Sejuta kisah merajut di riak sudut sekolah. Manusia yang terlahir dan berkesempatan merasakan dinamika kehidupan sekolah, tentu memiliki paradigma tersendiri dalam dirinya. Terlebih pada masa SMA. Pada masa ini, mereka yang menjadi aktor utama di sekolahnya. Seolah terbius dalam alunan keremajaan yang membias dalam sanubari. Pelbagai pola tingkah laku yang mereka lakukan seakan menjadi dogma lumrah tak bersifat ambivalen. Sehingga tidak heran kesan yang tertuai pada masa SMA sangat sulit untuk dilupakan.Arlan. Seorang siswa yang pernah bersekolah di daerah Ibu Kota ini memiliki kesan tersendiri saat SMA. Ia adalah siswa yang sangat cerdas. Mudah bergaul dan tak sedikit wanita yang menyukainya. Namun, meskipun sangat mudah baginya mendapatkan seorang wanita. Ia tidak pernah berpacaran selama duduk di bangku sekolah. Karena baginya, akademik jauh lebih penting. Sementara merajut asmara pada masa sekolah hanyalah membuang waktu dan tidak bermanfaat sama sekali.
Arlan pun selalu menjadi juara umum di sekolahnya. Bahkan di berbagai kesempatan, ia sering menjadi juara dalam kompetisi antarsekolah. Sehingga membuat sekolah Arlan menjadi harum namanya. Seluruh prestasi yang ia torehkan, sepertinya menjadi indikator kesuksesan Arlan di masa mendatang. Sebab tidak ada seorang pun yang meragukan kecerdasan Arlan. Dan semua percaya bahwa Arlan akan menjadi orang besar suatu saat nanti.
Di tengah hirup pikuk dunia sekolah yang dirasakannya. Ternyata dalam dirinya tersimpan hasrat kepada seorang wanita. Yah, meskipun ia tetap tidak mau pacaran. Tetapi terkadang perasaan ingin memiliki wanita tersebut, timbul. Dan ketika keinginan itu timbul, ia hanya bisa termenung sekaligus menahan perasaannya saja. Tak mengungkapkan, apalagi sampai berpacaran.
Arlan menyukainya lantaran grafik kecerdasan wanita itu semakin hari, semakin meningkat. Sempat ada rasa takut prestasinya akan direbut. Namun, Arlan tetap santai dalam menanggapinya. Tidak tergesa-gesa dan terus meningkatkan kualitas belajar.
Siapakah wanita yang dimaksud? Wanita itu bernama Lina. Sebelum kelas 12, Lina adalah siswi biasa yang nilai sekolahnya sedang-sedang saja. Ia juga tidak pernah berprestasi di sekolah. Namun, semenjak kelas 12, Lina mulai menunjukan grafik peningkatan yang sangat spektakuler. Pada persaingan smester lima, ia mendapatkan peringkat dua tepat di bawah Arlan yang masih betah di peringkat satu. Mendengar berita bahwa Lina mendapatkan peringkat dua, Arlan pun terkejut. Dan tidak menyangka sedikitpun.
"Hah? Lina peringkat dua." Ujar Arlan mulai melotot kaget.
"Iya, Lan. Dia peringkat dua. Gue aja kaget." Tukas Rio yang juga teman dekat Arlan.
"Wah, kalau gue ga meningkatkan semangat belajar gue. Bisa-bisa pas pemilihan siswa terbaik akhir tahun nanti, gue ga terpilih nih." Pungkas Arlan khawatir.
"Benar tuh, Lan." Jawabnya membenarkan.
Saat smester akhir, dinamika persaingan di kelas berubah drastis. Arlan dan Lina selalu bergantian menempati posisi tertinggi dalam hal nilai. Arlan belajar dengan sangat giat, begitu pun Lina yang berambisi merebut tongkat prestasi Arlan. Hingga akhirnya mereka mengadakan perjanjian dalam kompetisi ini.
"Lin, aku akui kalau kamu memang pandai semenjak kelas 12. Dan jujur aku sangat mengagumimu." Ungkap Arlan.
"Oh ya? Apa yang kamu kagumi dari aku?" Tanya Lina dengan senyum di wajahnya.
"Kamu cantik, cerdas, dan memiliki kepribadian yang sangat luar biasa. Aku juga yakin, banyak lelaki di kelas yang mengagumimu juga." Jelas Arlan.
"Berhenti memujiku terlalu tinggi ! Aku takut hal ini mengganggu konsentrasiku dalam belajar. Aku ingin mengalahkanmu dalam pemilihan siswa terbaik nanti." Tegasnya sembari memegang pundak Arlan.
KAMU SEDANG MEMBACA
What Is Love?
ContoKarra adalah seorang siswi cantik dari SMU Persada. Di sekolah, Karra dikenal sebagai sosok yang pintar, bandel dan jago basket. Sementara itu, di rumah, ia dikenal sebagai sosok yang manja dan acuh tak acuh. Kehidupan di sekolah dan di rumah inilah...