Naruhina ~
👫
"No, dimana hinata?" Ino menoleh kesamping dan menyerngitkan dahi bingung
"Kupikir dia bersamamu"
"Tidak"
"Tadi dia keluar, kupikir kau sudah menjempu----"
"Hinata dikantin nar" Sahut tenten, lalu duduk didepan. Memulai menulis lagi. Pria itu--- Naruto mengangguk dan meninggalkan lab tanpa bicara.
Hinata--- gadis berusia 20 tahun. Berdiri tenang menunggu gilirannya memesan makanan. Memasukan kedua tangannya kedalam saku jaket yg dikenakan, hari ini dingin sekali ditambah hujan deras diluar sana.
"Kenapa tidak bilang berada disini?" Hinata menoleh kesamping dengan wajah biasa.
"Aku melupakan ponselku" Naruto mengangguk dan berdiri disamping hinata.
"Duduklah, biar aku yg pesan makanan" Hinata mengangguk tanpa protes. Berjalan menjauh menuju salah satu meja dikantin.
15 menit kemudian makanan mereka datang, hinata makan dengan tenang. Naruto melirik hinata sesekali. Mengambil tisu dan mengelap sudut bibir hinata yg terkena saus. Hinata sempat terdiam akan aksi dadakan naruto, membuat hatinya tidak karuan sekuat tenaga hinata mengontrol diri.
"Terimakasih" Naruto mengangguk dan melanjutkan makan lagi.
"Kau masih ada matkul?" Hinata mengangguk.
"Sampai malam, kau pulang saja"
"Aku akan menunggumu di ruang BEM" Hinata hanya diam. Tidak mau menanggapi lebih---lagi. Jika dulu mungkin hinata akan senang, bahkan akan langsung memeluk naruto saking senangnya. Tapi itu dulu--- sebelum naruto membentaknya dan meneriakinya didepan seluruh mahasiswa fakultas hukum. Untuk itu hinata tidak pernah menginjakkan kaki lagi difakultas hukum. Saat itu juga dirinya hancur...hancur sehancur-hancurnya.
Hinata dan naruto itu teman masa kecil beranjak besar. Dimana ada naruto disitu ada hinata. Lebih tepatnya hinata mengekor kemanapun naruto pergi. Hinata terbiasa memeluk naruto, dia suka memeluk naruto dari belakang, mencium pipi, leher bahkan kepala naruto. Tidak ada rasa malu, sekalipun hinata mencium naruto didepan teman-teman mereka. Naruto juga tampak diam aja. Sejak dulu juga begitu--- banyak yg mengira mereka pacaran. Tapi naruto selalu diam saat ditanya, hinata selalu mengatakan dia suka naruto dan tidak pernah direspon balik oleh naruto. Sering kali hinata berkata lantang seperti itu, tidak perduli dia dicap sebagai gadis murahan lah, gadis tidak tau dirilah. Naruto fine-fine aja.
Sampai akhirnya--- hinata yg lagi meluk naruto dari belakang, didorong keras oleh naruto. Hinata terkejut.
"Bisakah kau berhenti menempel? Kita sedang ditempat umum" Biasanya juga tidak masalah, apa yg terjadi?
"Kau marah?" Tanya hinata bingung.
"Ya aku marah, kau selalu menempel kemanapun, memelukku tanpa bertanya apa aku suka atau tidak. Tidakkah kau menyadarinya, aku tidak merespon berarti tidak suka. Terlebih lagi, aku sekarang sudah punya kekasih, berhenti memelukkan seperti itu" Bentak naruto meninggal hinata begitu saja menjadi pusat perhatian dan bahan pembicaraan mahasiswa hukum.
Begitulah sekilas kejadian yg membuat hinata tidak pernah lagi memeluk, menempel lagi pada naruto. Yg hinata tau perlakuan itu tidak disenangi oleh naruto, hinata hanya memikirkan rasa senangnya saja. Dan hinata cukup merasa bersalah. Untuk itu sejak 8 bulan lalu semua berubah, hinata yg dulu akan selalu mengekor kemanapun naruto, tidak pernah lagi mengikuti naruto. Hinata yg suka memeluk naruto, menciumi naruto tidak pernah lagi dilakukan. Tidak ada lagi sorakan lantang suka hinata, hanya obrolan biasa yg terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
'Hinata's One Shoot' ✔
RandomOne shoot Pairing : Naruhina Karakter hak paten milik om Masashi khisimoto! Daku hanya meminjam Bahasa non baku