🎀EXTRA PART🎀

48.7K 1.6K 96
                                    

10 tahun kemudian...

Musim dingin yang sejuk adalah sambutan hangat dari panasnya musim panas. Kehangatan musim semi adalah janji bahwa musim dingin telah hilang.

Musim baru selalu ada jalan kebaikan, yang dengan itu, pasti ada perubahan. Di setiap musim kita akan menemukan kebahagiaan baru untuk hidup, juga selamat tinggal buat kenangan lama.

Hidup itu selalu berubah, karena itulah sifatnya. Tidak ada yang dapat kita lakukan untuk menghentikan perubahan yang terjadi pada setiap musim, dan kita tidak akan menginginkannya.

Dalam setiap perubahan adalah kesempatan kita untuk membuat perubahan menjadi lebih baik.
Biarkan perkembangan musim tanpa henti menginspirasi kemajuan kita sendiri yang tak henti-hentinya, perubahan kita sendiri yang bermanfaat.

Hiduplah dengan lebih banyak tujuan yang ingin dicapai, dipenuhi dengan kegembiraan yang tidak bisa dilalui oleh musim yang berlalu.

Seperti yang dialami pria berusia kepala empat yang saat ini sedang duduk di kursi goyang dengan kacamatanya juga berkas-berkas file kerja di tangannya. Seolah-olah menambah ketampanannya.

Walaupun usianya sudah berkepala empat, namun jiwanya masih sama seperti dulu. Pria berambut pirang yang dulunya menolak untuk dijodohkan dengan sosok gadis berhijab.

Ya, yang sekarang gadis berhijab itu sudah menjadi bagian hidupnya. Menjadi sosok yang selalu menguatkannya, sosok yang sudah mau menemaninya selama 19 tahun lamanya menjalani mahligai pernikahan.

Pernikahan yang berawal dari perjodohan tentunya.

Sekarang ia sadar, bahwa perjodohan itu tidak seburuk yang dipikirkannya. Buktinya ia sendiri yang sudah merasakannya.

Jika kita ikhlas dalam menjalaninya. InsyaAllah akan baik pula ke depannya.

"Abi!"

Wanita itu berlari menghampiri suaminya yang berada di balkon kamar. Berteriak antusias memanggil suaminya dengan membawa handphone. Seperti ada yang ingin ditunjukan mungkin. Tapi apa? Kenapa wajahnya secemas itu? Apakah anaknya Irsyad itu membuat ulah lagi di Pesantrennya.

Yang dipanggil Abi menoleh, melihat sang istri yang sudah berdiri di belakangnya.

Dia bangkit dari kursi goyangnya, meletakkan berkas-berkas di atas meja dekat kopi yang tinggal setengah isinya. Dia membuka kacamatanya, tersenyum menatap wanita yang kini sudah ada di hadapannya.

"Ada apa, Sayang?"

Wanita itu menangis. "Abi... Irsyad, Abi."

"Kenapa dengan Irsyad? Apa anak itu buat ulah lagi!"

"Irsyad kabur dari Pesantren, Abi."

Wanita itu terus menangis. Memikirkan anak keduanya yang terlarut cukup bandal alias Bad Boy. Sifat seorang Ayah yang menurun pada anak keduanya, yaitu Daffa Irsyad Muwaffaq, atau biasa dikenal dengan nama Irsyad.

Devano memijat pelipisnya. "Benar-benar udah kelewatan!!!" geramnya. "Jangan menangis, Za. Aku akan mencarinya." Devano memeluk istrinya, Hafiza.

"Abi... Aku takut Irsyad kenapa-kenapa di luar sana. Ayo, Abi... Sekarang juga kita cari Irsyad."

Devano mengangguk, lalu mencium kening istrinya.

Drtttt... Drtttt... Drrtttt...

Hafiza mendongak menatap wajah suaminya. "Telepon dari pesantren."

"Sini biar aku yang bicara."

"Assalamualaikum." Terdengar suara seorang pria dari sebrang sana.

Hijaber Girl and Bad Boy✔[Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang