"Ah, aku masih terlalu mengantuk!" gerutu seorang gadis berambut panjang yang baru saja memasang rantai pada ban sepedanya.
Hyuuga Hinata.
17 tahun
Kelas XI.3
Jomblo abadi dan-
sudah mandi.
Gadis yang akrab disapa Hinata itu berjalan menyusuri setiap ubin lantai salah satu sekolah terfavorit di dunia jagat raya ini. Ya, sekolah mana lagi kalau bukan Konoha High School. Berbicara mengenai sekolah favorit, apa yang pertama terlintas di benak kalian?
Bangunan sekolah dengan desain unik? fasilitas super mewah? tenaga pengajar profesional? atau...
"Cowok kerennya pasti banyak banget" jawab seorang gadis bermata aquamarine saat dilemparkan pertanyaan yang sama.
"Astaga, apaan sih. Kamu tuh gak punya hal lain untuk dipikirin apa? Cogaaann mulu~" Hinata tak habis pikir melihat salah satu teman baiknya yang benar-benar hafal seluruh cowok tampan kepunyaan KHS.
"Helllaawwww, Hinata... Sekali-kali hidup harus dinikmati" Balas Ino tidak terima.
"Iya, tapi tidak begini juga kali" Hinata menarik pelan kunciran rambut teman sebangkunya.
Mereka melanjutkan perjalanan menuju kelas XI.3. Sepanjang perjalanan mereka membicarakan banyak hal, mulai dari PR yang dikerjakan menggunakan kekuatan the power of mepet, tempat makan paling hits sampai deretan cowok yang menjadi peserta antrian cinta Yamanaka Ino. Untuk beberapa alasan, Ino dan Hinata mengambil jalan memutar melewati aula sekolah. Jangan bayangkan aula biasa saat kalian membayangkan aula KHS, ya. Aula sekolah mewah ini lebih mirip dengan sebuah gedung baruga dengan kursi berjejeran rapi ala bioskop.
Lalu, apa yang membuat Ino harus mengambil jalan memutar melewati aula sekolah?
"Eh, kok rame gini?" tanya Hinata inosen melihat keramaian yang tersaji di hadapannya.
Ada begitu banyak siswa-siswi KHS yang tampak keren dengan pakaian dan kostum mereka pagi ini. Mulai dari yang menggunakan pakaian serba hitam, pakaian tradisional, sampai dandanan ala harajuku yang membuat Hinata sedikit menertawai dirinya saat ia membayangkan dirinya menggunakan dandanan seperti itu. Tidak hanya itu, beberapa siswa juga terlihat sibuk mengangkat properti memasuki aula melewati sela-sela siswa lain yang sedang latihan menguji kekompakan mereka.
"Ya ampun, kamu gak tau?" tanya Ino sedikit hiperbola.
"Lah, emangnya ada apa?"Hinata bertanya balik, tidak mengerti.
"Hari ini tuh pementasan sambutan anak kelas X" jawab Ino sambil tersenyum dan melambaikan tangan membalas sapaan adik kelasnya.
Jadi, di KHS ada semacam tradisi 'salam' yang dilakukan oleh siswa baru kepada siswa lama di sekolah. Memang, sekarang sudah lewat 6 bulan masa-masa ospek berlalu dan justru masa ospek di KHS tujuan akhirnya adalah memberikan sambutan berupa pementasan. Seperti tradisi regenerasi lainnya, pementasan sambutan di KHS pun menuntut konsep 'harus lebih baik dari sebelumnya'. Hinata sering mendapati beberapa siswa kelas X berlatih menari, paduan suara atau apalah tapi memang dasarnya gadis berambut panjang itu tipe siswa yang rada don't care dan sedikit apatis, makanya ia tidak terlalu tahu kalau hari ini adalah hari H kegiatan tersebut.
"Pagi, Kakkaakkksss...." sapa seorang adik kelas agak sedikit terburu-buru.
"Pagi juga, adiikkss..." tentu saja Ino menyapa dengan semangat, sementara Hinata hanya membalas dengan senyum tipis dan kata 'hai'.