Leo terdiam sejenak mendengar perkataan itu. Ck. Ia sangat menbenci wanita itu. Lagipula walaupun mereka sudah menikah, apa bedanya? Leo bahkan tidak merasa seperti ia adalah seseorang yang sudah berkeluarga, batinnya.
"Wanita, sangat merepotkan." komentar Leo sedikit kesal. Sementara Lionelle tertawa kemudian berkata, "Untuk apa juga kau menikah." ledek Lionelle. Lanzo tersenyum miring. "Tutup mulutmu itu, kekasih Nebula. Atau aku tidak segan-segan untuk membakar semua susu yang kau simpan di dapur, Lionelle." ancam Leo dengan dingin.
Mendengar itu, Lionelle langsung menunjukkan wajah jeruk nipisnya. "Ck. Aku bukan kekasih gadis gila itu! Aku tidak menyukainya! Mengapa kalian tidak percaya denganku?!" bantah Leon.
"Apa pendapatmu tentang itu, penggila wanita?" tanya Leo kepada Lanzo yang tampak tenang sambil tersenyum miring.
"Lionelle, kau juga harus berhenti membohongi dirimu. Semua orang bisa melihat kalau kau menyukai Nebula. Kau sangat overprotektif padanya." ucap Lanzo sambil tersenyum.
"Sejak kapan aku melakukan hal itu??!" bantah Lionelle.
"Ok, kalau kau tidak menyukainya. Nebula tampak tertarik padaku. Aku akan mendekatinya kalau begitu." balas Lanzo.
"Lanzo! Kau tidak boleh!" bantah Lionelle secepat kilat.
"Lihat siapa yang berbicara." ledek Leo.
"Lionelle, kau juga perlu sadar dengan apa yang kau katakan. Jika kau tidak menyukainya, berhentilah bersikap seperti kau menyukainya." ledek Lanzo.
Lionelle terdiam dengan wajah jeruk nipis nya.
Kemudian mereka bertiga bersama-sama berjalan menuju ruang makan untuk sarapan pagi. Di meja makan yang luas, Lane dan Anna sudah duduk dengan tenang dengan posisi Lane berada di pusat meja makan, dan Anna duduk di sebelah kanannya.
Ketika Leo, Lionelle, dan Lanzo menunjukkan diri mereka, Lane menyambut mereka dengan senang hati.
"Kalian bertiga, cepat. Terkhususnya kau, Leo. Apa kau tidak kasihan melihat istrimu yang sudah menunggu kedatanganmu daritadi? Ia sudah sangat lapar." canda Lane. Lanzo langsung mengambil tempat duduk di sebelah kiri Lane, tepat di depan Anna. Sementara sewaktu Lionelle hendak mengambil tempat duduknya, Nebula datang dan langsung mengambil tempat duduk tepat di sebelah Lanzo. Lionelle mengeluarkan wajah jeruk nipisnya kemudian akhirnya ia duduk di samping Nebula. Kenapa sih, Nebula jadi semacam lebih dekat pada Lanzo? batinnya frustasi. Lanzo yang menyadari kecemburuan Lionelle itu makin menjadi-jadi sambil tersenyum miring.
Sementara Leo, yang bingung akan duduk dimana, akhirnya terpaksa duduk di sebelah Anna setelah Lane mengatakan, "Leonardo, apa yang kau lakukan? Duduklah disebelah Anna." ucap Lane. Leo menurutinya saja.
Mendengar itu, Anna tampak tersenyum. Tetapi ia tersenyum bukan untuknya, melainkan sambil melihat Lanzo. Itu sukses membuat Leo kesal.
"Lanzo, aku ingin bersamamu lagi nanti!" ucap Nebula yang membuat semua orang di meja makan itu menoleh kepada mereka berdua. Termasuk Lionelle.
Lanzo tersenyum manis. "Oh, tentu. Kapanpun kau bisa bersamaku, Nebula." jawab Lanzo dengan ramah.
Nebula tersenyum antusias dengan jawaban Lanzo.
Sementara Lionelle yang duduk disebelahnya sudah seperti jeruk nipis yang sangat asam.
"Lanzo, kau sebaiknya berhati-hati, Nak. Apa kau tidak melihat kedua kakakmu tampak sebal karena kedua wanita ini sedari tadi menatapimu dan tersenyum kepadamu? Bahkan mereka melupakan pasangannya masing-masing." canda Lane.
Lanzo tersenyum miring. "Benarkah? Aku suka melihat Lionelle cemburu. Terlebih lagi Leo." tambah Lanzo.
"Lanzo, kenapa kau tidak sekalian menjadi istriku saja? Wajahmu terlalu mempesona. Atau kenapa kau tidak melakukan operasi saja dan mengubah wajah sialanmu itu?" balas Leo yang tampak kesal.
"Aku setuju denganmu untuk yang satu ini, Leo." timpal Lionelle.
Lanzo tertawa. "Salahkan Ayah untuk wajah tampanku ini." balas Lanzo sambil tersenyum miring.
"Kau memang putraku." jawab Lane sambil tertawa.
"Sudahlah, mari kita makan. Dua wanita ini sudah lelah menunggu kalian yang asik beradu mulut." sambung Lane.
Setelah akhirnya mereka selesai menyantap sarapan mereka, Leo dapat melihat Anna yang langsung pergi dengan mencuri-curi pandang. Kemudian ia juga bergegas untuk pergi. Sebelum ia menyusul wanita itu, Lionelle menahannya kemudian berkata, "Ingat. Jangan terlalu keras padanya, Leo." ucap adiknya itu. Leo hanya menatapnya sinis kemudian berlalu.
Ternyata Anna langsung kembali ke kamar Leo yang sekarang sudah menjadi milik mereka berdua. Leo menyusulnya dan melihat wanita itu yang hendak membuka baju tidurnya. Kemudian menoleh kepada Leo.
"Aku akan mandi. Apa kau akan tetap disini? Aku tidak keberatan jika kau memang disini. Tetapi aku takut aku akan menganggumu." ucap Anna.
Leo terdiam sejenak. Kemudian ia membuka mulutnya, "Kau adalah istriku. Bagaimana mungkin keberadaanmu akan mengangguku?" jawab Leo dingin.
Wanita itu tidak menjawab sementara ia membuka bajunya hingga tertinggal bra dan celana dalamnya kemudian ia memasuki kamar mandi. Sementara Leo langsung menghempaskan tubuhnya ke tempat tidur.
Apa-apaan wanita ini? batin Leo. Ia benar-benar tidak bisa membaca Anastasia. Terkadang ia seperti wanita yang sangat agresif, tetapi ia tampak datar sekarang. Seperti yang Leo inginkan. Wanita itu benar-benar membuat pernikahan ini tampak seperti mereka memang tidak menikah. Ini yang diinginkan Leo. Tetapi kenapa ia tidak pernah merasa puas? batinnya heran.
Leo menunggu sampai akhirnya wanita itu keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan handuk yang menutupi sebagian tubuhnya kemudian ia berjalan dan berdiri di depan lemari. Kemudian ia membuka lilitan handuknya begitu saja yang membuat Leo dapat melihat semua bagian tubuhnya dari belakang.
Damn! batin Leo. Kenapa juga tadi Leo tidak keluar saat ia tawarkan. Sekarang ia hanya bisa terdiam melihat pemandangan itu.
Wanita itu kemudian memakai bajunya yang merupakan dress bunga-bunga yang membuat wanita itu tampak sangat natural.
Leo bangkit dari tidurnya kemudian menghampiri wanita itu. "Kenapa berpakaian seperti itu? Kau mau kemana?" tanya Leo.
"Apa aku harus memberitahumu kemana aku harus pergi? Aku kira kita saling bebas melakukan apapun-"
"Kau adalah istriku! Tentu saja aku harus tahu!" bentak Leo dengan amarah nya yang naik seketika begitu wanita itu menjawabnya seperti itu.
"Oh, benarkah?" tanya wanita itu sambil kemudian mengeluarkan senyuman mematikannya seperti biasa. Tetapi senyuman itu tampak sedikit berbeda kali ini, batin Leo.
Rahang Leo mengeras seketika. "Kau tampak sangat berlebihan." ucap Leo dingin.
Wanita itu tersenyum sekali lagi. Dengan cara yang mematikan. Ia menatap Leo dengan tatapan matanya yang tak kalah tajam. Tetapi tajam dalam hal menggoda, tidak seperti tatapan mata Leo yang lebih ke dingin dan angkuh.
Kemudian wanita itu mengelus pipi Leo dengan tangan halusnya. Tetapi Leo tampak menghindari tangan gadis itu dan menoleh ke arah lain. Menghindari tatapan gadis itu.
Anna masih saja mengelus dan menangkup pipi lelaki itu kemudian ia berkata, "Kau yang tampak begitu berlebihan. Pernikahan ini bukanlah sungguhan. Begitu juga dengan kau. Kau tidak perlu menyebutku istrimu. Dan begitu pula denganku yang tidak perlu menyebutku sebagai suamiku. Jangan berpura-pura seperti kita benar-benar pasangan. Kita hanya perlu memainkan peran kita ketika berada di depan orang lain, baby bear." ucap Anna sambil tersenyum dan membelai pipi lelaki itu.
TO BE CONTINUED
VOTE N COMMENT NEEDED
THANKS
-L Y C A N O
KAMU SEDANG MEMBACA
Vladexeoun : Sacred ✅ [COMPLETED]
Roman d'amourSetelah meninggalkan tempat itu selama belasan tahun, akhirnya ia menginjakkan kakinya untuk kedua kalinya ke tempat itu. Tak disangka ternyata ia menemukan sosok yang selama ini ia cari, yaitu adik tirinya yang ternyata adalah seorang pelayan di is...