chapter 1: saem?

1.1K 53 0
                                    

Namja berkulit pucat penuh luka lebam dan banyak darah di kemeja sekolahnya tengah menunduk jengah mendengar penuturan lelaki tua yang sok tau.

"Kamu tidak ingin bicara yoongi?"

Namja pucat yang merasa terpanggil mendonggak menatap sayu pria tua di depanya.
"Apa saem akan bela saya jika saya beri kesaksian, saya tau saya itu pembuat onar jadi apa susahnya saem beri saja hukuman pada saya?"

Suara parau dan decihan dari yoongi membuat pria tua bermarga song itu mengertakan gigi emosi menanggapi murid yang bermimpi besar menjadi dokter.

"Kau lebih pantas jadi pengacara, kenapa pilih jadi dokter? Nilai mu snagat jauh dari bayangan"

Sindiran dari song songsaenim sedikit menaikan emosi milik yoongi
"Apa susahnya beri hukuman"

Pecundang di sebelah yoongi hanya diam berfikir bagaimana si jagoan ini sunggih nekat melawan wakil kepala sekolah. Sanagt berani dan sok jagoan! Cap yang ditujukan untuk ypongi itu terdengar sangat murahan.

"Kalian saya scors 3 hari, dan kau akan dapat pelajaran tambahan jika memang berambisi menjadi dokter"

Setelah itu song sonsaengnim pergi meninggalkan mereka di gudang.

.
.

.
.

Yoongi mengucek matanya matahri sudah terbit sepenuhnya tapi di malas sekali beranjak dari kasur. Mudah saja yoongi permbaiki posisi tidurnya dan mulai memejamkan mata tapi niatnya urung begitu sang appa mengomel yoongi belum juga bangun padahal ini sudah termasuk terlambat.

"Yak! Yoongi bangun hei kau tidak sekolah!"

Sang appa menepuk pantat yoongi kasar membuat yoongi terpaksa bangun dan duduk.

"Aku di scors tiga hari"

Appa yoongi melotot tak percaya kenapa anaknya ini selalu buat ulah. Sebenarnya dia tidak masalah yoongi begitu tapi anaknya itu sudah berjanji akan belajar agar bisa jadi dokter sekarang malah buat ulah.

"Yoongi! Astaga! Kalau begini terus mana bisa kau jadi dokter"

Yoongi kembali menjadi samsak kurus sang appa.

"Aduh... Apa biar aku ingin libur, dan itu tidak ada urusanya dengan aku yang ingin jadi dokter"

"Seterah appa ingin berangkat kerja kau cari makan di luar saja"

Kemudian sang appa keluar kamar yoongi. Yoongi yang sudah terlanjur malas untuk tidur lagi memutuskan cuci muka dan menganti pakaian untuk cari makan di luar. Yoongi itu tidak ribet yoongi cukup dengan training hitam kaos hitam dan kemeja kotak kotak perpaduan warna orange dan coklat dan satu lagi tambahan topi putih yang ia pakai hingga turun ke alis sangat tertutup.

Yoongi melangkahkan kaki keluar gang rumahnya menuju sebuah supermarket makan ramen dipagi hari bukan hal yang buruk. Seusai menyeduh yoongi memilih duduk di luar toko dan menikmati makanann dengan tenang hingga seorang pria yang jauh lebih dewasa memilih duduk berhadapan dengan yoongi.

"Masih pagi makan ramen?"

Yoongi acuh pada pria asing yang mengajaknya mengobrol. Mungkin saja itu orang jahat kan?

"Sombong sekali hei, saya ajak anda bicara"

Yoongi mendonggak menatap malas pria di depanya ini.

"Anda ingin makan ramen juga? Ingin saya suapi?"

"Itu tidak sehat"

Si pria menolak dengan sopan yoongi hanya mengangguk dan kembali menikmati ramenya sebelum ia melirik koper besar di sampig pria di hadapanya itu. Pria itu juga sadar bahwa yoongi menatap kopernya dan memutuskan untuk bertanya.

벌 서 12시 (gotta go)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang