Jejak 4. Makanan Terlezat di Dunia

746 27 3
                                    

Banyak makanan lezat di dunia.
Tapi bagiku makanan terlezat adalah masakan ibu.

°°°Muhasabah_Diri°°°

***

[[Makanan Terlezat di Dunia]]

🍃🍃🍃

Siang ini tampaknya sang surya sedang begitu semangat memancarkan sinarnya. Teriknya matahari membuat suhu siang ini terasa sangat panas. Cahayanya menyusup diantara celah-celah dedaunan hingga menerobos memasuki rumah-rumah. Pantulan sinarnya juga membuat siapapun silau memandangnya.

Panasnya siang ini aku rasa membuat setiap orang enggan berlama-lama berada di luar rumah dan lebih nyaman berada di dalam ruangan yang dingin atau ber-AC. Kalaupun ada yang keluar mungkin sedang berburu untuk membeli minuman dingin, dan hal itu tentu saja mendatangkan kelancaran rezeky untuk para pedagang aneka minuman dingin di luar sana.

Aku yang sedang tiduran di dalam kamar beranjak bangun menuju di mana dapur berada. Keringnya tenggorokan seakan memerintahkan tubuhku untuk segera mencari minuman dingin pelepas dahaga. Dan akhirnya kuambil sebotol jus di dalam kulkas yang tersedia.

Kubawa sebotol jus di tangan menuju ruang keluarga. Aku duduk di sudut sofa dimana tempat favorit yang aku suka, sambil meraih remote TV lalu kunyalakan hingga sebuah tayangan muncul di sana. Kubaca judul tayangan yang tertera hingga tanpa sadar aku terdiam lama.

7 Makanan Terlezat di Dunia

Aku yang hendak meminum sebotol jus di tangan, seketika diam terpaku. Tanganku mengambang di udara dengan kaku. Seketika ingatanku mengulas memori yang telah berlalu. Sebuah ingatan yang tidak bisa kulupa dan menjadi sebuah kenangan yang akan aku ingat selalu.

Pada waktu itu, ada seorang teman yang bermain ke rumah. Dia dan aku sudah lama bersahabat sejak kecil. Siang itu kita berbicara tentang banyak hal. Dia curhat dan aku dengarkan, begitu pula sebaliknya. Kita saling tertawa, kita saling berbagi cerita. Hingga akhirnya aku menawari dia untuk makan siang bersama, dan alhamdulillah dia bersedia.

Kuajak ia menuju ruang makan. Dan bisa kulihat sudah terhidang beberapa makanan di atas meja. Ada nasi, sayur, dan lauk, lengkap tersedia. "Wah.., enak ini." Batinku menduga.

Kita sama-sama mengambil makanan secukupnya. Setelah membaca doa kita mulai makan dalam diam. Hanya suara denting sendok dengan piring yang terdengar. Hingga tiba-tiba samar aku mendengar dia bertanya.

"Ini, masakan ibumu?" Dia memandangku sayu.

"Iya..." jawabku agak heran, lalu aku lanjut bertanya.
"Kenapa? Ngak enak, ya?" Tanyaku sedikit ragu.

Dia diam sesaat, lalu menunduk dalam. Dan jawaban tidak terduga darinya, seketika membuat bibirku bungkam.

"Enak.., ini sangat enak. Dan aku jadi ingat masakan ibuku lagi. Aku.. Aku udah lama ngak merasakan masakan ibuku. Aku... kangen." Suaranya terdengar samar dan bergetar.

Seketika bola mataku melebar. Jawabannya seakan membuatku tersambar. Jantungku berdebar. Nafasku gusar. Tanganku bergetar.

Biar kuberitahu terlebih dahulu. Dia adalah seorang anak piatu. Ibunya sudah meninggal sekitar beberapa tahun yang lalu. Dan sekarang dia hanya tinggal bersama ayah dan adik laki-laki satu.

Kupandang ia yang sedang menunduk layu. Kulihat ada selapis bening air mata yang coba dia halau. Bisa kurasakan ada sebongkah rindu yang memburu.

Aku tercekat lalu bangkit mendekat. Aku genggam tangannya erat lalu aku mencoba memberi dekapan hangat. Dia menangis di bahuku. Kudengar tangisnya pilu. Dan tak terasa aku juga ikut larut dalam nuansa itu. Tetapi dengan cepat kuhapus air mata di ujung mataku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 25, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Muhasabah DiriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang