#5 Lip Balm

793 112 15
                                    


Senyum lebar nan bahagia tidak bisa Hinata hilangkan dari wajahnya saat menyaksikan kertas foto yang perlahan-lahan keluar dari printer. Hinata baru saja mencetak 3 fotonya bersama adiks Sasuke. Bukan hanya itu, Hinata bahkan mengedit fotonya bersama adiks Sasuke, menjadikannya dalam satu halaman dan menjadikannya lockscreen wallpaper di iPhone kesayangannya yang sudah ia anggap seperti anak sendiri.

"Isshh...manis banget sih kalo lagi tidur" kata Hinata sambil memasang ekspresi seolah ingin menggigit adiks Sasuke.

"Kalo diliat-liat, kami masih seumuran sih. Akunya yang awet muda kali ya. Apa aku gak malu-maluin kalo jadi pacarnya adiks?" tanya Hinata pada dirinya sendiri sambil mengambil gunting untuk memotong foto.

"Hah? Apahh? Pacarnya adiks? Duuhhhhh..." entahlah. Hinata semakin gila saja.

Hinata beranjak dari meja belajarnya dan memilih membaringkan dirinya di planet yang memiliki gravitasi paling kuat, ya, kasur. Gadis yang entah sejak kapan menginap penyakit keganjenan itu menarik selimut dan menyamankan dirinya kemudian hal selanjutnya yang ia lakukan adalah memandang fotonya bersama adiks Sasuke.

"Pengen deh bisa punya foto lain sama kamu. Foto yang gak harus dicuri-curi gini, foto kamu senyum gitu kek terus ada aku di samping kamu" gumam Hinata dengan nada yang menyiratkan bahwa ia sedang menanti sesuatu yang sangat mustahil terjadi.

"Ngobrol aja kita nggak pernah. Jangankan ngobrol, kenal aja nggak. Huh" Hinata meletakkan foto itu di samping bantalnya.

Sebelum tidur, Hinata meraih iPhonenya yang tidak lama lagi akan mati total gara-gara lowbatt. Sebelum mematikan data seluler dan menyambungkan iPhonenya ke kabel charge, Hinata menyempatkan mengganti dp BBM-nya yang sudah sebulan terakhir tidak pernah ia ganti. Hinata memilih fotonya bersama anak Kurenai-sensei yang masih berumur sekitar 3 tahun untuk ia jadikan gambar tampilan BBMnya. Setelah itu, Hinata mematikan data selulernya dan menyambungkannya ke kabel charge dan terakhir, Hinata memilih untuk tidur.

.

.

.

Pukul 2 pagi (n) biasanya lagi mimpi membina rumah tangga sama kamu.

Hinata terbangun dari tidurnya karena panggilan alam untuk menunaikan pipis tengah malam yang sangat mengganggu. Dengan pandangan kabur dan langkah yang sedikit gontai karena pengaruh rasa kantuk, Hinata kembali ke singasana miliknya.

Baterai iPhonenya sudah penuh. Hinata mengambil iPhonenya dan menyalakan data selulernya. 30 detik kemudian berbagai notifikasi bermunculan. Mulai dari Ino yang menanyakan apa dia masih hidup, Sai yang minta komentar tentang foto lukisan barunya, Gaara yang minta maaf karena belum sempat mengembalikan kotak bento Hello Kitty milik Hanabi dan notifikasi dari Uchiha Sasuke.

"Heh?" mata Hinata yang tadinya mengantuk kini terbuka lebar. Entah kenapa rasa kantuknya yang segunung itu rasanya tiba-tiba menghilang. Apa ini yang namanya black magic?

Jantungnya berdegup kencang, tenggorokannya tiba-tiba kering dan tangannya gemetar saat mendapati chat BBM dari nama Uchiha Sasuke.

"Ini beneran dia chat gue kan? Gue nggak lagi mimpi kan?" tanya Hinata pada iPhonenya dengan tatapan horror yang sulit diartikan.

Uchiha Sasuke mengomentari gambar tampilan anda. "Udah punya anak ya? Haha"

"Dia ngetik 'haha'? Apa? dia ketawa?" Hinata masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Adiks Sasuke? Dia ngechat duluan? Ngetik 'Haha' pula? Ini adiks Sasuke nggak di bajak kan? Oh iya, yang lebih penting...harus balas apa nih? Mana chatnya dari 4 jam yang lalu.

AdiksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang