Tentang rencana-Nya tidak ada yang tau. Semua hanya bisa kita tunggu,- bagaimana kelanjutannya? Apa yang akan terjadi setelahnya? Apa yang akan dialami? Hm, kita tidak akan tau.
Yang harus kita lakukan adalah berdoa, memohon, meminta kepada-Nya agar selalu diberikan yang terbaik kedepannya. Ketika kalian mengambil sebuah keputusan, percayalah Ia selalu disisi kita, menyayangi, dan menjaga kita.
•••
Kalian pasti tidak asing dengan kalimat ini;
'Dimana ada pertemuan, pasti akan ada perpisahan'.
Di kota tempat gue tinggal sekarang ini, pernah gue temuin satu toko namanya 'pertemuan cell' dan beruntungnya tidak ada yang namanya 'perpisahan cell'. Tetapi, meskipun toko itu dinamakan 'pertemuan' tetap saja di tempat itu ada perpisahan.
Kata perpisahan identik dengan rasa sedih, haru, sakit dan biasanya diiringi dengan hujan airmata yanh menghiasi suasana 'perpisahan'. Seperti yang gue alamin hari ini.
Yap, sekarang gue lagi ada di dalam gedung mewah, tempat acara perpisahan terjadi. Ini baru awal acara sih, jadi masih acara hiburan-hiburan menyenangkan dan dihiasi canda tawa.
Tak jarang dari mereka, mengambil foto bersama untuk kenang-kenangan katanya. Dan mumpung semuanya berpakaian rapih, formal dengan tatanan rambut dan make up yang digunakan.
Seperti saat ini--
"Tasyaaa, ayo foto bertiga dong, daritadi kita sibuk foto sama yang lain eh malah ga sempet foto bertiga," kata Salsa, sambil narik gue buat keluar dari barisan kursi.
"Eh milda, tolong fotoin kita bertiga dong," kata Salsa meminta tolong pada Milda yang kebetulan lewat di depan kita bertiga, harusnya dia jangan lewat depan kita, jadilah dia photographer dadakan.
Ara kebetulan udah nungguin. Jadi langsung aja kita berpose, mengambil banyak foto yang bahkan kalau ga tau diri, kita bakal foto sampai memori ponsel habis dan Milda akan jengkel.
"Makasih Milda, eh kita tadi udah fotbar kan?" tanya gue.
"Iya udah ko, yaudah ya gue mau ke kursi dulu byee," pamit Milda sambil melambaikan tangannya.
"Eh gais, gue mau foto sama Syuja dong," kata gue tiba-tiba. Dan spontan Ara dan Salsa yang asik liat-liat foto nengok ke arah gue dengan tatapan mereka yang- ugh mengintimidasi.
"Heh! Biasa aja dong liatnya, gue bukan mau foto sama buron kok, ayo ah temenin gue mumpung dia lagi nganggur tuh," kata gue dan akhirnya narik Ara buat nemenin gue, karena gue yakin Salsa pasti mager, dan ingin menikmati semua makanan yang sudah disediakan.
Sebenernya gue takut, gerogi, bingung gimana caranya gue ngajak Syuja foto. Secara kan kalian tau kalau gue ga pernah akur sama dia.
"Aduh Ra gimana nih gue mintanya? Malu bangeet dong gue,"
"Yaudah tinggal minta aja sih, katanya bukan buron kan?"
"Ih kaki gue lemes anjir gimana dong? Coba lu yang panggil kek Ra," kata gue dengan tatapan memohon. Tapi, ga ngaruh buat Ara.
Oke, saatnya.gue.tarik napas dalam-dalam.buang.
'Tuk tuk'
![](https://img.wattpad.com/cover/149391319-288-k285533.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Now, But Later ||END||
Teen Fiction[Book one] Tasya Vania Adalah seorang gadis yang masih berumur belasan tahun, ia seorang gadis yang tomboy dan gadis yang galak ketika dihadapkan dengan teman laki-lakinya. Tapi, semua itu berubah ketika dia baru merasakan perasaan lebih dari pera...