"Kak?"
Dimas terlonjak saat mengetahui Farrel ada di sudut ranjangnya. Buru buru ia terduduk dan membereskan bekas perban perban di sampingnya. Tadi malam,ia pindah tidur ke kamarnya dikarenakan lukanya yang sangat sakit dan butuh diobati.
"Itu apa?" Tunjuk Farrel pada bekas perban dan juga obat merah yang berada di nakas samping tempat tidur.
"Kamu kenapa disini?" Tanya Dimas,mengabaikan pertanyaan Farrel.
"Ohh,nggapapa. Sekali sekali aku yang bangunin kak Dimas. Aku kan jarang banget ke kamar kak Dimas." Tuturnya."Keluar." Kata dimas dingin.
"Nggak mau,kak"
"Keluar,Farrel." Rahangnya mengeras.
"Gamau. Aku bilang gamau ya gamau!"
"Dibilang keluar ya keluar!"
"Gak!" Teriaknya.
Dimas terkejut,ia berusaha mengusir Farrel dari kamarnya,ia berusaha berdiri tapi kakinya sangat nyeri.
"Argh" ringisnya. Bekas cambukan itu masih menghitam dan siap mengeluarkan darah lagi.
"Kenapa??" Farrel mendekati Dimas tapi anak itu menghentikannya.
"Jangan dekati kakak."Farrel mengernyitkan dahinya,"aku mau bantu. Aku harus tau itu kenapa."
"Bukan urusanmu." Disaat seperti ini,Dimas akan menjadi sangat dingin.
"Kak Dimas itu kakakku. Aku berhak tau." Katanya sambil menatap lekat kakaknya.
"Keluar!!!" Farrel lantas keluar saat Dimas sudah mengeluarkan kemarahan yang ia sudah tahan sejak tadi."Maaf,Farrel." Gumamnya.
~•~
Farrel mengurung diri di kamarnya. Ia kesal pada kakaknya. Ia tidak tahu apa yang membuatnya tidak suka ketika Farrel masuk ke kamarnya.
Dan oh-perban, Farrel penasaran akan itu. Tapi ia tidak mungkin menanyakannya sekarang. Yang ada ia kena semprot kakaknya.
Hubungan mereka sejauh ini baik baik saja. Jarang bertengkar. Itu karena Dimas selalu menjaga Farrel apapun yang terjadi. Farrel rasa itu berlebihan karena ia sudah besar,tapi ia tidak akan-atau belum tahu apa yang membuatnya begitu dijaga sedemikian rupa.
Farrel membuka aplikasi chatnya. Ada pesan dari rosa. Mereka memang sudah bertukar nomor saat pesta ulang tahun Farrel. Namun,Rosa baru menge-chat nya sekarang.
Kak Rosa🌸
|hai farrel😊
Hai,kak Rosa|
|aku sedang bosan nih
kamu sedang apa?Sedang chat dengan kak |
rosa lah hehe|mau main tidak?
ditaman. nanti aku bawakan
makanan.Aku tidak boleh keluar|
|kenapa? keluar saja
Tidak bisa,aku harus
Tetap dirumah. ||lain kali saja kita keluar
bareng oke. diam diam saja
kakakmu kan galak.Haha,oke |
Farrel tertawa kecil saat sedang chat bersama Rosa. Anak itu memang emm-lucu? Padahal Farrel tahu,Rosa punya kelainan mental. Tapi,semua itu tidak terlihat.
"Farrel. Kakak minta maaf." Farrel mendengar ada yang mengetuk pintu kamarnya.
Ia membukanya,lalu mendapati Dimas yang langsung memeluknya.
"Maaf. Kakak sedang emosi"
"Tidak apa-apa." Farrel tersenyum. Ia mana mungkin bisa marah pada seseorang yang sudah menjaga nya selama ini.
"Sedang apa?"
"Sedang chat dengan teman kakak."
"Ohya? Siapa?
"Kak Rosa"
Dimas terdiam. "Apa yang dia katakan?"
"Ia mengajakku keluar. Tapi kan tidak boleh. Oh iya tadi ia meminta membuat grup untuk kita bertiga."
"Kurang kerjaan." Sela Dimas.
"Sudah ada. Coba kakak liat." Kata Farrel.
Dimas membuka hp nya lalu ia membuka notif tersebut. Ia mengernyitkan dahinya.
grup bertiga aja😊
Farrel
Wah sudah adaRosa buluk
mana dimas? kok tidak
kelihatan?Ga berfaedah bgt si lo
buat grup kek gini.Rosa buluk
kok ngomongnya gitu?
rosa kesel kesel keselBerisik lu.
Rosa buluk
rosa tuh lagi bosan,makanya buat
ini. pasti dimas juga bosan
kan,iyakan, iyakan,iyakanFarrel
Bener kata Kak Rosa.
Mumpung lagi bosan
Kita ngobrol disini sajaApa bgt anjir
nama grupnyaRosa buluk
kalo rosa digrup ini sendiri,baru
grupnya namanya rosa sendiri.Mana ada grup sendiri bego.
Rosa buluk
dimas gaboleh gitu ih!
rosa marah!rosa kesel
sama dimas!bye!Setelah itu, Rosa langsung off. Dimas hanya mengedikkan bahunya acuh.
"Kak,kasian kak Rosa tuh" kata Farrel setengah tertawa.
"Biar. Ga peduli." Tapi,jauh didalam lubuk hati Dimas,ia jauh lebih peduli.Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
B r o t h e r || JHS & JJK
FantasyPada kenyataan sebuah cerita, selalu ada pengorbanan dan penyesalan. 17 tahun kehidupan Dimas, setelah menanti bersama ke sabarannya, satu impian kecilnya terwujud.