6

170 14 0
                                    

Elsa bergegas mengemasi buku majalahnya, cewek itu terlihat semangat saat bel pulang berdering nyaring. Tak memerdulikan tatapan bingung Kelvin di sebelahnya.

"Mari anak-anak, selamat siang" tutup Bu Luna.

"Siang" jawab semua serempak.

Anak-anak berhambur keluar kelas, Elsa dengan buru-buru menyambar air mineral Aleta dan diteguknya hingga tandas. Setelah lega, cewek itu berpamitan kepada sahabatnya dan segera berlalu tanpa memedulikan tatapan bingung mereka.

"El LO NGGAK BARENG KITA?" teriak Regan sebelum Elsa benar-benar keluar kelas.

Elsa berhenti di ambang pintu. Dan menoleh ke Regan.
"Ada urusan sama pak bos" jelas Elsa dan berlalu.

Regan menghembuskan nafas jengah.
"Lama-lama tu bocah beneran suka sama senior tengil" pendapat Regan. Senior tengil yang dimaksud adalah Parka.

Aleta mengangguk.
"Bisa jadi, secara El belum pernah pacaran juga"

"Berati bisa aja Parka jadi cinta pertamanya dong" timpal Kelvin.

"Iya, gue yakin kalau El cepet atau lambat bakal jadian sama Parka" kata Regan yakin.

"Misal enggak?" tanya Aleta.

"Gue berani taruhan sama lo" balas Regan mantap.

Aleta, cewek itu berbinar senang.
"Apa?" tanyanya antusias.

"Gue traktir lo di cafe depan kalau gue kalah. Dan sebaliknya, ngerti?" balas Regan santai.

"Oke, deal!" balas Aleta sembari menarik tangan Regan dan menjabatnya, seolah ini sudah resmi.

Kelvin memutar bola matanya malas, cowok itu segera berdiri dan menggembok tas hitamnya di bahu.
"Mau pulang gak?" tanyanya dengan nada malas.

"Pulangg!" balas Aleta semangat.

Mereka bertiga segera berjalan menuju parkiran mobil, diiringi canda tawa ala mereka. Kelvin tiba-tiba menghentikan langkahnya diikuti mereka berdua.
"Ada apa?" tanya Regan bingung.

Kelvin menyeret lengan Regan dan Aleta secara bersama, cowok itu bersembunyi dibalik mobil yang entah punya siapa.

"Ih pin ngapain kita sembunyi di sini?" bingung Aleta berisik.

"Sttt" Kelvin memberi intruksi dengan tangannya yang ditempel dibibir. Dan cowok itu menunjuk ke arah sebrang, di sana ada Elsa dan Parka yang sedang berdebat. Regan dan Aleta baru paham dan manggut-manggut.

"Anterin gue pulang!" rengek Elsa.

"Gue ada kerja kelompok, emang lo mau ikut?" tanya Parka jengkel.

"Mauu"

"Nggak boleh! lo bisa pulang sendiri"

"Nggak bisa"

"Berangkat bisa, kenapa pulang gak bisa?"

"Pokoknya lo anterin gue!"

"Lo bisa bareng temen lo!"

"Sekali ini aja, atau hukuman lo gue tambah" ancam Elsa tak mau kalah.

"Tambah aja gue nggak mau"

"Lo pengecut!" geram Elsa sambil menghentakkan kaki.

"Enggak, kalau lo bisa ngerti"

"Gue pecat juga lo!" kesal Elsa dengan mukanya yang sudah merah padam. Beda sekali dengan Parka yang tenang-tenang saja.

"Deal!" balas Parka dan cowok itu segera manaiki motornya dan berlalu meninggalkan Elsa yang pastinya murka.

"SIALAN, ANJING!" umpat Elsa benar-benar kesal, cewek itu menatap tajam kepergian Parka dengan kepalan tangan yang kuat.

ELSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang