7. Gelombang Cinta

41 5 0
                                    

Rendy POV

Aku mencoba berjalan menyejajari langkahnya yang cepat. Jangan-jangan benar-benar dikasih 'semar mesem' itu es krim oleh Fello, sampai-sampai Casie begitu ngotot untuk melihatnya. Tangga benar-benar disesaki oleh siswa yang entah kelas berapa saja. Begitu aku memasuki area kelas XII, suasana di sepanjang koridor kelas XII IPS-D telah dipadati oleh siswa yang ingin melihat kejadiannya.

Kugengam jemari Casie kuat, dia berusaha merangsek untuk sampai ke depan. Berulang kali aku "permisi-permisi" kepada siswa yang menghalangi jalan. Aku dan Casie sudah ngos-ngosan, dan akhirnya kami memutuskan untuk melihat dari jarak agak jauh. Dari tempatku berdiri sekarang, terlihat Fello sedang ribut dengan ... kalau tidak salah Miyoko, siswi blasteran Indo-Jepang.

"Kamu tahu? Aku rela image-ku turun demi kamu!" suara Miyoko terdengar keras sampai membuat siswa di sekelilingku sibuk memvideo sebelum adegannya habis. Kuperhatikan drama satu babak itu dari jarak beberapa meter.

"Nggak usah kayak cewek murahan yang ngejar-ngejar cowok duluan." Tangan Fello terkepal kuat. Aku tahu kalau Miyoko sedang menahan kuat tangisannya agar tidak sampai meluruh.

"Karena kamu suka sama Casie, 'kan?! Harusnya kamu sadar kalau Casie itu pacar Rendy!" mendengar namanya disebut, Casie spontan menoleh, tapi aku tidak sempat melihat bagaimana ekspresi Casie karena aku terlalu fokus pada pemeran utama.

"Yang harusnya sadar itu kamu! Mikir dong jadi cewek!"

"BILANG AJA KALAU KAMU IRI SAMA RENDY!! COWOK ITU PAKAI RASIO, KAMU PASTI TAHU ITU!" Miyoko menjerit. Mengeluarkan unek-uneknya. Genggamanku di jemari Casie semakin erat. Mata Casie sudah berkaca-kaca, aku segera merengkuh bahunya untuk meninggalkan area keparat ini. Dalam hati aku mengutuk Fello berkali-kali. Saat aku dan Casie berhasil keluar melewati tangga yang sudah agak sepi, Casie melepskan gengamannya dari tanganku dan langsung berlari mendahuluiku tanpa berkata apa-apa. Aku ingin mengejar, tapi tungkaiku seperti pengecut yang merasa tak punya dosa. Saat itu juga, reaksiku hanya diam ditempat sambil memandangi Casie yang berlari degan punggung bergetar. Kuacak rambut geram.

Segera kurogoh ponsel dari saku celana.

"Key, samperin Casie ke toilet."

••••

Jarum jam di tanganku sudah menunjukkan pukul 15.03. Begitu ponsel yang dari tadi aku pantengi baru berbunyi tanda ada notifikasi, segera ku-cek.

Lisi:
Pulang duluan aja, Ren. Tenang aja, Casie sama kita, kok. Untuk besok pagi, kamu jemput Casie, tapi jangan bilang² Casie kalau kamu mau jemput dia.

Rendy:
Thank's, Lis. Casie baik-baik aja nggak?

Lisi:
Nggak usah khawatir, dia baik-baik aja.

Senyum di bibirku terbirit membentuk garis lengkung ke atas.

Rendy:
Perlu banget, ya, aku banyak-banyak ngucapin makasih.

Aksara [On Going✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang