🎀Thirteen🎀

48.8K 2.5K 144
                                    

"❤Menikah bukan perihal jatuh cinta. Karna percayalah jatuh cinta setelah menikah lebih indah. Yang penting jangan pernah jatuh cinta melebihi kepada Sang Pemilik cinta❤"

🎀🎀🎀


Paginya, aku terbangun karena sudah masuk sholat subuh. Tapi kemana kak Devano, kok gak ada. Aku cek di kamar mandi juga gak ada. Apa tadi malam saat tidur dia pergi ninggalin aku. Astaghfirullahal'adzim, gak baik suudzon Fiza.

Aku mengambil air wudhu, setelah itu memakai mukenah dan menjalankan sholat dua rakaat sebelum subuh. Karena dua rakaat sebelum subuh lebih baik daripada dunia seisinya.

Selesai sholat subuh aku mengangkat tanganku untuk berdoa.

"ALLAHUMMAJ'ALNI MAHBUUBAN 'INDA ZAUJII BIROHMATIKA YAA ARHAMAR ROOHIMIIN : YA ALLAH JADIKANLAH AKU DICINTAI OLEH SUAMIKU DENGAN RAHMAT-MU WAHAI DZAT YANG MAHA PENYAYANG DIANTARA SEMUA PENYAYANG."

"WALQOYTU ALAYKA MAHABBATAM MANNA WALITUSNA A'ALA AIN : AKU LIMPAHKAN KEPADAMU KASIH SAYANG YANG BERASAL DARI-NYA, AGAR ENGKAU DIASUH DI BAWAH PENGAWASAN-NYA. AAMIIN..."

Aku membuka mukenahku dan melipatnya. Aku berbalik badan dan mendapati kak Devano yang sedang berdiri di ambang pintu dengan melihat ke arahku.

Aku berjalan ke arahnya. "Kakak dari mana?"

Kak Devano berjalan ke arah kamar mandi. "Olahraga pagi."

Kalau dia menjawab seperti itu berarti dia abis sholat di Masjid. Kenapa harus ditutupi sih. Aku juga gak marah kalo dia bilang sholat di Masjid, bahkan aku senang mendengarnya. Apa kak Devano malu kalau mengatakan itu padaku, ah sudahlah. Lebih baik aku membantu Ummi di dapur.

"Assalamualaikum, Ummi." aku menghampiri Ummi yang lagi memotong beberapa sayuran di sana.

"Wa'alaikumsalam."

"Hari ini masak apa?"

"Anyang Pakis, Sate Kerang, sama Peyek."

"Wah enak tuh." aku mengambil sayuran-sayuran itu untuk di potong. Sedangkan Ummi lagi buat Peyek.

"Ra, gimana hubungan kamu sama nak Vano?"

Aku berhenti memotong sayur. "Emh... Baik, Ummi."

"Kamu bahagia kan, Nak?"

Aku tersenyum ke Ummi. "Ya ada bahagianya ada juga sedihnya Ummi."

Ummi mengusap bahuku. "Namanya juga rumah tangga pasti ada kerikil-kerikil masalah. Tapi ingat, selesaikan masalah baik-baik dengan kepala dingin."

"Iya, Ummi."

Ummi kembali bertanya. "Nak, kamu udah menjalankan kewajiban kamu sebagai istri dengan baik, kan?"

"Udah, Ummi. Rara melakukan tugas dengan baik, mencuci pakaian kotor kak Devano, menyiapkan bajunya, membersihkan rumah, memasak makanan untuk kak Vano."

"Ra, kamu tau gak tugas istri itu bukan hanya membereskan rumah aja. Tapi seorang istri itu wajib melayani kebutuhan batin suaminya dan tidak boleh menolak atau menundanya." Ummi menjelaskan.

"Kecuali karena alasan yang dibenarkan oleh syariat islam. Jika seorang istri menolak ajakan suaminya tanpa alasan yang dibenarkan oleh islam, maka ia telah berdosa dan durhaka kepada suaminya. Allah dan malaikat melaknat sikap istri yang seperti itu. Kamu pasti udah tahu kan Ra tentang itu."

Aku mengangguk. "Iya, Ummi."

Ya Allah, apa aku udah berdosa karena sudah menundanya. Bahkan suamiku tidak tertarik denganku. Apa dia mau menyentuhku? Aku bukanlah istri yang diinginkan oleh kak Devano. Cepat atau lambat kak Devano akan ninggalin aku.

Hijaber Girl and Bad Boy✔[Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang