Agresi Militer (V)

45 16 8
                                    

Hari sudah pagi, dan matahari sudah menampakkan diri.

Arion terbangun dari tidur nyenyaknya karena sinar matahari yang masuk melalui celah jendela yang tidak tertutup tirai.

Ia pun segera melakukan ritual paginya. Sebelumnya ia sudah memohon doa kepada yang Maha kuasa untuk menjaga dan memberi perlindungan untuk nya sepanjang hari ini sama seperti hari sebelumnya.
Arion sudah selesai mandi dan mengunakan seragam sekolah nya, Ia pun turun untuk sarapan bersama keluarga tercinta nya.

Pemandangan yang pertama kali ia lihat adalah meja makan yang sudah terisi oleh menu sarapan ala mama nya. Papa nya yang sedang berbicara dengan mama nya. Dan kakaknya yang sedang sibuk mengunyah.
Tunggu, kenapa kakaknya masih disini?

"Pagi sayang" sapa mama Arion kepadanya dengan senyuman hangat.
Arion pun membalasnya dengan senyuman yang tak kalah hangatnya.

"Ngapain lo masih disini? Suami lo belom balik dari medan perang?" Tanya Arion dengan asal kepada sang kakak yang masih asik dengan dunia sendiri, Arion pun menarik bangkunya untuk duduk.

"Iya, dia lagi mimpin pasukan agresi militer Belanda II" Ucap Shean tak kalah asal.

Arion pun menggelengkan kepalanya sambil bertepuk tangan pelan, takjub akan jawaban faedah sang kakak.

Tanpa memperdulikan Shean, Arion segera menyambar mangkuk yang sudah terisi oleh sereal kesukaan nya.

Percakapan hangat pun berlangsung, dimana sang papa menanyakan sekolah Arion. Mama nya yang menanyakan kapan suami nya pulang nanti, dan kakaknya menanyakan mamanya nanti masak apa. Arion hanya menjadi pendengar yang baik sambil menghabiskan sarapan nya itu.

"Oh ya, gimana yon?" Tanya papa nya kepada Arion sambil meminum secangkir kopi.

" Untuk sekarang udah lebih baik, doain ya pah" ucap Arion dengan senyuman hangat. Memberikan isyarat bahwa ia baik-baik saja kepada seluruh anggota keluarga nya.

"Jangan terlambat ya, harus terus lakukan, jangan sampai tambah parah" ucap papanya mengingatkan yang dibalas dengan anggaran oleh Arion.

Papanya pun hanya membalas dengan senyum yang sulit di arti kan.

Arion akhirnya pamit berangkat kesekolah, setelah menyelesaikan sarapan singkat nya.
Ia berangkat menggunakan motor kesayangan nya. Menembus ramainya jalanan di pagi hari.

Sesampainya disekolah ia langsung memarkirkan motor nya ditempat biasa, dan segera berjalan menuju kelas nya.

Arion berjalan dengan langkah santai sambil sesekali membalas senyuman dari para siswa-siswi yang melintas di dekatnya.

Hingga akhirnya ia sampai di kelasnya
Yang sudah ada Dion yang sedang mengerjakan sesuatu. Ia pun segera mendekati Dion dan langsung meletakkan tasnya disamping Dion.

"Ngapain bro?" Tanya Arion sedikit berbasa-basi

"Ngegarap sawah" balas Dion tanpa berpaling ke Rion sambil mengerjakan tugasnya.

"Wih keren, nanem apa bro?" Tanya Arion tersenyum geli, hendak merecoki temannya yang sedang serius.

"Nanem otak lo! Si kunyuk bawel pisan" balas Dion sambil mengetuk kepala Arion dengan pulpen.

Arion hanya tertawa sebagai balasan. Ia segera mengeluarkan komik nya, hendak membaca komik yang kemarin sempat tertunda.
Dan akhirnya mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing.

Namun, ketika mereka sedang serius-seriusnya. Leo datang lalu menggebrak meja, membuat duo 'yon' hampir Terkena serangan jantung.

"Yon, itu temen lo?" Tanya Dion kepada Arion

Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang