🎀Fiveteen🎀

52.8K 2.3K 119
                                    

"Hanya karena aku diam. Bukan berarti diriku tidak merasakan apa-apa."

🎀🎀🎀

"Ya Allah, kak! Kita kesiangan. Bangun kak udah jam tujuh!" aku mengguncang badan kak Devano agar bangun.

"Hoamm!! Apa sih, Za. Berisik banget." kak Devano kembali menarik selimutnya.

"Iissttthh, kakak! Hari ini ada mata kuliah! Cepat bangun. Nanti kita telat!" teriakku.

"Kuliah masuk jam delapan, Za. Gak usah takut." iya sih masih ada satu jam lagi. Tapi kan harus siap-siap dari sekarang.

"Yaudah terserah kakak. Aku mau mandi duluan." aku turun dari ranjang dan kembali ke kamarku. Karena tadi malam kak Devano menyuruhku untuk tidur bersama di kamarnya.

"Fiza!" kak Devano berteriak dari dalam kamar.

"Iya, kak! Ada apa?" aku berteriak dari luar kamar.

"Tunggu gue! Gue ikut."

Ikut? Ikut aku mandi maksudnya? Ihh kak Devano apa-apaan sih.

Buru-buru aku masuk ke kamar mandi lebih dulu untuk menyelesaikan mandi. Ini semua gara-gara kak Devano, jadi telat gini kan. Belum lagi beresin rumah, menyuci baju, sarapan juga belum sempat buat. Kalau aja tadi selesai subuh gak tidur lagi kan gak gini jadinya.

"Fiza! Buka, Za!" kak Devano berteriak di depan pintu kamar mandi.

"Aku buru-buru, kak. Gak sempat. Udah kakak mandi di kamar kakak aja, ya!"

"Ini gue lagi marah loh, Za."

Kak Devano kok aneh ya? Tau ah. Biarin aja!

Gak ada suara lagi. Hmm berarti kak Devano udah keluar dari kamar aku. Akhirnya, dia keluar juga. Astagfirullah, Fiza. Istri macam apa kamu ini.

Selesai dengan pakaian kampusku, aku keluar dari kamar dan melihat kak Devano yang juga sudah siap dengan pakaian kampusnya.

Aku menghampirinya yang lagi duduk di sofa. "Kok malah duduk, kak. Ayo kita udah telat."

"Gue lagi marah." mukanya ditekuk.

Aku mengelus rambutnya. "Ooh anak lanang Ummi yang ganteng ini lagi ngambek, ya?"

Mukanya masih jutek. "Gak lucu, Za."

Aku duduk di sampingnya. "Yaudah aku minta maaf karena gak sempat buat sarapan."

"Gue marah bukan karena itu."

"Emh... Aku minta maaf udah buat kakak telat."

"Bukan itu."

"Terus?"

"Lo tadi gak ngebolehin gue ikut masuk."

Aku menepuk jidatku. "Oh yang itu, maaf. Aku salah, maafin ya."

"Tapi ada syaratnya."

"Apa?"

"Hari ini kita bolos kuliah aja ya, please." kak Devano menyatukan kedua tangannya.

"Apa? Bolos? Enggak, kak. Kakak apaan sih kok ngomongnya gitu. Hari ini aku ada wawancara, kak. Aku gak mau bolos ah!"

"Ini perintah suami, Za. Lo harus nurut!"

Kalau udah gini aku bisa apa? Bawa-bawa perintah suami lagi. Aku kan gak mau kalau gak nurut sama perintah suami, nanti hilang lagi kunci surgaku.

Hijaber Girl and Bad Boy✔[Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang