"Kapan lagi aku merasakan perhatianmu dengan mata yang saling pandang? Aku hanya menjumpainya sekali yaitu hari ini."
--Keynara--
***
Rayan terus merangkul pundak gadis yang terus memunduk dan menangis di sebelahnya, Rayan membawa gadis itu ke sebuah taman yang berada di dalam kawasan kampus mereka. Lebih tepatnya taman indah di belakang kampus yang tidak banyak orang tahu.
Taman ini adalah tempat favorit rayan menenangkan pikiran atau pun hanya untuk tertidur di kursi taman, di temani dengan hembusan angin yang menentramkan jiwanya.
Rayan menuntun gadis di sebelahnya untuk duduk di kursi taman usang di hadapan mereka.
"Duduk." Pinta rayan.
Tanpa pikir panjang, key duduk di kursi taman tersebut. Terus menundukan kepalanya yang tertutupi oleh jaket milik rayan, bahunya masih terus berguncang menangis tersedu-sedu.
Rayan membuka jaket yang menutupi wajah gadis cantik di sebelahnya, Refleks key memalingkan wajahnya menatap bola mata pekat milik rayan.
Ke dua pasang bola mata meraka saling menatap dalam diam.
Dalam diamnya rayan meneliti setiap inci wahah key, mulai dari mata, hidung, pipi, bibir bawah gadis itu terlibat memerah.'Lucu' Batin rayan. Ia susah payah menahan tawanya yang di gantikan dengan kekehan lirih.
Kerutan di dahi key tercetak, menunjukan kebingungan pada gadis itu. Apa ada yang salah dari wajahnya? Apakah ia sekarang mirip seperti zombi?
"ke-napa ketawa?" Tanya key, Susah payah ia mengendalikan Sesenggukkannya. Tatapan kebingungannya di gantikan dengan tatapan kesal pada lelaki di hadapannya.
'Pasti ngetawain muka gue.' Batin key, malu. Gimana gak malu, di ketawain orang yang kita suka saat wajah kita pasti sedang kacau, lemparkan saja key kegorong-gorong.
"Gapapa." Rayan berusaha mengendalikan dirinya untuk tidak tertawa saat melihat gadis di sebelahnya semakin memasamkan wajah dengan mata yang memicing.
Key semakin malu saat melihat rayan menggelembungkan mulutnya, menahan tawa. Key menundukan kepalanya, "Muka aku aneh ya kak?" tanya key dengan wajah masamnya.
Tersadar dengan apa yang ia lakukan, membuat gadis di sebelahnya tambah sedih rayan terdiam. "Lo kalau nangis kaya badut." Rayan membekap mulutnya, salah bicara.
Key melirik rayan sekilas, ia tersenyum mendengar ucapan lelaki itu, biasanya jika key menangis raka selalu berucap kalau ia tetap cantik walau menangis, dan lelaki di hadapannya sekarang berkata sebaliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAHASIA DETIK
Teen FictionMencintai seperti Detik, terus berputar sesuai arah tujuan, tanpa pernah berhenti atau pun berputar mundur. Walaupun banyak orang yang tidak peduli, berapa banyak Detik yang mereka habiskan. Seperti aku, mencintaimu tanpa henti seperti detik, tanpa...