#Pak Putra
Hari senin, hari yang menandakan pertama kalinya saya akan bekerja di bidang baru, menjadi guru dan mengajar pelajaran olahraga di SMA Adi Jaya.
Di umur 21 tahun saya masih sendiri, hal itu terasa aneh di kalangan teman-teman saya. Sebenarnya ada sebuah alasan, bukan karena saya tidak laku tapi itu adalah sebuah pilihan.
Tapi sekarang gara-gara seorang gadis, membuat saya tertarik. Seperti ada sesuatu dari dirinya yang menarik, mungkin hanya karena saya baru merasakannya?, atau memang seperti ini rasanya?
Setelah perjalanan yang cukup memakan waktu, akhirnya saya sampai di SMA Adi Jaya. Baru saja masuk ke dalam area sekolah, beberapa penghuni sekolah ini menatap dan memperhatikan tampilan saya.
Hal seperti itu memang sering terjadi dimana pun, saya hanya menanggapinya dengan senyuman. Namun baru saja menginjakkan kaki di lobi, saya merasa seperti menabrak seseorang.
"Aduhh." desisnya
"Maaf saya tidak sengaja." ujar saya sambil mengulurkan tangan ke arahnya
"Iya nggak apa-apa." jawabnya sambil menerima uluran tangan saya. Untuk beberapa detik terjadilah kontak mata antara kami berdua. Lucu, satu kata yang berhasil muncul di kepala ini setelah melihatnya.
"Kamu kenapa?, ada yang sakit?, mau saya bantu ke UKS?" mungkin saya terlalu banyak memberikan pertanyaan, hingga dia hanya menjawab dengan gelengan kepala dan mencoba bangun dari posisinya. "Kamu tau ruang kepala sekolah dimana?"
"Ohh, ruang kepala sekolah, ada di lantai dua deket perpus ruangan paling adem di sekolah." jawabnya sambil membenarkan seragamnya
"Terimakasih." ucapan terakhirku singkat, sambil senyum dan meninggalkan dia.
Sesampainya di ruang kepala sekolah, Pak Toni sebagai kepala sekolah menyambut kedatangan saya dengan baik. Selama disini saya akan menggantikan Pak Revan untuk beberapa tahun kedepan.
Saya di jadwalkan mulai mengajar besok pagi, jadi saya ingin merapikan dan menata tempat yang akan saya gunakan serta memperkenalkan diri secara singkat kepada guru-guru lain yang ada di sana.
"Pak Putra." ucap salah satu guru yang entah siapa namanya
"Iya Pak, ada yang bisa saya bantu?"
"Mau ke kantin Pak?" tanyanya
"Boleh Pak, mari."
Karena waktu menunjukkan jam istirahat makin banyak siswi yang secara terang-terangan memandangi kami berdua, terutama kelas 11 IPS.
"Ya ampun, kenapa ada dua pangeran disini?"
"Malaikat tak bersayapku."
"Aduhh cogan lewat, gua belum memantaskan diri."
"Itu tolong munduran dikit, soalnya gantengnya kelewatan."
"Pak Rizal temennya kok gans, ehh bapak juga."
"Masyallah gantengnya."
Itulah beberapa teriakan dari siswi-siswi yang dapat saya dengar. Sesampainya di kantin, sekilas saya melihat gadis yang sempat saya tabrak tadi pagi.
"Itukan gadis yang tadi." gumam saya
"Gimana Put?" tanyanya mungkin dia sempat mendengar ucapanku
"Tidak Pak, disini menu favoritnya apa?"
"Kalo disini baksonya Mang Oky paling juara." jelasnya sambil mengacungkan kedua ibu jarinya, "Saya pesenin sekalian ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ME & MY TEACHER
Teen FictionCuma cerita keuwuan antara guru sama murid . . . - Author "Budayakan tinggalin jejak, nanti kalo kalian ilang akunya nggak susah 😊" . . . Start : 02 Juni 2019 End : Until tomorrow Happy 100k readers -🐳