Proloog II : Leonardo's Haat

244 16 1
                                    

Sejak kematian Ibunya yang merupakan kaum hawa yang paling disayanginya di muka bumi ini, Leonardo Silvijn Vladxeoun membenci segala hal yang berbau dengan Cainnessio Lanzo Vladxeoun.

Sekarang berita itu bukanlah sebuah rahasia atau pun sebuah misteri. Tetapi berita itu sudah menjadi sejarah di keluarga kerajaan mereka. Laneseune Odin Vladxeoun memiliki anak haram dengan seorang pelayan. Dan anak haram itu adalah Pangeran Belanda ketiga, Pangeran Lanzo.

Ia tidak tahu sudah keberapa kalinya ia berantam dengan adik haramnya itu. Ia kejam? Memang begitulah nyatanya kehidupan. Kehidupan memang sangat kejam.

Leo sangat-sangat murka ketika ia mengetahui hal itu. Ternyata Ayahnya tidak mencintai Ibunya sama sekali. Mereka dijodohkan. Sementara Ibunya itu sudah memiliki perasaan pada Ayahnya. Tetapi bisa-bisanya Ayahnya itu memiliki hubungan gelap dengan seorang pelayan rendahan kemudian menghasilkan Lanzo.

Dan reaksi Ayahnya sungguh mengejutkan ketika Ayahnya tahu Lanzo mengetahui kebenarannya kalau ia adalah anak haram. Ia langsung mendatangi Miranda dan menyalahkannya atas semua ini.

Tentu saja Leo tidak terima. Jadi kenapa kalau adik haramnya itu mengetahui kebenarannya? Toh memang itulah kebenarannya. Tidak bisa diubah. Ia memang hanyalah seorang anak haram dari hubungan gelap Ayahnya serta seorang pelayan.

Di mata Leo, Lanzo hanyalah sampah sama seperti Ibunya, yang merusak rumah tangga kedua orang tua Leo.

Waktunya pas sekali. Ia baru saja mengutuk Lanzo anak haram itu dan ia memunculkan diri tepat di depannya.

"Sudah beberapa bulan dan kau masih tampak sangat tenang, adik," ucap Leo dengan tajam. Lanzo berbalik kemudian tersenyum miring. "Tenang adalah nama tengahku, kak." jawabnya santai.

"Aku lupa menambahkan satu kata akhir. Adik-haram." ucap Leo dengan tatapan dinginnya. Tetapi tentu saja Lanzo tidak berefek dengan itu.

Lanzo menghampirinya kemudian tersenyum lagi.

"Kau tampaknya sangat menikmati memanggilku adik haram. Aku suka itu! Apapun itu, aku senang asalkan Pangeran Leo senang." balas Lanzo sambil menghormat dengan membungkukkan setengah badannya kemudian berkata, "Yang Mulia." ucapnya memberikan salam pada kakaknya itu.

"Jangan sok akrab denganku. Apa kau tahu apa dirimu?" tanya Leo sambil mendekati Lanzo.

Lanzo masih dengan tenang menjawab, "Aku adalah hasil hubungan gelap Ayahmu dengan seorang pelayan rendahan. Apa itu cukup?" jawab lelaki itu dengan tatapan yang tetap lurus kedepan. Ia tidak menoleh sedikitpun.

Leo mengeraskan rahangnya. "Bagus kalau kau tahu diri. Jadi jangan muncul didepanku lagi, anak haram." jawabnya ketus kemudian berlalu.

"Lanzo," panggil Lionelle.

"Tidak usah pikirkan perkataan Leo, lagipula ia hanya bergurau. Jangan simpan ke hati ya." ucap Lionelle menengahi mereka berdua meskipun Leo sudah pergi dari situ.

Lanzo menoleh kepada Lionelle. Kemudian ia tersenyum miring. "Tak apa. Lagipula itu memang diriku." ucapnya sambil tersenyum.

Perlahan-lahan lelaki itu pergi dan menjauh hingga akhirnya yang tampak hanyalah punggungnya, yang menanggung semua kesedihan yang ia tutup dalam-dalam.

TO BE CONTINUED
VOTE N COMMENT NEEDED
THANKS
-L Y C A N O

Vladexeoun : Sacred ✅ [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang