Hari yang melelahkan (IX)

23 6 1
                                    

Aku semakin mengenali diriku sejak mencintaimu
Sejak hatiku memilihmu,aku diarahkan kepada hal-hal baik didalam kehidupan

-Arion Elvano Adikara-

Mungkin Arion memang harus banyak bersabar.

Lihat saja pemandangan yang ia lihat saat pertama kali membuka pintu rumahnya. Shean yang sedang menonton film menggunakan laptopnya dengan banyak sekali sampah tisu yang berserakan disekitar sofa.

Tidak ketinggalan juga kripik pisang ditoples yang Arion yakini berasal dari toples yang ada dikamarnya yang sudah disimpan aman dan tidak ada yang tau. Namun sekarang hanya tersisa serbuk-bubuknya saja.

Ayolah, itu adalah kripik pisang yang dibeli Arion ditoko langganan nya dan sekarang toko itu sedang tutup karena ada renovasi yang tidak tau kapan selesai.

"Ini kenapa bisa abis SHEAN!" gemas Arion sambil membuka lalu menunjukan toples itu kehadapan Shean. Demi apapun Arion kesal setengah mati dengan kakak nya yang satu itu.

"Ya gu--gua makan lah" Balas Shean dengan nada yang bergetar lalu mengelap matanya dengan tisu dan turun ke hidung.

Bukan. Shean bukan nangis karena takut kepada Arion atau merasa besalah karena menghabiskan keripik pisang Arion.

Shean menangis karena kapten Yoo meninggal saat bertugas,padahal ia sudah berjanji pada dokter Kang untuk kembali (Descendants of the sun episode 15) *mengenang song-song couple :V

"HUAAAAAA " tangis Shean semakin kencang karena film tersebut. Seakan ia merasa ditinggal mati seseorang.

"Lah? Kenapa nambah kenceng nangisnya?" Bingung Arion dengan Shean yang tiba-tiba menangis kencang.

Bukannya berhenti menangis, Shean malah semakin mengencangkan suara tangisnya,dan hal itu memancing keluarnya sang mama dari dalam kamar.

"Arion, kamu apain kakak kamu?" Tanya sang mama sambil berkacak pinggang lalu mendekat kearah Shean dan Arion.

"Dih, Arion gak ngapa-ngapain Shean" Sewot Arion tidak terima difitnah oleh sang mama.

"cup cup cup sayang" ucap sang mama duduk disamping Shean lalu memeluk Shean dan menepuk-nepuk kepalanya bak anak kucing .

Shean membalas pelukan mamanya lalu mengambil tisu mengelap air mata nya yang mengalir membasahi pipinya. Kemudian menangis lagi.

"DRAMA KALIAN SEMUA!" Teriak Arion tak tahan dengan drama antara mamanya yang sok tahu dan Shean yang lebay.

Arion segera membuang toples kosong yang sedari tadi ia pegang kearah sofa. Arion masuk ke kamar dan mengunci pintu lalu membuang tas nya disembarang arah.

Ia segera duduk disofa, sambil menenggak 1 gelas air putih yang tersedia di nakas lalu meletakan gelasnya kembali. Setelah itu ia menuju kamar mandi.

"Hari yang melelahkan sekali pemirsa!" teriak Arion didalam kamar mandi.

***

Pagi hari yang indah, dengan udara sejuk menenangkan pikiran. Jam masih menunjukan pukul 05.30 pagi,namun Sherly segera bergegas untuk berangkat sekolah. Dan sepertinya Ia akan menggunakan jaket dan masker hari ini.

"Hari yang melelahkan" gumamnya dalam hati

Sherly segera menuju halte dan mengantri untuk menaiki bus sambil bersenandung kecil mengikuti alunan musik yang berasal dari mp3 player milik bundanya.

Sherly sudah mendapatkan kursi di bus, matanya tertuju pada mp3 player mini yang ia keluarkan dari saku jaketnya lalu mengusap benda tersebut dengan pandangan kosong. Sherly jadi merindukan bundanya. Dulu bundanya dan dirinya sering sekali menyanyikan lagu yang diputar dalam benda ini.

Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang