11.

4.9K 227 35
                                    

Mbah Bejo menatap tampilannya di cermin. Senyum puas tersungging dari bibir tipisnya. Rambutnya yang  kelimis ia usap ke belakang seolah mengatakan 'aku memang tampan'. Tak lupa parfum beraroma maskulin ia semprotkan di sana sini. Penampilannya mesti sempurna. Sebab hari ini harusnya adalah hari istimewa.

Lelaki itu mengendarai mobil sedan putih mengkilat. Memang, mobil itu sengaja ia servis agar tidak menjadi masalah yang membuat 'kencannya' gagal. Alasan mogok di jalan, lalu akhirnya memadu kasih di pinggir jalan sambil memandang bintang sama sekali tidak elegan. Ia ingin semuanya seperti yang ia bayangkan.

Sebuah paper bag hitam di sampingnya juga merupakan bagian dari kesempurnaan itu nanti. Ia berharap Sri suka dengan hadiahnya, dan tentu saja Sri harus memakainya.

Mobil berdecit saat sampai di kontrakan Sri. Lelaki itu tidak segera keluar dari mobil. Ia membuka permen pelega tenggorokan beraroma mint. Berharap suaranya serupa Bebi Romeo. Tidak menggelegar menyeramkan seperti biasa. Konon wanita suka dengan suara lelaki seperti itu.

Sri sedang menyisir rambut. Ia baru selesai mandi. Suara mobil yang berhenti tepat di depan rumah membuat suasana hatinya semakin kalut. Sri menatap wajahnya di cermin. Ia memantapkan hati, tak akan berpaling pada lelaki manapun. Kartono masih suaminya. Ia bersumpah tidak akan mengkhianati pria itu.

Sri membuka pintu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sri membuka pintu. Lelaki itu masih mematung di samping mobilnya. Mungkin sedang menyusun kata yang tepat. Tapi sejak kapan ia menjadi gelisah seperti ini. Toh biasanya apapun yang ia mau bisa ia dapatkan. Tapi kali ini terasa istimewa.

Mbah Bejo berjalan mendekat.

"Selamat sore. Bisa kita pergi sekarang?"

"Pergi? Maksudnya?"

"Aku tidak mau berlaku tidak sopan pada calon istriku. Kita akan bicara di suatu tempat." Sebelum Sri menjawab Mbah Bejo memberi kode untuk tutup mulut. "Dan ini. Pakai ini." Lanjutnya sambil menyerahkan paperbag hitam.

"Apa ini?"

"Kenakanlah." Seperti biasa, sejatinya permintaan yang terdengar bagai sebuah perintah.

Tanpa diminta, Mbah Bejo duduk pada kursi plastik, perabotan satu-satunya di ruangan itu.

Pintu kamar berderit ketika Sri menguncinya dari dalam. Di pandangnya paperbag hitam pemberian Mbah Bejo. Perlahan ia buka. Sebuah kotak hitam tak kalah elegan dengan pita emas di atasnya. Serta merta ia menutup mulutnya. Hampir saja ia menjerit takjub melihat gaun berada di dalamnya. Seumur hidup, belum pernah ia memiliki gaun seperti itu. Bahkan gaun pengantinnya dulu pun tidak seindah itu.

Dipandangnya riasan wajahnya di cermin. Hanya bedak tabur bayi dan lipstik murahan yang ia miliki. Bingung dengan riasan rambut yang  pantas, akhirnya Sri membiarkan rambutnya tergerai.

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Sri berjalan pelan ke ruang tamu. Gaun itu melekat sempurna pada tubuhnya. Mbah Bejo menatap Sri seolah baru kali ini ia melihat seorang wanita. Meskipun dengan riasan wajah sederhana, Sri memang terlihat berbeda dari biasanya.

"Kita pergi sekarang," ujarnya tanpa melepas tatapan pada wanita itu.

Sri yang kebingungan dengan perlakuan Mbah Bejo mematung pada tempatnya. Menyadari ia hal itu, Mbah Bejo kembali bersuara, "Apa aku harus bicara dua kali? Atau kau ingin aku mengangkatmu ke mobil?"

"Mbah, saya mau dibawa ke mana?"

"Masuk!"

"Ya ta__"

"Masuk!"

***

Mbah Bejo ternyata membawa Sri ke sebuah restoran semi outdoor

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Mbah Bejo ternyata membawa Sri ke sebuah restoran semi outdoor. Bagai sebuah penembakan ala reality show, Mbah Bejo bahkan mempersiapkan sebuah bangku taman dengan nuansa putih berbentuk hati sebagai hiasannya. Romantis sekali. Sri masih saja berdiri mematung.

"Apa yang kau tunggu? Ayo kemari!"

***

Eeaaa... Mbah Bejo ternyata cukup alay ya untuk pria seumuran itu. Hahaha... Kira-kira penembakan resmi kali ini berakhir bagaimana ya? Apakah Sri akan luluh lalu lupa pada Kartono? Ngga tahu deh. Saya nggak mau ikut campur, hahaha.

Oiya, ini update terakhir di bulan Ramadhan yaa.. Saya akan update lagi nanti setelah Idul Fitri.

Silahkan mampir, tinggalkan komen kalian. Kiss kiss... 😘

TELUHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang