Hoofdstuk 21 : Het Verlangen van Lionelle

101 6 0
                                    

Anna membeku sesaat mendengar ucapan itu. Leo masih saja menatapnya.

Satu detik.

Dua detik.

Tiga detik.

Kemudian tawa lelaki itu pecah seketika. "Lihat? Aku bisa saja berbohong kepadamu. Aku bisa saja mengatakan aku menyukai Laila, padahal aku tidak. Bukankah itu tidak terlalu akurat?" ucap Leo.

"Tentu, kau bisa saja berbohong. Aku juga bisa berbohong. Tetapi nyatanya bukankah semua orang sudah tahu soal kau dan Laila?" balas Anna.

"Kau tidak salah. Semua orang memang sudah tahu kalau dulu aku memiliki hubungan spesial dengan Laila. Lalu? Tidak perduli seberapa banyak orang yang tahu, kembali lagi pada titik awal. Bukankah aku bisa saja membohongi mereka semua?" jawab Leo sambil tersenyum.

"Kau benar juga. Kau memang ahlinya dalam membalikkan seluruh perkataan yang kuucapkan padamu." komentar Anna. Leo hanya tertawa mendengarnya.

"Dan kau ahlinya dalam berubah-ubah." jawab Leo sambil tersenyum. Anna tampak heran. "Aku ingin melihat semua perubahanmu." sambung lelaki itu yang membuat Anna semakin heran.

"Perubahanku? Aku tidak berubah sama sekali." jawab Anna.

"Ya bisa dibilang seperti itu." ucap Leo sambil tertawa.

Tiba-tiba ada sebuah panggilan yang masuk kedalam handphone lelaki itu. Leo berhenti tertawa kemudian berkata, "Aku akan menjawabnya dulu." ucapnya. Anna tersenyum. "Silahkan." ucapnya.

"Apa kau tidak merindukanku, Leo? Jemputlah aku ke bandara sekarang. Aku sudah pulang." ucap suara itu. Leo terdiam seketika, kemudian Anna dapat melihat lelaki itu tersenyum dan berkata, "Aku akan berada disana dalam beberapa menit. Tunggu aku." ucap lelaki itu.

Kemudian ia mematikan panggilan itu begitu saja dan menoleh pada Anna. "Um, Anna maafkan aku tetapi aku harus pergi sekarang. Ada urusan yang mendesak." ucap Leo.

"Oh, ya tentu. Aku bisa pulang sendiri." ucap Anna.

"Kalau begitu ayo, setidaknya aku akan bersama denganmu turun dari yacht ini." ajak Leo. Anna pun mengangguk.

Setelah Leo berlalu, Anna tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Langit sudah mulai gelap. Ia rasa lebih baik jika ia pulang saja, batinnya. Ketika wanita itu baru saja membuka layar handphone nya, sebuah panggilan masuk dari Lionelle. Pas sekali, batinnya.

"Lionelle, ada apa?" tanya Anna.

"Naiklah ke dalam mobilku. Aku akan mengantarmu." ucap Lionelle. Anna menoleh dan ia mendapati Maserati biru disitu. Ia pun segera naik.

"Darimana kau tahu aku bisa berada disini?" tanya Anna. "Bukankah kata yang pertama yang harus kau ucapkan adalah terima kasih?" balas Lionelle.

"Oh, ya. Terima kasih. Jadi darimana kau tahu aku bisa berada disini?" tanya Anna kedua kalinya.

"Apa yang tidak bisa kuketahui memangnya?" balas Lionelle sambil tertawa. "Kau menyebalkan, Lionelle." komentar Anna.

Lelaki itu masih saja tertawa. "Kita tidak akan menuju ke istana. Aku akan membawamu untuk menyaksikan sesuatu." ucap Lionelle.

"Jadi kemana kita? Memangnya apa yang ingin kau tunjukkan kepadaku?" tanya Anna.

"Lihat saja nanti." jawab lelaki itu.

"Apa Nebula di istana tadi?" tanya Anna. "Mana kutahu." jawab Lionelle singkat.

"Kenapa kau bisa tidak tahu? Bukannya kau menyukainya?" tanya Anna heran melihat tingkah lelaki itu.

Lionelle mengerutkan keningnya. "Memangnya aku pernah mengatakan aku menyukainya? Aku tidak tahu kenapa kalian semua berpikir terlalu jauh." jawab Lionelle.

"Apa kau benar-benar serius dengan perkataanmu itu sekarang?" tanya Anna.

Lionelle menoleh. "Aku tidak pernah menyukai Nebula."

"Lalu kenapa tingkahmu seperti kau sangat memperdulikannya?" tanya Anna. Lionelle tertawa. "Anna, perduli bukan berarti aku menyukainya. Aku hanya sayang padanya. Dia adalah sepupuku. Dan aku memperlakukannya seperti layaknya seorang sepupu. Aku tidak akan merusak batasan kami berdua." jawab Lionelle.

"Apa kau menyukaiku?" tanya Anna yang tampak tenang sambil menatapnya. Lionelle menoleh. "Apa boleh?" balas Lionelle. Anna masih menatap lelaki itu.

"Tidak. Aku sudah menikah dengan kakakmu. Jangan bertindak yang aneh." jawab Anna dengan sedikit menegaskan suaranya.

Lionelle tertawa. "Apa kau pikir aku bodoh?" ucap lelaki itu.

Anna menoleh padanya. "Aku tahu semuanya. Kau dan Leo, menikah demi Lanzo. Dan soal mengencani orang lain." sambung Lionelle.

Anna sedikit terkejut. "Bagus sekali. Darimana kau mengetahuinya?" tanya Anna. "Untuk apa aku menjawab pertanyaan itu? Tidak penting." balas Lionelle.

"Ok, kau berkata itu tidak penting. Tetapi terlepas dari hal aku dan Leo, aku sudah memperingatkanmu, Lionelle. Jangan berbuat yang aneh-aneh." ucap Anna.

"Aku ingin berbuat yang aneh-aneh. Dan sebentar lagi kau akan melihatnya." jawab Lionelle sambil tersenyum.

"Apa kau menyukaiku?" tanya Anna kedua kalinya sambil menatap lelaki itu. Lionelle menoleh kemudian menjawabnya lagi, "Apa boleh?" ucap lelaki itu.

"Tidak."

"Kenapa tiba-tiba kau begini? Kau membuatku merasa tidak nyaman." sambung Anna.

"Apa kau menyukai Leo?" tanya Lionelle. Itu sukses membuat Anna terdiam.

Wanita itu terdiam sejenak kemudian menoleh dan berkata, "Apa boleh?" jawabnya sambil tersenyum.

"Tidak. Jika kau benar-benar menyukainya, maka dia akan merasa tidak nyaman." jawab Lionelle bersungguh-sungguh.

"Kenapa begitu?"

"Apa kau benar-benar menyukaiku dan takut aku akan menyukai Leo?" sindir Anna tepat sasaran.

"Leo menyukai Laila. Bila kau menyukainya, kau hanya akan menjadi penengah bagi mereka." ucap Lionelle.

"Penengah? Leo adalah suamiku. Dan jika satu orang adalah penengah, maka orang itu adalah Laila." jawab Anna tegas.

Kemudian wanita itu menoleh. "Atau mungkin orang itu akan menjadi kau, Lionelle." sambung wanita itu.

Lionelle tersenyum miring. "Kau cukup cerdik. Ini akan menjadi sebuah kisah yang rumit, Anastasia." balas Lionelle.

"Namaku Anna, dan aku akan membuat semua ini agar tidak rumit." ucap Anna.

"Oh ya? Kau tidak akan bisa mengatakan hal itu ketika kau sudah melihat Leo bersama dengan Laila." balas Lionelle sambil tersenyum.

Anna heran.

"Lihatlah suamimu itu." ucap Lionelle.

Anna menoleh dan ia mendapati Leo sedang memeluk seorang wanita yang Anna kira adalah Laila.

"Ia bahkan rela meninggalkanmu demi menyambut kedatangan Laila. Coba tebak, sebesar apa rasa cinta suamimu pada wanita itu?" goda Lionelle.

Anna terdiam sejenak. Kemudian ia tersenyum, "Lagipula aku tidak menyukai Leo. Kami memiliki kebebasan kami masing-masing. Aku tidak peduli apa dia akan memiliki hubungan dengan wanita lain. Aku tidak peduli dia berkencan dengan siapa. Karena pernikahan itu bukan sungguhan." ucap Anna.

"Bagus kalau begitu. Berkencanlah denganku."

TO BE CONTINUED
VOTE N COMMENT NEEDED
THANKS
-L Y C A N O

Vladexeoun : Sacred ✅ [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang