Elsa tersenyum lebar dengan mata berbinar menatap mobil Parka berhenti tepat di depannya. Cowok itu benar-benar mau menjemputnya membuat hati Elsa kesenangan.
"Pagi babe" sapa Elsa dengan cengiran lebar. Cewek itu segera masuk dan duduk di samping kemudi. "Udah sarapan belum?" basa basi Elsa.
Parka menatap tegas manik coklat Elsa. "Nggak usah manggil gituan, ingat lo bukan siapa-siapa gue" tajam dan menusuk jantung sampai-sampai bibir Elsa terangkat naik hingga ke mata.
"Gue maunya gitu tuh" balas Elsa santai disertai senyum manisnya.
Parka diam dengan kesal dan melajukan mobilnya untuk ke sekolah.
Elsa juga diam dengan sibuk bermain ponselnya. Suasana hening sudah biasa bagi Parka, tapi Elsa cewek itu sedari tadi duduk dengan kebanyakan tingkah. Sudah tidak lagi bermain hp.
Seperti saat ini cewek itu melepas sebelah sepatunya dan mengangkat kakinya yang ditumpangkan ke paha Parka yang masih fokus menyetir.
Sontak Parka menoleh dan menatap tajam kaki Elsa. "Turunin" perintahnya. Cowok itu tak segan mengibaskan pahanya agar kaki Elsa tidak berada disana.
Tentunya Elsa malah semakin santai dengan posisi duduk menghadap Parka. "Enakan gini kok, jangan protes lagi yah" ucap cewek itu enteng. "Sekalian pijitin juga gakpapa, gak akan nolak kok. Bener" cewek itu semakin tidak tau diri terhadap kakak kelasnya itu.
Parka justru kesal setangah mati harus menghadapi cewek setan seperti Elsa itu. "Turunin!" tegas Parka lagi.
Dan lagi-lagi Elsa tak menggubris ucapannya malah mengganti alur pembicaraan. "Oh ya, gue belum sempet nanya tuh. Kemarin malem dari mana aja?" tanya Elsa dengan muka seriusnya karena penasaran.
"Bukan urusan lo" ketus Parka.
Elsa manggut-manggut tanda mengerti. Menggoyangkan kakinya yang di paha Parka ke kanan kiri sampai seterusnya hingga berkata. "Kalau gue udah pacaran sama lo, berati hal kecil itu jadi urusan gue juga dong" kekeh Elsa dengan sorot geli menatap Parka.
Parka tersenyum miring, meremehkan sang lawan bicara. "Gak bakal" balasnya.
Elsa tertawa kencang sampai menepuk-nepuk lengan Parka. Sebenarnya cewek itu ingin sekali menabok muka menyebalkan calon pacarnya itu. Pikir Elsa dengan kekehan geli.
"Bakal terjadi kok tenang aja. Gue tetep usahain"
Parka lagi-lagi meremehkan Elsa.
"Lo nggak pantes buat gue" Parka melirik sekilas, ingin tahu bagaimana reaksi cewek setan di sampingnya itu.Elsa terdiam. Diam mencerna kalimat Parka yang menohok ulu hatinya. Cewek itu menatap Parka dengan sorot mata sendu. "Gue tetep coba. Lo pikir lo udah sempurna?" tanya Elsa dengan jelas meremehkan Parka juga.
Cewek itu tidak akan tinggal diam jika menyangkut harga dirinya. Bahkan Parka pun akan ia balas ucapannya sama dengan cowok itu meremehkannya.
Kini Parka yang dibuat bungkam. Ia yakin bahwa cewek itu tidak terima atas ucapannya. Tapi apalah ucapan bisa ditarik kembali? Jelas tidak. Parka tahu itu. Ia memang sengaja merendahkan Elsa agar cewek itu merasa tak pantas bersanding dengannya. Tapi reaksi cewek itu berbanding terbalik.
Mobil Parka berhenti di parkiran sekolah. Dan menoleh menatap Elsa yang sedang nyengir ke arahnya seraya menurunkan kakinya. "Tungguin gue yah, mau pakai sepatu dulu" ucap Elsa.
Parka keluar mobil terlebih dulu mengamati teman-teman osisnya yang bertanggung jawab memindahkan tas ransel anggotanya ke dalam bus. Bukannya cowok itu tidak mau membantu hanya saja, kemarin ia sudah membantu setengahnya dan masih banyak lainnya. Dan ini pun ia harus memastikan semuanya benar-benar beres. Tanggung jawab cowok itulah yang paling berat disini.
![](https://img.wattpad.com/cover/183485792-288-k832530.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ELSA
Teen FictionBagi Elsa, si ketua osis di sekolahnya adalah permainan baru untuk ia mainkan, dengan sejuta tingkah usilnya membuat dirinya tertimpa hukuman yang bahkan menurut gadis itu sangatlah kecil. Tanpa disadari Elsa, bentuk dari kejahilannya dan hukuman ya...