Elsa dengan rambut acak-acakkannya menggerutu kesal kepada Parka karena sepanjang jalan cowok itu mengendarai motor dengan ugal-ugalan.
"Lain kali kalo mau mati jangan ajak cecan kayak gue"
Parka hanya diam sambil memainkan ponselnya tanpa merespon ocehan Elsa yang sedari tadi terus menggerutu. Tingkah Parka membuat Elsa gemas lalu mengambil alih ponsel Parka. Hingga membuat Parka menatap tajam Elsa.
"Nggak sopan"
"Biarin aja, gue nggak suka diabaikan"
"Siniin"
"Gak"
"Bukan hak lo itu"
"Biarin"
Parka menghembuskan nafas kesal, berusaha sabar menghadapi gadis di hadapannya ini.
"Masih lama?" tanya Elsa
Parka hanya mengedikkan bahunya, lalu bangkit menghampiri montir.
"Masih lama bang?"
"Kurang dikit bro"
Parka mengangguk lalu kembali duduk di sebelah Elsa,
"Gimana?""Sebentar lagi"
Setelah 1 jam mereka menunggu akhirnya selesai juga, membuat Elsa senang ingin segera pulang. Parka menatap gadis itu dengan datar lalu mengambil ponselnya yang berada di genggaman Elsa.
"Ih kok--"
"Punya gue"
Elsa mencebikkan bibir lalu berjalan menghampiri montir untuk membayar service motor Parka. Parka yang melihat gadis itu mau bertanggung jawab atas ulahnya, tersenyum penuh kemenangan.
"Selesai. Sekarang tugas lo nganterin gue pulang!"
"Pulang sendiri"
"Eh lo tadi ngajak gue kesini dan lo harus nganterin gue pulang"
"Itu karena kesalahan lo juga"
"Ih gak bisa gitu dong, anterin!" rengek Elsa sembari menggoyangkan lengan Parka.
"Gak"
"Lo jahat banget sih"
Parka segera melajukan motornya meninggalkan Elsa yang kesal bukan main. Gadis itu menatap tajam kepergian Parka lalu menyeringai.
"Lihat aja"
***
Malam telah tiba, Elsa sedang santai duduk di sofa ruang keluarga sambil memainkan ponselnya. Elsa yang duduk bersandar pada sofa memakan makanan ringan yang berada di pangkuannya, di temani suara lagu yang berputar dari ponsel gadis itu.
Elsa yang sudah merasa jengah, memejamkan mata sembari menunggu kedua orang tuanya dan kakak laki-lakinya yang entah kemana. Sudah 1 jam lalu gadis itu tidak ada kerjaan pasti, hanya membuka tutup layar kunci ponselnya, hingga dia merasa kesal melemparkan ponselnya ke lantai dan tergeletak tak berdaya.
Elsa menatap nanar ponselnya yang kini mati,
"Bego banget ya gue! ngapain gue lempar yak" gumam Elsa sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal."Sial banget gue di rumah sendiri, mending gue keluar aja! dari pada gila karena hampa, ish amit-amit" gerutu Elsa kepada dirinya sendiri, lalu berjalan menaiki tangga menuju kamarnya untuk berganti pakaian.
Setelah selesai dengan penampilan yang super simple itu, Elsa segera menyambar kunci mobil lalu pamit kepada asisten rumah tangganya, jaga-jaga jika orang tuanya datang dan menanyakan keberadaannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ELSA
Ficção AdolescenteBagi Elsa, si ketua osis di sekolahnya adalah permainan baru untuk ia mainkan, dengan sejuta tingkah usilnya membuat dirinya tertimpa hukuman yang bahkan menurut gadis itu sangatlah kecil. Tanpa disadari Elsa, bentuk dari kejahilannya dan hukuman ya...