[ Chapter 10 : Only Heart ]

228 32 1
                                    

Ken melangkahkan kakinya menuju bandara. Ia baru saja pulang dari London. Ya,ia sudah selesai menjalani pertukaran pelajar dari sekolahnya. Sekolah yang sama dengan sekolah Dimas. Mereka teman dekat. Namun,Ken memang sudah lama pergi. Jadi hubungan mereka mulai merenggang sejak mereka lost contact.

Ia memutuskan untuk pergi kerumah Dimas untuk bertemu dengan teman lamanya itu. Ia sangat rindu pada Dimas. Ia juga berteman baik dengan Rosa,perempuan yang ia taksir saat itu.

Ken masih ingat alamat rumah Dimas. Nah,ia telah sampai.

"TOK TOK TOK"

Ken dengan wajah sumringah nya mengetuk pintu rumah tersebut. Tidak ada jawaban. Ia mengetuk lagi. Dahinya mengernyit. Tidak ada jawaban lagi. Tapi lampu dan segala macam menyala. Tidak mungkin tidak ada orang.

Untuk ketiga kalinya tidak ada jawaban,anak itu menekan pegangan pintu rumah itu,tidak terkunci. Ken memutuskan untuk masuk kedalam rumah tersebut.

"Halo? Apa ada orang?" Firasatnya tak enak,sepertinya ada yang tidak beres.

"Halooo?" Ia bersuara lagi.

Tidak ada jawaban.

Ia berjalan ke arah kamar dan betapa terkejutnya ia ketika melihat Dimas terkapar dengan darah yang menghiasi wajahnya.

"Dim! Dimas! Dim lo kenapa?!" Pekik Ken. Ia sangat terkejut.

Ia melihat ke sekelilingnya. Melihat pecahan vas bunga yang mengelilingi tubuh Dimas. Ia panik.

"Gue harus bawa Dimas ke rumah sakit," gumam Ken.

.
.
.

Ken mondar mandir di depan pintu rumah sakit. Ia sangat tidak tenang. Tujuan awalnya menemui Dimas pupus sudah. Ketika ia baru saja ingin duduk,sebuah suara menginterupsinya.

"Ken?"

Ia menoleh, mendapati seseorang paruh baya tersebut.

"Om Alvian? Ayahnya Dimas?"

Pria itu mengangguk,lalu mengajak Ken untuk duduk di kursi tunggu.

"Dimas saya temukan tidak sadarkan diri di kamarnya. Ada apa ya om?" Tanya Ken.

Alvian terlihat seperti menyembunyikan sesuatu,ia mengarahkan netra nya keatas,kesamping lalu menunduk.
Ken dibuat bingung karenanya.

"Farrel butuh Dimas. Farrel butuh Dimas. Tadi malam saya buru buru kerumah sakit karena dokter menelpon saya bahwa Farrel sekarat. Saya tidak sempat membawa Dimas ikut kesini. Saya tidak tahu mengapa Dimas bisa seperti itu."

Raut wajahnya seperti dibuat buat,dan Ken menemukan kebohongan di matanya. Itu sangat tidak masuk akal menurut nya.

"Farrel kenapa? Apa yang ia butuhkan?"

"Ginjal dan jantung Dimas."

.
.
.

"Farrel mengalami gagal ginjal. Kondisi ini merupakan kondisi ginjal yang sudah kronis dan tidak dapat lagi berfungsi sebagaimana mestinya. Penyebab gagal ginjal sangat beragam,seperti infeksi ginjal yang terus menerus, diabetes dan sebab sebab lainnya. "

Alvian menatap dokter itu. Ia sangat khawatir pada putranya,Farrel.

"Apa ada cara agar Farrel tetap hidup,dok?" Tanyanya.

"Satu satunya cara adalah pendonoran ginjal untuk Farrel. Agar dia bisa tetap hidup." Jelas dokter Jisung.

"Syarat pendonoran jantung apa saja ya dok?" Tanya Alvian lagi.

B r o t h e r || JHS & JJKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang