6

104 9 0
                                    

3 hati 3 jiwa
-
-
-
-

Malam begitu cepat Alvina yang sudah melaksanakan shalat isya buru-buru untuk memakai gamis itu, gamis mewah bagian bawahnya berbentuk payung berwarna pink bercampur hitam. 
Gamis itu sangat cocok di badan Alvina yang kecil.

Suara klakson mobil tersengar dari kamar Alvina, Alvina yang mendengarnya langsung buru-buru turung dari kamarnya yang berada di lantai dua dan menghampiri ibunya yang sedang berada di dapur untuk pamit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara klakson mobil tersengar dari kamar Alvina, Alvina yang mendengarnya langsung buru-buru turung dari kamarnya yang berada di lantai dua dan menghampiri ibunya yang sedang berada di dapur untuk pamit. Setelah pamit Alvina berlari menuju pintu rumah, pada saat dia membuka pintunya terdapat seorang pria sedang berdiri tegak di depan pintu rumahnya. Pria itu memakai jas berwarna pink bercampur hitam di bagian kantong dan lengannya seperti gamis yang di kenakan Alvina.

(anggaplah warnanya sama yah)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(anggaplah warnanya sama yah)

Alvina menatap pria itu dari arah sepatu yang dikenakannya hingga wajahnya dan Alvina terkejut itu adalah Alan yang sudah menjemputnya.

"ayo! " suru Alan yang berjalan duluan ke arah mobil, dan Alvina pun mengikutinya dengan berlari kecil sambil mengangkat gamisnya sedikit agar tidak keinjak.

Ketika di perjalanan tidak ada pembicaraan di antara mereka berdua semuanya diam dan fokus menatap ke jalan.
Alvina berfikir ini adalah yang ketiga kalinya dia menaiki mobil Alan setelah kejadian di taman dan tadi sore mereka tidak mempunyai hubungan sama sekali dikatakan temanpun Alvina tidak tahu.

"ini si kakak kelas susah banget di tebak apa maunya. " batin Alvina menatap Alan sekilas.

"lo sebentar kalau kita sudah di kantor bokap gue apa yang di katakan sama bokap gue lo bilang aja iya. " ucap Alan tiba-tiba memecahkan keheningan di atara mereka berdua tanpa basa-basi.

"ha?  Kak kalau dia ngomong yang aneh-aneh masa aku bilang iya. " protes Alvina.

"nggak bakalan lo nurut aja. " jawab Alan tanpa berbalik ke arah Alvina.

ALVINA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang