5

65 8 0
                                    

Alvina melamun di dalam kelas seorang diri sahabatnya Aini lagi sedang ada di dalam toilet tiba-tiba datang seorang perempuan tak di kenal datang ke kelas Alvina mencari dirinya.

"kamu Alvina yah? " tanya orang itu.

"iya, ada apa? " jawabnya bingung.

"kamu di cariin sama kak Alan. " ucap orang itu dan pergi begitu saja.

"ada apa yah kak Alan nyariin aku? " pikirnya dan keluar dari kelas mencari Alan entah tujuan mencarinya kemana.

Di taman, di kantin, di ruang guru Alvina sudah kesana mencari Alan kecuali ke kelasnya karna Alvina tidak mengetahuinya yang saat ini berdiri di depan kelas orang.

"huff... Kemana lagi aku mencarinya? "keluhnya " atau orang tadi ngerjain aku? " lanjutnya berfikir negatif.
"tapi masa iya kak Alan nyariin aku emangnya aku sedekat apa sama kak Alan?  Sampai di cari segala?."tanyanya pada diri sendiri.

Dan orang yang tadi pun datang lagi.
"hm.. Maaf kenapa kamu di sini? " tanyanya.

"aku sudah mencari kak Alan kesana kemari tapi aku tidak melihatnya."balas Alvina.

"kak Alan ada di kelasnya. " ucap orang itu.

"kenapa nggak bilang dari tadi sih—" pembicaraan Alvina berhenti ketika orang itu langsung pergi.
"ih aneh banget sih itu orang, mana aku nggak tahu lagi kelas kak Alan dimana. "lanjutnya meneruskan pencarian.

——

Di kelas Aini sudah kembali dari toilet dan dia tidak menemukan Alvina di dalam kelas hanya Reiyan yang ada di dalam kelas itu yang sedang memainkan handphonenya.

Tak tahu lagi Aini bertanya kepada siapa terpaksa dia bertanya kepada Reiyan.
"Reiyan! " panggilnya.
"Apa? " jawab Reiyan cuek.

Jika Aini tidak mencari Alvina dia lebih baik diam dari pada bertanya kepada Reiyan musuhnya itu.
"lo lihat Alvina nggak? " tanyanya.
"E-N-G-G-A-K" jawab Reiyan penuh penekanan.
Aini mengepalkan tangannya ingin rasanya menonjok muka sok kegantengan Reiyan itu tapu Ainu menahan amarahnya dan duduk diam di bangkunya sambil menunggu Alvina kembali ke kelas.

——

Alvina berdiri di depan sebuah kelas di lantai dua dia tadi bertanya kepada salah satu Anggota osis teman Alan yang di kenalnya menanyakan di mana kelas Alan berada dan disinilah Alvina berdiri.
Alvina ragu untuk masuk sesekali dia melangkahkan kakinya untuk masuk tapi kembali mundur lagi.

"andaikan aku punya nomor WA kak Alan udah dari tadi aku chat dia." keluhnya menatap pintu kelas itu.

Alvina menunduk sambil berfikir masuk atau tidak kedalam kelas itu,  tiba-tiba 'plak' ada yang memukul kepalanya dan menghadapkan kepalanya kedepan dan matanya menemukan si kakak kelas berkemeja hitam putih itu berdiri tegak nan tinggi di hadapannya.

"huff" Alvina menghembuskan Nafas.

"dari mana aja gue udah nunggu. " seru Alan.

"kak andaikan aku tahu kelas kakak udah dari tadi aku kesini." kata Alvina mengeluh dan merengek.

Alan tertawa mendengar ucapan Alvina merengek seperti ingin menangis.
"ok! Gue suruh lo kesini gue pengen ngajak lo ke pesta ulang tahun bokap gue." lanjutnya.

"Apa?  Kok aku sih kak?  Emangnya nggak ada cwek lain yang di ajak? " tanyanya penuh penekanan.

"eh!  Lo jangan ge-er dulu yah gue ngajak lo karna penampilan lo sangat di sukai sama bokap gue. " ucap Alan yang langsung duduk di bangku depan kelasnya .

"maksud kak Alan apa? " tanya Alvina berbalik ke arah Alan.

"lo tuh Alim pakaian lo tuh tertutup. " jawab Alan santai sambil melipat kedua tangannya di depan dada. "ngertikan?  Sepulang sekolah gue tunggu lo di parkiran. " lanjutnya sambil berdiri dari bangku itu dan langsung masuk kedalam kelasnya.

"kenapa harus aku sih?  Aku kan nggak suka tempat ramai kaya gituan pasti banyak orang. " ucapnya pergi dari kelas Alan.  "lagian kok aku nggak nolak yah? " lanjutnya.

Alvina memasuki kelas dengan cemberut dan duduk di bangkunya.
"vin kemana aja sih? " tanya Aini khawatir.

"sorry tadi aku dari kelas kak—" pembicaraannya Alvina terhenti pada saat dia melihat ibu marwah memasuki kelas.  "entar aja yah di lanjut ibu marwah udah ada tuh. " lanjutnya. Aini hanya tersenyum merespon Alvina.

Tring!!!!!

Bel pulang pun berbunyi.
Alvina menuju parkiran sekolah sesampainya di sana dia tidak menemukan sesosok Alan hanya mobil putih milik Alan yang sedang terparkir.
"ok lah aku yang nunggu. " batinnya.

30 menit berlalu Alvina menunggu Alan,  sekolah sudah sepih hanya tertinggal mobil milik Alan yang terparkir di parkiran.

"aduh aku bodoh banget yah di bikin nunggu gini. " ucapnya bersandar di mobil alan.

Alvina berbalik ke arah jendela mobil alan hendak untuk bercermin tapi dia menemukan sesosok Alan di dalam sedang tertidur di bagian kursi supir.
"ya Allah..  Kenapa aku nggak dari tadi nyadarnya kalau Alan nunggunya di dalam mobil. " pekiknya memukul dahinya.

Alvina berjalan menuju jendela yang dekat dengan Alan lalu mengetuknya berusaha membangunkan Alan.

Alan terbangun dan melihat Alvina sedang menatapnya dia kaget dan ingin berdiri tapi kepalanya terbentur dengan langit-langit mobilnya.

Alan keluar dari mobilnya sambil kesakitan memegang kepalanya.
"lo ngagetin gue. " sahutnya.

"maaf kak. " balas Alvina menahan tawa.

"ini sudah jam berapa sih?. "tanyanya sambil melihat jam tangan berwarna putih di lengannya.
"lo lama bangetsih gue sampai ketiduran nungguin lo." lanjutnya.

"maaf kak aku fikir kak masih di dalan,  kita impas ko kak sama-sama nungguin." jawab Alvina memainkan jarinya.

"ok lo masuk." suruh Alan masuk kedalam mobil.

Di perjalanan Alan fokus menatap ke depan menyetir mobilnya Alvina selalu bertanya "mau kemana? " tapi di hiraukan dengan Alan.

Setelah 20 menit perjalanan sampailah mereka di depan tokoh baju muslimah.

Alvina keluar dari dalam mobil kepalanya di penuhi pertanyaan untuk Alan.
"kak—" tanya Alvina kepotong.
"udah lo diam aja ikut gue masuk nggak usah banyak tanya. " seru Alan.

Saat di dalam tokoh Alvina melihat semua gamis yang sedang terpajang di sekelilingnya semua terlihat cantik dan mewah.

"mbak gamis yang saya pesan tadi mana yan? " tanya Alan kepada staf tokoh itu.

Staf itu memberikan Alan sebuah kotak persegi yang terdapat didalamnya gamis mewah.

"nih entar malam lo pake ini habis shalat isyah gue jemput lo di rumah lo." Alan memberikan kotak itu kepada Alvina.

Mereka pun keluar dari tokoh itu dan Alan mengantar Alvina pulang agar dia tahu rumah Alvina di mana.

****
Aku punya kata kata

Jadilah seperti paku meskipun dia selalu di injak dengan palu tapi dia tetap memperkuat suatu bangunan

Ini kata kata aku dapat di dalam buku catatan aku entah aku yang menulisnya atau Aku menyalingnya.

🌸🌸🌸🌸

Thank you for reading. ( Terimah kasih sudah membaca)  😂

Maaf telat untuk mengapdatenya untuk pembaca setia atau pembaca yang sudah membacanya mohon di klik bintang dan komen yah...

ALVINA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang