Mungkin (Naruhina)

4.8K 404 80
                                    

Naruhina again?













"Darimana?"

"Kantor, kenapa belum tidur?"

"Tak bisa tidur"

"Ayo tidur" mengangguk mengikuti langkah kaki suaminya.

Kantor bilangnya? Katakan hinata terlalu lemah untuk mengungkapkan apa yang ia rasa, lebih memilih memendam semua kesakitan seorang diri. Bodoh. Hinata tersenyum miris melihat punggung lebar suaminya.

Aku berharap mimpi buruk segera berakhir

.

Pagi menjelang menyinari setiap belahan muka bumi. Membuka matanya terpaksa, menatap sampingnya memastikan jika suaminya masih tidur. Tersenyum lembut melihat wajah tidur damai suaminya.

Sedetik kemudian senyum itu hilang tergantikan pandangan sendu, mereka memang menikah karna perjodohan, namun apa salahnya menerima takdir ini? Tidak ada yang salah, namun tidak semua orang menerima hal itu seperti dirinya. Suaminya memang tidak pernah berucap kasar, atau bahkan bermain fisik melainkan membunuh perasaannya tanpa ia sadari. Apa mau dikata hinata terlanjur jatuh pada pesona suaminya.

"Jam berapa?" tanya parau tanpa membuka matanya. Hinata melirik jam dinding

"5:48" jawab hinata

"Bangunkan aku jam 6 " hinata mengangguk paham bangkit dari tidurnya menuju kamar mandi. Waktunya menyiapkan kebutuhan suaminya.

Seelahnya hinata melangkahkan kakinya kedapur

"Pagi ma" hinata tersenyum

"Pagi, mandi setelah itu sarapan hemm" bocah berusia 10 tahun itu mengangguk patuh.

Hinata telah sibuk dengan kegiatan didapur menyiapkan segala asupan suami dan anaknya. Melirik sekilas kearah jam dinding, meletakan spatula yang ada ditangannya menuju kamar tidurnya

"Naru, bangunlah sudah jam 6"

"Hm"

"Bangun, nanti kau terlambat"

"Hm" kesal karna jawaban suaminya, hinata mencubit perut suaminya membuat ringisan keluar dari bibir pria itu.

"Bangunkan aku dengan biasa" gerutunya mengusap perutnya

"Sudah kulakukan sejak tadi, bangunlah sebelum shina yang kemari membangunkanmu" naruto mengangguk sembari menguap lebar. Hinata melanjutkan kegiatannya didapur.

"Pa, nanti jemput aku?" tanya shina

"Tidak bisa, hari ini papa ada meating" shina mengangguk paham

"Mama yang jemput, nee" shina mengangguk lagi melanjutkan memakan sarapannya. Hinata tersenyum sesekali melirik naruto yang sibuk dengan ponselnya. Hinata bukannya tidak tau apa yang sedang pria itu dengan ponselnya, hinata sangat tau tapi ia bisa apa? Hinata menghindari pertengkaran rumit.

.

Lagi

Hinata melihatnya lagi

'Hinata's One Shoot' ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang