Haruskah aku menyukaimu?
***Minggu pagi yang indah Alvina berlari kecil mengelilingi taman dengan semangat pagi dan senyum yang manis. Hari ini adalah hari untuk berolahraga dan bersantai selama seminggu melatih otak di sekolah.
Tak seperti biasanya jika hari minggu tiba Alvina hanya di rumah bersantai tapi hari ini hari yang sangat indah Alvina mencoba untuk keluar di pagi hari untuk berolahraga berlari kecil mengelilingi taman.
Di tempat itu sangat ramai di setiap Alvina berlari terdapat banyak orang yang sedang olahraga dan berbagai olahraga.
Alvina menghentikan langkahnya seketika melihat lelaki yang sedang duduk di kursi taman sedang memakai Earphone di telinganya yah dia adalah Alan si kakak kelas cuek atau dingin.
"Ngapain yah Aku berhenti? " Tanya Alvina pada dirinya di sertai senyum.
Alvina melanjutkan larinya dan melewati Alan tapi Alan tiba-tiba memberhentikan Alvina.
"Hey!" seru Alan.
Alvina berhenti kembali.
"ah? Kenapa? "tanya Alvina.
"sedang apa?" Alan bertanya balik kepada Alvina dan berdiri dari tempat duduk taman.
"sedang olahraga lah kak ngapain lagi? " jawab Alvina.
"Oh, baru hari ini gue lihat lo!" pekik Alan.
"yah.. Pengen aja hari ini olahraga." jawab Alvina bingung.
Alan kembali duduk di bangku taman.
"kenapa sih kak nanya gitu? " Tanya Alvina.
"Nggak papa, Gue baru lihat lo sih di sini!" Jawabnya dingin.
"Ya! " Alvina membalasnya dingin.
Alan tersenyum tipis mendengarnya.
Pada saat Alvina ingin melanjutkan lari paginya tiba-tiba Alan mendapat telfon dan tidak sengaja Alvina mendengarnya.
"ha? Perpustakaan bahagia pah Alan nggak tau. " jawabnya ketika dari sebrang telfon bertanya.
"Aku tau! " seru Alvina tiba tiba ikut campur dalam pembicaraan Alan di telfon.
Alan berbalik kepada Alvina dan menyelesaikan telfonnya.
"iya pah Alan tau."
Alan lalu menatap Alvina sehingga membuat Alvina malu dan menundukkan kepalanya.
"lo tau tempatnya? " Tanya Alan soal tadi Alvina ikut campur.
"yah Aku tau kak. " jawab Alvina mengangkat kepalanya.
"ikut aku" Alan berjalan menyuruh Alvina untuk mengikutinya dan Alvina pun menurutinya.
Mereka sampai di depan mobil putih milik Alan.
"masuk! " suruh Alan kepada Alvina.
"ha? Untuk apa kak? " tanya Alvina yang salah paham maksud Alan.
Alan menghembus kan nafasnya tajam.
"lo kan tau tempatnya ikut gue arahkan di mana perpustakaan bahagia itu. " jawab Alan langsung masuk kedalam mobilnya.
"oh kirain aku mau di bawa kabur. " gumam Alvina.
Alvina pun masuk kedalam mobil. Mereka pun pergi menuju perpustakaan bahagia.
Pada saat di jalan Alvina terus saja melihat ke jendela melihat lihat sekitarnya apa yang dilewatinya tanpa membantu Alan mengarahkan ke tempat itu.
"lo mau arahkan gue nggak sih jalannya?" tanya Alan kesal.
"terus aja kak jalannya nggak belok belok kok." jawab Alvina yang masih saja melihat ke arah jendela.
Tiba-tiba Alan memberhentikan mobilnya.
"lah kenapa berhenti kak? " Tanya Alvina bingung.
"lo turun aja,tadi lo bilang tinggal luruskan?" jawab Alan kesal.
Alvina berbalik ke arah Alan dengan santai.
"kak Alan maksud aku tuh yah lurus aja nggak ada belok beloknya karna di depan itu ada mall dan perpustakaannya itu ada di dalam mall." seru Alvina malas.
"kenapa nggak bilang dari tadi sih? Bikin pusing aja. " Alan melanjutkan perjalanan.
"yah Kak Alan nggak nanya di mana tempatnya, cuman nyuruh arahkan aja. " jawab Alvina kembali melihat ke arah jendela
Alan hanya diam tidak membalas ucapan Alvina.
Tidak lama kemudian merekapun sampai di mall, mereka pun turun dari dalam mobil.
"kak emangnya ada apasih? " Tanya Alvina.
"Ayah gue nyuruh gue beli buku, katanya besok tuh adek gue pulang dari singapura dan dia pengen gue beliin buku." jawabnya.
"buku apaan kak? " tanya Alvina.
"buku novel gtu yang kaya puisi lah kebanyakan dalamnya." jawabnya pusing.
"oh Aku tau kak dulu teman aku jga suka buku kayak gtuan. yaudah kak ayo kita kedalam aku yang cariin bukunya. " Alvina bersemangat 86.
Alan hanya diam melihat Alvina yang tiba-tiba semangat untuk mencarikan buku untuk adek Alan.
Di dalam perpustakaan Alvina berjalan mencari buku itu dan di ikuti dengan Alan yang juga mencari buku.
"kak emangnya adeknya kelas berapa sih? " Tanya Alvina yang tiba tiba berhentil.
Alan tidak sengaja menabrak Alvina dan mata mereka bertemu. Alvina begitu gugup dan canggung setelah menatap mata Alan.
"Ma ma af kak"
"kelas 10 kayak lo! " jawab Alan santai seperti tidak terjadi apa-apa.
"wah baguslah." seru Alvina.
"bagus apanya? " tanya Alan bingung.
"nggak papa kak" jawab Alvina canggung.
Seharian mereka bersama mencari buku walaupun situasi di antara mereka dingin dan biasa saja.
___
Malam hari Alvina duduk di depan meja belajarnya sambil menulis sesuatu di buku dairynya.
Hari-hari berlalu Aku bisa sedekat seperti ini denganmu
Aku dan kamu tidak sengaja berhadapan dan mata kita bertemu
Aku merasakan Hal berbeda bukan saat itu
Tapi dari awal aku melihatmu
Haruskah aku menyukaimu?Alvina berhenti menulis dan membacanya kembali.
"haruska Aku menyukaimu?, aneh si pria cuek dan dingin itu bisa membuatku seperti ini!" kata Alvina menatap buku dairynya.
🌸🌸🌸
Halo guys ini dia kelanjutan dari ceritaku dan ini bukan kisah nyata Alvina lagi ini adalah kisah dari imajinasi Alvina semoga kalian suka yah... Oh iya jangan lupa klik yang ada gambar bintang tuh dan tinggalkan komentar
Terimah kasih
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVINA
Teen FictionBintang Waktu Aku tertekan oleh waktu bisakah aku bertahan? Bintang yang kupilih ternyata salah dan inilah takdirku takdir hidup yang harus ku jalankan "Aku harus menunggu mu selama 6 tahun dan itu tidak muda tapi aku yakin kita bisa bersama menjal...