajanya ini.

Key, turun dari kasur dengan sempoyongan, ia hampir menginjak pencahan beling jam weker yang ia pecahkan.

"Eh- Buka dulu matanya baru jalan, hampir aja kaki lu di amputasi." tama menarik tangan adiknya menjauhi pecahan beling, Lalu mendorong dengan kasar adiknya ke dalam kamar mandi.

"ABAAAAANG!!"

***

Key memandang gedung di hadapannya dengan wajah berbinar, Ia mengeratkan tali tasnya kemudian berlari kecil ke dalam kawasan gendung yang sangat ramai pagi ini.

Akhirnya sekarang ia sudah SMA sudah bukan anak SMP lagi, Bisa seenaknya. Ia harus belajar lebih dewasa dan berfikir secara rasional.

Key melihat kerumunan siswa-siswi baru sepertinya yang memakai kaca mata dari kerdus, kalung name tag dari kerdus rambut yang di kucir dua dengan pita dan tas kantung kresek.

Ia berlari menghampiri kerumunan tersebut, untuk melihat apa yang mereka lihat. Ternyata di sana terdapat pembagian gugus setiap siswa pantas sangat padat dan ramai.

RAHASIA DETIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang