dua puluh• perpisahan (2)

45 12 0
                                    

Oke sebelumnya mawr mau kasih tau, di chapter ini Tasya pov-nya lebih sedikit atau mungkin ga ada, dan di chapter ini bisa dibilang chapter spesial karena mawr pake author pov dan sahabatnya Tasya pov alias Ara dan Salsa. Sebelumnya siapkan kantong plastik karena chapter ini full of drama yang bisa bikin kalian muntah.g 😂

Enjoy guys~~

••

author pov

Setelah kemarin Tasya melaksanakan acara perpisahan satu angkatan, hari ini Tasya berniat mengadakan perpisahan yang kedua kali hanya bersama teman-teman sekelasnya. Namun, rencana itu gagal karena kemarin ada sebuah kejadian yang membuat Tasya benar-benar dibuat kesal oleh seseorang bahkan sampai sekarang mood-nya pun masih belum membaik.

Flashback On

Setelah sampai dirumah, Tasya dikirimi pesan dari Farhan teman sebangku Arshi dan isi pesannya mengabarkan bahwa Arshi dikeroyok oleh teman-teman Ucup sesaaat setelah Tasya dijemput dan meninggalkan gedung perpisahan.

Lalu, malamnya Tasya dikabari oleh Milda bahwa setelah kejadian tersebut Arshi dimarahi habis-habisan oleh orangtuanya. Milda mengabari Tasya dengan menelponnya.

"Katanya bonyok dia sampe ngebahas soal nilai UN-nya, dia cerita katanya bonyok dia sampe ngomong 'jadi anak gatau diri, so so an berantem, mau jadi apa?! Nilai UN aja ancur gitu!' kata bokapnya si Arshi," begitu cerita Milda.

"Terus gimana sekarang keadaanya?"

"Kalau untuk sekarang gue belum tau deh, kayanya lu harus telepon dia habis ini"

"Oke deh, makasih infonya gue mau telepon Arshi dulu ya, bye"

Setelah memutus sambungan teleponnya dengan Milda, Tasya langsung mencari nomor Arshi dikontaknya dengan rasa khawatirnya yang sangat memuncak. Sebenarnya Tasya sudah ingin menelepon Arshi sejak siang tadi tapi ia belum sempat karena Tasya harus membersihkan diri.

Saat mencoba menelepon Arshi, Arshi tidak kunjung mengangkat panggilan dari Tasya. Berulang kali Tasya mencoba menghubungi Arshi akhirnya saat panggilan ke-lima, telepon tersebut diangkat oleh Arshi.

"Halo Arshi?"

"..."

"Halo?"

"..."

"Arshi lu ga-"

"Apa Sya?"

Tiba-tiba Arshi menjawab dengan nada dinginnya.

"Ehmm, lu ga kenapa-kenapa kan?"

"Ya"

"Lu kenapa ga cerita sama gue?"

"Gapapa"

"Kenapa lu malah cerita sama mereka aja? Kenapa gue ngga? Kenapa pas lu lagi butuh bantuan ga telepon gue? Kenapa?"

"Gue udah bilang gue gapapa, sekarang gue mau istirahat dulu"

"Jawab dulu pertanyaan gue Arshi!"

Tanpa sadar Tasya meninggikan nada bicaranya, dan terdengar membentak Arshi.

"Emang lu masih peduli sama gue?"

"..."

Tasya merasa dadanya bagai ditusuk ratusan anak panah, sakit sekali.

"Emang lu masih nganggep gue sahabat lu? setelah acara perpisahan kemarin antara gue sama lu, gue ga ngerasa lu masih peduli dan masih nganggep gue sahabat lu,"

Not Now, But Later ||END||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang