Zyeina Achela namanya. Besok malam tepat pukul 00:00 usianya genap tujuh belas tahun. Sweet seventeen pada umumnya selalu berlangsung bahagia. Tapi itu hanya pada umumnya dan jangan lupakan sebagian yang tidak termasuk dalam kategori umum itu. Ah, bahasanya mungkin terlalu berbelit.
Singkatnya kita lihat saja besok.
***
"Arggh panas, panas sekali."
"Cepat sedikit, bodoh!"
Jika saja akan terjadi seperti ini, gadis itu enggan beranjak dan melupakan kebahagiaanya memakai jas putih-putih ala profesor beberapa menit lalu.
"Bodoh, cepat jauhkan cairan itu!"
Semuanya tampak kacau, suara bising anak lainnya hanya menambah panik saja.
"Cepat masukan jarimu kedalamnya!"
Arghh.
"Tahan ini akan segera berakhir."
Mr. Anton. Guru yang seharusnya bertanggung jawab mengawasi jalannya proses praktikum dengan santainya pergi ke luar lab tanpa permisi. Menyebalkan, semuanya tampak bersorai bahagia dan malah tidak terkendali.
"Bagaimana lebih baik?"
"Terima kasih." Lekukan bulan sabit itu terlihat lagi.
***
"Ini akan sangat hebat, Chel. Piring-piring emas, lampu sorot dimana-mana, belum lagi mahkota yang tersampir di kepalamu." Gadis berambut sebahu itu tampak heboh sendiri.
"Kamu terlalu berlebihan Jeane," ia terkekeh mendengar saran temannya, Jeane Jesslyn seorang manusia bumi yang selalu percaya dengan dunia dongeng.
"Bukannya itu indah, Chel? Barangkali kamu bisa menemukan pangeran disana."
"Mungkin kamu benar dan mungkin sebentar lagi aku akan sepertimu," Chela menyeka ujung matanya.
Kening Jeane berkerut, "sepertiku, apa maksudnya?"
"Ya sepertimu, akan banyak kaset disney tertumpuk di meja belajarku dan tentu saja bibiku akan menarik kasar telingaku."
Keduanya tertawa melupakan orang sekitar yang menatap mereka aneh. Ya, aneh.
Selasar koridor tampak sunyi mungkin kebanyakan kelas telah memulai pelajaran berikutnya. Ini karena Jeane, dia terus saja asik bercerita tentang si putri cantik dan si pangeran buruk rupa. Hingga tak menyadari bel berdenting dan pelanggan kantin yang tersisa hanya mereka berdua.
"Astaga, aku tidak yakin jika kali ini kita akan ikut pelajaran Bu Clarita," lirih Chela.
"Entahlah semoga dia belum sampai kelas."
Di persimpangan koridor menuju lantai dua, seseorang yang tak asing mendekat.
"Tunggu sebentar," pinta Chela.
"Ada ap-"
"Astaga tangan kakak?" Chela terkejut melihat tangan kiri saudara kandungnya tampak melepuh dan berwarna merah.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Achilleas
FantasySiapa yang tak mengenal Achilles? Seorang pahlawan yunani dalam perang troya. Anak dari nimfa laut yang diperebutkan oleh Zeus dan Poseidon. Achilleas atau Achilles berasal dari bahasa yunani, achos, yang berarti rasa sakit. Namun catat, ini bukan k...