Psychic love (Naruhina)

5.1K 331 11
                                    

Naruhina...

"Two shoot"








"Mama" Lirihnya

Melihat dan menyaksikan bagaimana mama dan papa nya mencoba untuk bernafas teratur membuatnya semakin terisak tertahan

Keluar dari persembunyian menghampiri orang tuanya yang sudah berlumuran darah.

Tangan pucat berlumur darah itu menyentuh wajah hinata, mengelus lembut

"Ja-jang-an me-nang-is sa-sa-yang"

"Hiks, mama" Mamanya menggeleng pelan tersenyum cantik sebelum akhirnya menutup matanya.

"Mama, papa" Semakin terisak nyaring.





















"MAMA, PAPA"  Teriaknya reflek membuka mata dan bangun dengan wajah dan tubuh yang berkeringat.
Melihat sekeliling teringat sesuatu menghela nafas berat, menyentuh kedua pipinya

"Lagi-lagi seperti ini" Lirihnya menghapus air mata yang hampir mengering itu dikedua pipinya.

Kakinya ia langkahkan menuju dapur untuk mengambil air dingin. Jika sudah begini ia akan terjaga hingga pagi.

Mimpi buruk masa lalu selalu menghantui tidurnya.

Masa lalu yang selalu ingin ia lupakan namun tidak bisa.

"Apalagi?" Tanyanya muak harus menghadapi bocah kecil ini lagi.

Bocah kecil itu menunjuk kearah apartmen seberang sana. Melirik sebentar melalui tirai tipis dari balkon apartemennya.

"Kau ingin aku kesana?" Bocah itu mengangguk pelan

"Lalu mati, begitu?" Bocah itu menunduk lalu menghilang. Ia mendengus selalu berhadapan dengan hal-hal seperti ini.

Hinata Hyuuga itu namaku

Aku mempunyai 1 keistimewaan yang tidak kebanyakan orang lain miliki. Dan aku selalu menutup rapat keistimewaan ini dari siapapun kecuali 1 sahabatku yang memang sudah memaklumi dan terbiasa olehku.

Dapat melihat orang yang sudah mati. Dan itu terkadang membuatku depresi dengan hidup di 2 demensi dalam 1 ruangan.

Waktu semakin berlalu dan aku mulai terbiasa dengan demensi lain.

Cklek

Hinata mengalihkan pandangannya pada pintu kamar mandi yang terbuka Dengan mata sedikit menyipit memandangi kamar mandi

Wush...

Hinata memandang datar hantu wanita didepannya. Menghela nafas panjang dan berjalan menuju ruang tv.

Hinata duduk dengan terus menatap layar televisi dengan toples cemilan ditangan kanannya. Sesekali menggeram kesal acara nontonnya terhalang karna hantu wanita itu terus hilang dan muncul tepat didepan TV

"Apa?! " Ucap Hinata kesal.

Hantu wanita itu menangis tersedu

'Hinata's One Shoot' ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang