#6 Bus

762 102 13
                                    

Hinata menyelesaikan dandanannya dengan mengusapkan lip balm pada bibirnya. Lip balm yang diyakini sebagai lip balm pemberian Ino sebagai tanda permintaan maaf karena membuatnya panik saat Adiks berjalan ke arah mereka.

"Yosh. Let's go" kata Hinata pada dirinya sendiri sambil meraih ransel putihnya.

Gadis bersepatu putih itu kemudian menuruni tangga dengan sedikit terburu-buru. Maklumlah, lagi jaim. Pokoknya gak boleh telat lagi, malu sama Adiks. Sebelum berjalan menuju pintu rumah, Hinata memutar arah ke dapur dan menyambar roti selai coklat yang telah dipersiapkan untuknya.

"Yah, ban sepedanya bocor lagi. Ni sepeda kok nggak pernah beres sih" gerutu Hinata saat menemukan sepedanya dengan kondisi tak layak pakai.

"Kenapa, Hin?" sahut ibu Hinata yang sedang menyiram tanaman. Wanita paruh baya itu menangkap gelagat aneh pada anak sulungnya.

"Ini, Ma. Ban sepeda Hinata bocor" kata Hinata keluar dari garasi rumahnya.

"Terus gimana dong, Neji dan Papa kamu udah pada berangkat. Atau minta Gaara jemput aja gimana?" Hotaru mematikan keran air dan berjalan menghampiri anaknya yang tengah manyun total.

"Gapapa deh, Ma. Masih ada waktu kok, Hinata naik bus aja" Hinata pamitan sambil menyalami tangan ibunya.

"Hati-hati.."

Untuk sampai ke halte tempat menunggu bus, setidaknya Hinata harus berjalan sekitar 300 meter. Untuk menemani jalan kaki singkatnya, Hinata mengeluarkan iPhone beserta earphone-nya. Selain untuk mendengarkan musik, Hinata juga memiliki ide lain untuk menghilangkan rasa kesalnya karena tragedi ban sepeda yang tiba-tiba bocor tanpa surat peringatan.

Hinata membuka aplikasi BBM, kemudian membuka room chat atas nama Uchiha Sasuke. Lalu mengetik-

'Pagi adiks Sasuke. Ban sepeda Kakaks bocor nih. Bisa minta tolong jemput gak? Masa kamu tega liat Kakaks ke sekolahnya naik bus'

Kemudian Hinata menekan tombol lock dan tombol home iPhonenya secara bersamaan. Yap, Hinata hanya men-screenshot ketikan pesannya tanpa mengirimnya. Lalu, hasil screenshot tersebut ia kirimkan ke salah satu temannya, Ino.

Hyuuga Hinata : mengirim gambar. Ban sepeda aku bocor nih, kirim pesan ini ke Adiks gak yaaaa...~

Yamanaka Ino : Makin gila aja ni anak. Coba kirim kalo berani.

Hyuuga Hinata : Aku gila karenanya. Hahaha, nggak lah. Malu tau.

Yamanaka Ino : Gimana kalian bisa ada progress kalo kamunya mau banget tapi malu banget.

"Dek, dek, buruan dek. Busnya mau jalan nih" teriak kernet bus pada Hinata yang cengengesan keasikan membalas pesan Ino.

Dengan buru-buru Hinata memasukkan iPhonenya ke dalam raselnya tanpa menghapus pesan yang ia ketik di room chat Adiks Sasuke. Akhirnya, karena pergeseran antara jari, layar iPhone, dan gesekan buku atau apapun di dalam ransel Hinata membuat room chat adiks Sasuke terbuka. Dan sialnya lagi, pesan yang belum sempat terhapus itu kini dalam status berhuruf D alias delive alias terkirim.

.

.

.

Di sebuah ruangan yang didominasi oleh perpaduan warna hitam dan abu-abu, seorang pemuda yang masih duduk di bangku kelas X Konoha High School tengah berdiri di depan cermin besarnya untuk memasang dasi sekolahnya. Kamar super luas itu sedang diisi oleh lantunan lagu dari band Simple Plan yanng berjudul famous for nothing. Tak jarang bibir tipis nan syeksyeh pemilik kamar tersebut turut berkomat-kamit melantunkan lirik lagu dari band favoritnya itu.

AdiksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang